Who is him? || Chapter 1 🚨🚨

2 0 0
                                        

Lelaki itu dengan lihai mengayunkan samurainya dengan kecepatan kilat ke arah kepala pria pria cabul di hadapannya hanya dengan jangka waktu sepuluh detik. Kepala pria-pria tersebut bergelinding di atas tanah. Raga-raga kosong itu pun runtuh tak berdaya. Kain yang melapisi tubuh lelaki itu dengan sempurna pun sudah berlumuran darah akibat cipratan dari raga-raga kosong di hadapannya.

Sosok itu pun membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Rinelle. Netranya tajam, setajam silet. Rahangnya tegas. Bibirnya indah. Banyak hal tentang sosok itu yang berhasil menarik perhatian Rinelle.

"Lo gapapa?" Tanya lelaki itu.

Rinelle pun merasa kebingungan, mengapa lelaki itu malah menanyakan kondisinya. Padahal lelaki itu tampak siap membunuh ia kapan saja ia inginkan.

"Gue Daniel. Gue ga bakal nyakitin lo, tenang aja." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya yang berlumuran darah.

Lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal karena tidak kunjung mendapatkan respon uluran tangan oleh lawan bicaranya. Seakan-akan ia sangat gugup saat berhadapan dengan gadis yang saat ini berada di depan matanya.

-

Tak lama kemudian, sirine polisi mulai terdengar mendekati mereka. Sosok di depannya itu tampak sangat kebingungan, namun Daniel pun akhirnya menyeret Rinelle untuk mengikutinya menjauh dari lokasi itu sekarang juga.

"Ikut gue kalo gamau jadi tersangka," ucapnya.

Daniel pun menginstruksikan Rinelle untuk memanjat tembok pembatas di belakang mereka. Rinelle benar-benar tidak memiliki keahlian bela diri, apalagi untuk memanjat bangunan seperti ini.

Ia pun mencoba sebisanya, sampai kakinya tak sengaja tergelincir dan ia jatuh dari tembok yang lumayan tinggi itu. Daniel yang menunggu serta mengawasi Rinelle dari bawah pun bergerak cepat untuk menangkap tubuh Rinelle. Dan sesuai yang ia harapkan, tubuh mungil Rinelle jatuh sempurna di dekapannya saat ini.

"Makanya jangan ceroboh... ayo gue bantu," ujarnya mengingatkan.

Daniel pun membantunya perlahan untuk memanjat sebelum para polisi itu sampai ke lokasi mereka saat ini. Tangan yang berbau anyir itu kini menggenggam tangan Rinelle erat seolah takkan pernah ia lepaskan sampai kapanpun. Ia menuntun gadis yang ia genggam dalam dekapannya itu dengan penuh perhatian.

Setelah memastikan Rinelle sudah berada di puncak, Daniel pun bergegas membawa Rinelle pergi dari sana. Mereka mulai berlarian di atas bangunan-bangunan di sekitar mereka.

"Lo yakin ini aman? Kalau jatuh gimana!?" Cemas gadis itu.

Daniel pun tetap berlari sambil menggenggam tangan gadis itu kuat. Ia berusaha menjaga keseimbangannya agar mereka berdua tidak jatuh dari atas bangunan-bangunan itu.

"Udah, selama lo sama gue, jangan khawatir." Yakinnya penuh.

Mereka pun akhirnya berhenti di sebuah bangunan tua yang terbengkalai. Sepertinya bangunan itu sudah ditinggalkan oleh pemiliknya dari puluhan tahun yang lalu, karena bangunan itu tampak sangat tidak layak untuk ditinggali.

Jujur, Rinelle merasa tidak nyaman dengan hal seperti ini. Ia tahu pasti, semakin dalam ia tahu tentang latar belakang lelaki di sampingnya ini, semakin tinggi resikonya akan masuk ke dalam jurang yang dibuat oleh lelaki itu.

"Eum... gue juga harus masuk? Engga dulu deh kayaknyague mau pulang aja..." Ragunya.

Mendengar itu, Daniel merasa sangat kecewa. Namun di sisi lain ia juga khawatir bahwa Rinelle akan terlacak oleh para polisi.

"Mending lo masuk dulu deh. Soalnya mereka bisa aja nyari lo juga dan gue ga mau sesuatu terjadi sama lo, ya..?" Bujuk Daniel mencoba meyakinkan.

Rinelle berusaha mempertimbangkan ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Daniel. Masuk akal bahwa saat ini Rinelle juga sedang dicari oleh para polisi karena saat itu ia juga berada TKP. Namun akhirnya ia memutuskan untuk ikut melangkahkan kakinya ke dalam bangunan terbengkalai itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crime || 🚨🚨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang