Part 8. Beruang Mesum

159K 10.9K 152
                                    

REPOST 240621

===

===

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tuhan, jika ini mimpi maka bangunkan aku sekarang. Jika ini nyata maka aku akan ...

"Aaaaaaaa!!! Om mesuuummm!!" teriakku sambil memukul-mukul dadanya. Aku yakin mukaku sudah lebih merah daripada tomat busuk. Apa-apaan itu tadi??

"Chérie... Chérie...Tenang! Dengarkan aku!" Dia menangkap kedua tanganku yang masih lincah menari di dadanya.

"Apalagi yang mau lo bilang??" Sentakku tajam hingga aku berhasil melepaskan kedua tanganku yang digenggamnya. "Gue. Benci. Sama. Lo!!" aku berlari dan meninggalkannya masuk rumah, langsung masuk ke kamarku yang memang disediakan di rumah ini. Tak kupedulikan Aunt Merry yang memanggilku.

Aku langsung mengunci kamarku dan berlari ke kamar mandi. Kugosok bibirku dengan kasar. Tidak cukup dengan itu, aku menyikat gigiku dengan sikat gigi baru yang ada di sana, cepat-cepat. Aku tidak ingin bekas bibir orang itu ada di bibirku. Setelah itu aku berdiri di bawah shower. Mengguyur badanku lengkap dengan pakaianku.

Dasar Max brengsek! Asshole!! Jerk!! He stole my first kiss!!! Siaaaaaaallllll.

Satu jam kemudian aku keluar dari kamar mandi dengan bibir membiru. Double sial! Aku lupa aku tak punya baju lagi di rumah ini. Karena malas keluar, aku langsung menyusupkan badanku kedalam selimut tebal. Bathrobe ini sudah cukup kupakai tidur malam ini.

Ponselku berdering di atas nakas. Tanpa melihat siapa yang menelpon aku menggeser tombol hijau. "Hallo," ucapku serak.

"Adri, kamu sakit??"

"Steph! Enggak, aku baik-baik aja. Baru bangun tidur," dustaku.

"Dasar kebo!"

Aku terkekeh. "Kenapa nelepon aku?" tanyaku kemudian.

"Emang nggak boleh? Kamu kan calon adik iparku."

Akhirnya aku tertawa ngakak. Itu adalah lelucon favorit kami.

"Kamu putus sama Marcell?" tanyanya kemudian dengan suara yang sangat lembut. Jenis suara yang sangat jarang ia pakai jika berbicara padaku.

Tawaku hilang seketika. Bayangan hari itu kembali berlarian di kepalaku. Ketika aku melihat Marcell dan Sasha ...

"Dri?"

"Kenapa bisa menyimpulkan seperti itu?"

"Come on! Aku udah kenal kamu dari orok. Kamu nggak bisa bohong sama aku. Kamu nggak mungkin tiba-tiba pulang kalo nggak ada apa-apa. Dan lagi, akhir-akhir ini aku lihat Marcell sama Sasha selalu berdua."

Aku menghela napas panjang. Pasti sekarang semua orang tahu aku hanyalah bahan taruhan. "Jadi hot gossip ya?"

"Ya, kira-kira begitulah. Jadi bener dia cuma jadiin kamu bahan taruhan?"

Mr. Ice (Sudah Cetak & Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang