"Jeffrey!"
Pagi pagi sekali suara nyaring bak petasan itu mendengung di telinga Jeffrey, ia mendecak. Mencoba menghiraukan dengan terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun pada Dimas. Yang kini mengintilinya bak anak kucing
"Jeffrey ih gak sopan tahu ada yang manggil tapi gak jawab."
Suara Dimas terdengar lagi, kali ini Jeffrey melihat lelaki itu mencebikan bibir. Membuat Jeffrey merotasi matanya malas
"Jeffrey, tungguuiiin." Dimas merengek, membuat Jeffrey mempercepat langkah sampai benar benar tiba di ambang pintu kelasnya
"Jeff—"
"Mau Lo apa sih?!" Dia mendecak, memutar tubuh lalu menatap tajam Dimas yang berdiri menjulang dengan wajah cerah
Mata lelaki itu berbinar, bulat dan pipinya nampak agak memerah. Entah mau atau karena apa dan bib— Sial! Kenapa Jeffrey malah mengagum si aneh itu sih?
Dimas tersenyum lebar, ia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Bukannya takut melihat tatapan setajam itu dari Jeffrey ia malah terpesona, ugh Jeffrey tampan sekali jika sedang begini
"Bekel buat kamu!" Ia berseru riang, menyodorkan kotak makan berwarna biru langit dengan senyum yang masih tak lepas juga
Lantas Dimas makin memerah setelahnya ketika Doni tiba tiba datang sembari bersiul, mengucapkan— "Wiss udah di apelin aja Ama gebetan nih."
Jeffrey mendengus kesal, merebut bekal makanan yang terulur pada lalu melempar acuh pada Doni serta Yudha di belakang "Lo pasti belom makan kan? Tuh ambil." Kemudian masuk begitu saja tanpa melirik Dimas sedikitpun
Dimas mencebik sebal, menatap Doni dan Yudha dengan wajah aneh berdiri bak orang linglung di sampingnya "Abisin aja ya, sayang kalo di buang Jeffrey nyebelin!"
Kemudian remaja itu melangkah pergi, dengan langkah terhentak dan sumpah serapah meluncur dari bibir berbentuk hati miliknya
Yudha merebut kotak makanan itu dengan cepat, masuk ke dalam dan duduk di samping Jeffrey yang menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan
"Hehehe lumayan makanan gratis." Yudha tertawa puas, Doni menyusul "Bagi anjirr."
Wangi nasi goreng panas dengan telur mata sapi utuh menyeruak mengisi seluruh kelas itu, Jeffrey agak tergugah. Belum lagi tadi pagi ia memang melewatkan sarapan
Sedikit banyak merasa lucu melihat bekal bak anak anak yang di berikan Dimas, nasinya di bentuk bak kepala panda dengan telur mata sapi tergulung dan hiasan lain dengan rumput laut dan sedikit sayuran
Dia mengerjap, menggeleng kecil. Tadi itu dia memikirkan apa sih? Cih pasti rasanya tidak enak, hambar. Jeffrey yakin
"Iiiiih lucu banget ini kaga tega gue makannya." Doni memekik, melihat bentuk lucu dari bekal itu
Yudha menggeleng, mengangkat sendok bekas seblak kemarin siang "Gua makan duluan."
Lelaki itu bergumam puas ketika lidahnya terasa dimanjakan oleh rasa nasi goreng buatan Dimas yang terasa berbeda
Doni ikut menyantap, kedua orang itu dengan khidmat menikmati "Lo yakin kagak mau? Enak banget serius dah, ini si kaya masakan Restoran bintang lima."
Jeffrey mendengus, tak habis pikir melihat antusiasme kawannya itu "Ya dia beli kali ke Restoran."
"Apapaun itu, Lo bakal nyesel gak kebagian nasi gorengnya."
YOU ARE READING
Our Story (Jaedo Oneshoot Collection)
Fanfiction_____________ This is our love, our story, our world baby
