Part 11 - Serangan Di malam hari

Start from the beginning
                                    

"Memastikan mereka tidak melukai penduduk, itu penting."

"Lalu?"

"Lalu, aku akan kembali padamu."

"Kau janji?"

Kyran tersenyum. Ada kelembutan di pancaran matanya. Orang-orang yang mengenalnya tidak akan percaya bahwa kelembutan seperti itu bisa terukir di wajahnya. Ia menarik tubuh Naina mendekat padanya dan mencium sang istri di depan orang-orang yang memperhatikan mereka. "Aku janji," bisiknya.

Kyran memeluk dan mencium Naina lagi sebelum ia meninggalkan istri dan ibunya kepada Tala. Ia mempercayakan semuanya kepada prajurit handalnya itu.

Naina hanya bisa pasrah melihat kepergian Kyran. Entah kenapa perasaannya tetap tidak bisa tenang meskipun Kyran mengatakan ia hanya akan memastikan bahwa penduduk aman. Apa itu artinya Kyran akan meeyerahkan kerajaan kepada Zahra?

"Putri, sebaikanya anda duduk." Tala memanggil Naina dari lamunannya, lalu ia pun duduk di bebatuan yang cukup tinggi tempatnya duduk.

"Kau tidak perlu khawatir, Kyran pasti akan kembali pada kita." Zonya menenangkan Naina. "Dia selalu kembali padaku."

Naina memaksakan senyumnya. Ia tahu Kyran pasti akan kembali padanya, tapi firasat buruk yang ia rasakan, tidak bisa ia abaikan begitu saja.

"Tala, apa yang Kyran maksud dengan jika sesuatu terjadi kau tau apa yang harus dilakukan itu?"

Tala menatap Naina dalam diam. Haruskah ia meeberitahu putri yang sedang mengandung calon raja itu?

"Tala," desak Naina.

Tala mendesah. Ia mendongak ke atas sejenak, lalu kembali menatap Naina. "Jika fajar menyingsing dan Kyran belum kembali ke sini, maka kita harus pergi."

"Tapi."

"Putri, tidak ada yang perlu anda khawatirkan. Kami sudab memyusun strategi jika yang terburuk sekalipun terjadi. Ketika kita pergi dari sini, maka Panglima Kyran tahu dimana harus menemui kita, anda tenang saja."

Naina mau tidak mau harus pasrah. Ia mengangguk dan mempercayakan semuanya kepada Kyran. Kyran telah berjanji akan kembali padanya, maka ia akan kembali.

.
.
.

Kyran dan Khabib keluar melalui pintu rahasia dan mengintip di balik kegelapan. Persia menjadi terang karena api dan obor. Para prajurit yang menyerang lebih banyak dari yang ia kira. Sepertinya bukan hanya dari Mesir. Jika mereka melawan, maka sudah bisa dipastikan mereka akan mati. Jalan satu-satunya adalah kabur untuk kembali mengambil Persia.

"Pastikan prajurit yang lainnya melewati jalan rahasia kita," bisik Kyran.

Khabib langsung melesat setelah perintah itu. Kyran pun berlari ke lain arah untuk membantu prajurit yang mungkin tertangkap ataupun penduduk yang memerlukan bantuannya. Ia menyelinap ke rumah penduduk tanpa dilihat. Dirinya dikenal sebagai pangeran kegelapan karena caranya membunuh tidak pernah terlihat, maka inilah yang terjadi. Sekali ia berlari ia menebaskan pedangnya pada pasukan musuh yang menyerang penduduk.

Kyran berhenti di sudut jalan. Ia bersembunyi di balik tembok untuk melihat tiga pasukan musuh menahan seorang wanita dan dua anaknya yang masih kecil. Kyran mengambil anak panahnya sebanyak tiga buah dan membidik ketiga pasukan tersebut dengan ketiga anak panah itu sekaligus. Jaraknya cukup dekat, maka Kyran bisa memastikan. Bahwa ketiganya bisa mengenai sasaran dengan tepat.

Syuuutt.. slap...

Panah itu mengenai sasaran dengan tepat. Penduduk yang terkejut hanya bisa menoleh ke kiri dan kanan tanpa tahu darimana panah itu berasal.

WARLORD'S FATEWhere stories live. Discover now