Part 1 - Eye contact

51.5K 4K 147
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka. Hanya karangan aku doank, ga ada di sejarah manapun. Hehehehe

~o0o~

"Haaah.." Kyran menghembuskan nafasnya. Beban yang di tanggungnya saat ini sangatlah besar. Seumur hidupnya ia tidak pernah pergi, menjalankan tugasnya dengan membawa serta seorang wanita. Yah, meskipun salah satu jendralnya juga seorang wanita, tapi Kyran tidak pernah menganggapnya wanita. Wanita itu bisa dikatakan seorang laki-laki. Dia kuat dan cekatan, banyak prajuritnya yang kalah dalam permainan pertarungan yang sering di adakan ketika mereka dalam perjalanan perang. Ia pun sudah seperti sahabat,bahkan saudara laki-laki bagi Kyran.

"Wajahmu terlihat tidak bahagia, Kyran." Suara wanita yang baru saja ia pikirkan mengusik lamunannya. Kyran menoleh ke kanan, mendapati Tala, sedang menunggang kudanya di sebelahnya.

"Kapan aku pernah merasa bahagia?" tanya Kyran.

"Ketika memenangkan peperangan," jawab Tala.

Kyran tersenyum, senyum yg bisa diartikan sebagai tanda bahwa sang panglima sedang tidak ingin diganggu. Tapi, seorang Tala tidak pernah terusik dengan cara Kyran yang selalu tidak suka daerah pribadinya diganggu. Mereka sudah berteman jauh sebelum mereka mengenal kerasnya peperangan, mereka sudah mengalami banyak sekali rintangan dan perjuangan. Kyran memang lebih unggul darinya, menjadi panglima perang di usianya yang masih sangat muda, berbeda dengan Tala yang masih harus berjuang karena dirinya dianggap tidak layak untuk menjadi seorang prajurit. Tapi, berkat kegigihanya, Tala perhasil mendapatkan pengakuan dari sang Raja, dan ia pun dijadikan satu-satunya orang kepercayaan Kyran. Satu-satunya prajurit wanita.

"Apa menikah membuatmu benar-benar tidak bahagia? Sepengetahuanku, laki-laki biasanya akan sangat bahagia ketika menikah dengan wanita yang sangat cantik." Tala terus menyerang Kyran, yang selama 10 jam perjalanan mereka dari Persia hanya berdiam diri. Tidak seperti Kyran yang biasanya terlihat bersemangat ketika memimpin perjalanan perang.

Mendengar kata menikah, Kyran langsung tertoleh ke belakang. Pada punggung unta yang mengangkut tandu yang di dalamnya berisi seorang putri yang baru saja disahkan menjadi istrinya. King Dariush yang ia hormati, dengan besar hati memberikannya seorang istri, bukan hanya itu saja. Ia juga harus membawa serta putri itu saat ini.

Kyran menolak ide membawa putri Naina, tentu saja selain menghambat perjalnan mereka, Kyran tidak mau harus repot menjaga sang putri.

"Kau baru saja menikah, tentu saja kau harus membawa serta istrimu," ujar King Dariush saat itu.

"Tapi, paduka. Itu bisa menghambat perjalanan ke pantai timur."

"Nay, aku yakin mereka bisa mencium niat kita yang ingin menyerang kapal Mesir. Dengan membawa Naina, orang-orang mesir akan mengira perjalnan kalian hanyalah perjalanan untuk mengawal sang putri. Bukan penyerangan. Bawa serta istrimu, dan nikmati perjalananmu."

Seperti itulah, akhirnya Kyran pun pasrah dengan membawa serta istri barunya, dengan membawa hanya sedikit pengawal bersamanya agar mata-mata Mesir terkecoh, sedangkan 500 prajurit lainnya bergerak melewati jalur rahasia, yang dipimpin oleh satu lagi orang kepercayaannya, Khabib.

"Ini akan menjadi perjalanan yang paling melelahkan," dengus Kyran.

"Bukan, tapi perjalanan yang menyenangkan." Tala menimpali.

"Darimana kau berfikir ini akan menjadi perjalanan yang menyenangkan? Tidakkah kau terusik dengan ini semua? Kita bisa terlambat karena membawa beban di punggung unta itu. Kita terpisah dari Khabib yang membawa ratusan prajurit lainnya. Ini membuatku tidak tenang."

"Kau harus percaya bahwa Khabib bisa membawa prajurit-prajurit kita tepat waktu, dia jendral yang sangat kau percayai bukan? Lagipula, dengan adanya putri di punggung unta itu, akan membuat laki-laki disini akan merasa bahagia. Tidakkah kau lihat semua prajuritmu melonggokkan kepalanya dengan penasaran ke balik tandu itu?"

WARLORD'S FATEWhere stories live. Discover now