The Abandoned Child- Codependency (ketergantungan dalam hubungan)

27 3 0
                                        

Dulu aku kira itu cinta. Waktu aku rela ngorbanin semua demi dia. Waktu aku terus bilang iya, bahkan kalau hatiku bilang enggak. Waktu aku lebih mikirin dia daripada diriku sendiri. Aku kira... itu bukti sayang.
Tapi ternyata, itu namanya codependency. Ketergantungan. Dan itu bukan cinta—itu luka.

Aku baru sadar... aku terlalu takut sendirian. Sampai-sampai aku rela menahan semua. Rela dibentak. Rela disalahin. Rela jadi versi diriku yang nggak aku kenal, asal dia nggak pergi.

Waktu dia marah, aku minta maaf. Bahkan kalau aku nggak salah. Waktu dia cuek, aku makin nempel. Makin berusaha bikin dia nyaman. Padahal aku sendiri penuh luka. Tapi aku takut dia lelah. Takut dia nyerah. Takut dia bilang, "Kamu nyusahin."

Jadi aku jadi penyesuaian. Terus-menerus. Sampai aku lupa siapa aku sebenarnya.

Sampai pernah suatu malam, aku duduk di kamar, dan mikir: "Apa sih yang aku suka, selain dia?" "Apa sih yang aku lakuin, yang bener-bener buat aku?" Dan aku... nggak bisa jawab. Karena semua hal yang aku lakukan, semua hal yang aku pikirin... selalu tentang dia.

Tanpa sadar, aku bikin dia jadi pusat hidupku. Kalau dia senang, aku ikut senang. Kalau dia marah, aku merasa gagal. Kalau dia bilang aku merepotkan, aku langsung ngerasa nggak pantas hidup.

Aku gak pernah nanya ke diriku sendiri: "Kamu bahagia nggak sih?" Karena aku lebih fokus bikin dia bahagia.

Dan ironisnya, makin aku mengorbankan diri, makin aku kehilangan pegangan. Hubungan itu bukannya bikin aku tumbuh—malah bikin aku mengecil. Menyusut. Menghilang. Aku hilang di dalam orang lain, dan itu... menyakitkan banget.

Codependency itu kayak candu. Aku tahu itu nggak sehat, tapi aku tetap balik. Karena itu yang paling familiar. Karena jadi dibutuhkan itu rasanya kayak bukti kalau aku punya arti. Karena selama ini... aku ngerasa gak punya apa-apa selain jadi seseorang buat orang lain.

Tapi akhirnya aku sadar: ini bukan cinta. Ini ketakutan yang dibungkus kasih sayang. Ini luka yang aku bungkus pakai nama 'pengorbanan'. Dan aku nggak mau terus gitu.

Sekarang aku lagi belajar. Belajar bilang "tidak" tanpa takut ditinggalkan. Belajar ambil jarak tanpa ngerasa jahat. Belajar bahwa mencintai bukan berarti menghilangkan diri sendiri.

Dan yang paling susah: belajar bilang ke diri sendiri, "Kamu cukup, bahkan kalau nggak ada yang butuh kamu hari ini."

Kalau kamu juga ngerasa kayak aku—selalu lebih mikirin dia daripada diri sendiri, selalu takut kehilangan sampai lupa cara mencintai diri—mungkin ini waktunya pelan-pelan tarik napas. Dan tanya: "Aku siapa kalau aku gak jadi penopang orang lain?"

Karena kamu tetap kamu. Dan kamu berharga, bahkan kalau kamu cuma duduk, sendiri, dan tenang.

Dan cinta... cinta yang sehat, gak bikin kamu hilang. Tapi bikin kamu pulang—ke dirimu sendiri.

Inner ChildWhere stories live. Discover now