Prolog || Chapter 0 🚨🚨

5 0 0
                                        

"Jangan pergi sendirian sumpah, di daerah sini tu rawan.." ucap Eshter

Gadis itu sangat khawatir dengan keamanan sahabatnya itu, jalanan ini sangat melekat dengan berbagai kasus kriminal seperti pelecehan, pemerkosaan, bahkan pembunuhan, terlebih lagi disaat matahari sudah mulai tenggelam.

"Tapi ini penting Eshter! Ga mungkin kan gue ngerelain hasil kerja part time gue padahal sambil kuliah?" Bantahnya. Ia tidak mau uang yang sudah ia kumpulkan dan ia hasilkan dengan jerit payahnya hilang sia sia hanya karena kecerobohannya. Tanpa pikir panjang pun, Rinelle akhirnya memutuskan untuk kembali ke jalanan sempit yang tadi ia dan Eshter lewati.

"Disini ga ya... kok sepi bgt gak kaya tadi.." ucapnya ragu.

Tiba tiba, ada suara aneh yang terdengar dari arah belakang-nya, ia memiliki firasat yang aneh, entah kenapa ia merasa tidak aman sama sekali. Dan benar saja, saat ia berbalik badan, ia sedang di kepung oleh beberapa pria dengan wajah yang cabul sedang berjalan mendekat.

"Mau kemana cantik? Om gak bakal kasar sama kamu kok~" ucap Salah satu pria.

Rinelle pun hanya terdiam sambil melangkahkan kakinya ke belakang dengan perlahan. la tak tau harus berbuat apa saat ini karena semua alat perlindungan dirinya berada di tas yang saat ini sedang ia cari. Kaki panjangnya bergetar hebat karna anxiety disorder yang ia idap.

"Mbak cantik jangan takut, kita gak ganas kok~"

Saat ini Rinelle dibuat lebih panik lagi karena kenyataannya saat ini punggungnya sudah bertegur sapa dengan tembok. Ia pun tidak mempunyai cara untuk melarikan diri dari para pria cabul yang mengepungnya sekarang karna ia tidak memiliki keahlian bela diri.

"Siapapun.. Tolong... " ucapnya lirih.

-



-




-




Tak ada semenit kemudian, Seorang lelaki muncul dari puncak tembok di belakang Rinelle dan mendarat tepat di hadapan Rinelle. Seorang sosok pria? yang memakai hoodie hitam yang menutupi seluruh tubuhnya nya. la membawa samurai yang tampak sangat tajam dan mengkilat. Melihat itu, Rinelle semakin panik. "Apakah lelaki itu ingin membunuhnya juga?" Batinnya.



-






-




Saat ini tubuhnya sudah tak dapat ia kondisikan lagi, ia sangat ketakutan. Namun di sisi lain, ia sudah pasrah karena ajalnya benar benar sudah ada di depan matanya.
Namun dugaannya salah, lelaki yang membawa samurai itu berbalik dan menghadap ke arah pria pria cabul itu.

Crime || 🚨🚨Where stories live. Discover now