Part 11 - Serangan Di malam hari

36.3K 3K 114
                                    

Pengen bgt selesein ini cerita.. aah.. pengen bgt selesein semua cerita. Tp tgn cuma duaaa... padahal ide udah kebayang" sampe ending.. wkwkwkwkw..

Udahlaaah, happy reading ya.

@

Malam sudah larut, semuanya tidur dalam ketenangan dan kenyenyakan, tapi tidak begitu dengan Kyran. Meskipun ia berbaring dengan memeluk Naina, ia tetap belum memejamkan matanya. Tangannya mengusap-usap perut Naina yang sudah membesar. Sudah enam bulan berlalu sejak kedatangan Zahra, kehamilan Naina sudah menginjak lima bulan dan itu membuat Kyran tidak pernah bisa tidur nyenyak. Sepanjang malam ia akan terjaga karena menunggu kudeta yang berseteru untuk melawannya.

Ya, ia tahu itu. Ia tahu bahwa Zahra sedang mengumpulkan prajurit-prajuritnya yang di Mesir di suatu tempat. Hanya tinggal menunggu kapan mereka akan menyerang. Kyran tahu, dan dia tidak berdiam diri. Tapi, ia tidak menyiapkan prajuritnya untuk siap berperang. Ia memiliki rencana lain.

Telinga Kyran bergerak mendengarkan suara bergerak di sekitarnya. "Panglima, mereka datang." Bisikan itu pergi secepat datangnya tadi.

Kyran bangun perlahan dengan tangan mengusap rambut Naina. "Bangunlah, putri tidur. Kita harus pergi."

Naina membuka matanya terkejut ketika Kyran mengangkat tubuhnya dengan mudah ke dalam gendongannya. "Apa yang terjadi?" bisiknya.

"Penyerangan," jawab Kyran cepat. Kakinya melangkah menuju tembok yang berada di kamar itu dan mendorongnya kuat. Seketika Naina berada di dalam ruangan dengan lorong panjang dan gelap. Ruang rahasia?

"Kau bisa berdiri?" tanya Kyran.

Naina mengangguk, lalu Kyran menurunkkannya secara perlahan. Ia mengambil obor yang belum menyala dan dalam waktu singkat dan entah seperti apa ia menyalakan obor itu.

"Berpegangan padaku." Kyran memerintahkan.

Naina mengangguk dan mengapit tangannya di lengan Kyran. Matanya menatap lurus ke depan..berhati-hati ketika ia menuruti banyak sekali tangga. Takut karena suasana di lorong itu begitu gelap dan dingin. Sebenarnya mereka menuju kemana?

Suara gaduh dan orang-orang berteriak terdengar dari kejauhan. Kyran mendongak ke atas, tapi ia tidak memelankan langkahnya. Kyran mengulurkan sebelah tangannya di pinggang Naina dan mendekapnya erat di tubuhnya.

Lorong itu tidak lagi menurun dan sempit, melainkan melebar di sebuah persimpangan. Ada rintik-rintik air yang berjatuhan di atas mereka. Di depan sana, Naina bisa melihat beberapa orang. Ah lebih tepatnya tiga orang. Zonya, Tala, dan Khabib.

Zonya langsung memeluk Naina setelah mereka mencapai mereka. Khabib langsung membungkuk hormat lalu menoleh pada Kyran. "Seperti yang anda perkirakan, jumlahnya lebih banyak dari prajurit kita."

Kyran tersenyum masam. "Dia benar-benar ingin menaklukkan Persia. Kenapa aku tidak terkejut?"

Kyran menyipitkan matanya sambil terus menatap ke atas. "Kita harus memastikan mereka tidak melukai penduduk, pastikan semua siap untuk kabur. Kita akan menyerang mereka kembali jika waktunya tiba karena kita butuh tambahan prajurit. Akan butuh waktu lama, sementara itu biarkan mereka merasa menang. Kami akan keluar untuk memastikan daerah mana saja yang berhasil mereka taklukkan. Tala, jika sesuatu terjadi kau tahu apa yang harus dilakukan. Sekarang..."

Greepp..

Suara Kyran terhenti ketika merasakan cengkraman kuat pada baju bagian depannya. Kyran menunduk dan menatap mata indah milik Naina. Wajahnya sarat akan kekhawatiran, dan dia tidak menutupi rasa takut dan bingungnya.

Kyran menarik tangan Naina dan membawanya ke wajahnya dan menciumnya. "Kau aman bersama Tala."

"Kau akan pergi kemana?"

WARLORD'S FATEWhere stories live. Discover now