Waktu itu sekitar pukul sebelas siang, cuacanya betul betul panas sampai Doyoung bisa mengatakan kalau kepalanya terasa mendidih dan beruap dengan tetes tetes embun di seluruh wajah terutama kening dan lehernya
Jadi karena keadaan itu Doyoung memaksakan kakinya untuk keluar dari apartemen yang lantainya bahkan bisa memanggang daging sampai matang. Karena sial ac di apartemennya mati dan belum sempat di perbaiki
Doyoung memilih mampir ke minimarket untuk membeli ice cream sekalian ikut mendinginkan tubuh disana
Mengambil sekitar lima bungkus ice cream, ketika membayar Doyoung sempat berpapasan dengan sepasang kekasih yang bergenggaman tangan
Ia sempat bertukar tatapan dengan si lelaki, namun bergidik dan memilih buru buru membayar ice cream nya di kasir
Sepanjang perjalanan pulang Doyoung masih mengingat ingat apakah ia pernah bertemu dengan pria tadi atau tidak
Karena ia merasa agak tidak asing dengan wajahnya, entahlah di mana, siapa atau bagaimana mereka pernah bertemu tapi ia hanya merasa pria itu agak tidak asing. Meski ia sendiri tak yakin apakah mereka benar benar pernah bertemu atau hanya de javu tidak jelas
Doyoung terkejut sampai ice cream nya jatuh mengenaskan saat seseorang tak sengaja menyenggol bahunya
Mendengus berbalik berniat memarahi siapapun yang menabraknya tanpa permintaan maaf, tetapi pria tadi yang sebelumnya ia temui bersama sang pacar di minimarket ada di hadapannya
Mereka berdua bertatapan lagi, Doyoung meringis saat sesuatu melilit jari kelingkingnya
Pria itu tidak mengatakan sepatah kata apapun dan bergegas pergi seperti orang sedang marah.
Ia mengusap jari kelingkingnya yang terasa agak perih, meski tidak apa apa disana tapi ia yakin sesuatu mengenai jarinya sebelumnya.
Doyoung bergidik dan pulang ke apartemen setelah dirasa tubuhnya sedikit lebih mendingin dari sebelumnya.
Tidak banyak yang bisa ia lakukan di keseharian sebagai perantau di kota besar, ia hany tiduran di apartemen, menulis beberapa part untuk bukunya, sesekali menerima telfon penerbit kalau novelnya akan di cetak ulang untuk ke sekian kali
Membalas beberapa pengkritik buku, menandatangani buku buku dari penggemarnya atau sesekali pergi ke pub dan mabuk kalau sedang tidak punya ide untuk menulis apapun
Doyoung baru menyelesaikan novel misteri nya lagi, ia berkali kali diminta penerbit untuk mencoba menulis novel romansa karena hal itu sedang tren belakangan ini
Dengan mata berputar dan sedikit ogah ogahan Doyoung asal menyetujui untuk membuat buku semacan itu. Karena selama ini ia di kenal sebagai penulis di bidang misteri atau horor
Setelah menyelesaikan buku misteri ke tujuhnya, Doyoung membuka pintu balkon untui mencari udara segar. Selama ini ia tak pernah menulis novel semacam itu karena ia belum pernah berpacaran atau jatuh cinta sama sekali
Doyoung tak bisa menggambarkan manusia yang sedang jatuh cinta atau berbunga bunga atau menggambarkan adegan sepasang kekasih yang sedang jalan berdua di malam minggu.
Jadi untuk sedikit referensi untuk pertama kalinya Doyoung mendatangi tempat dengan pasangan yang sedang memadu kasih hampir di setiap sudut
Ciuman, ciuman dan ciuman lagi hanya itu yang Doyoung lihat selama berjalan sendirian disana. Dan itu malah membuatnya menyadari betapa sepi hidupnya selama ini
Doyoung terkejut saat lagi lagi pria yang ia temui di minimarket ada disana, tapi kali ini dia sendirian. Mereka berpapasan lagi, bertemu tatapan lagi
Dan lagi Doyoung melengos karena merasa kebetulan ini terlalu mendadak datang padanya. Ia menengok ke belakang, sial. Pria itu juga melihat ke arahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story (Jaedo Oneshoot Collection)
Fanfiction_____________ This is our love, our story, our world baby
