Part 1. Cinta Itu Buta

320K 12.8K 224
                                    

REPOST (050521)


====

====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Adriiiiiiiiii!!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adriiiiiiiiii!!!!"

Suara cempreng bin rombeng itu terdengar tepat di lubang telingaku, membuatku yang sedang terlena di alam mimpi tiba-tiba terlonjak bangun dengan terkaget-kaget, dan kudapati dua nenek lampir berwajah bak malaikat yang cengengesan tanpa dosa di tempat tidurku.

Mereka adalah duo kembar rese, Vania dan Tania. Gadis berparas secantik bidadari tetapi bertingkah layaknya preman pasar yang super barbar, satu lagi makhluk barbar lain yang aku yakin akan segera masuk ke kamarku.

Satu...

Dua...

Ti...

"Adrienneeeeeeee!!!!"

See...

Ini wanita cantik barbar yang ketiga. Stephanie. Jadi mereka bertiga ini adalah sahabat-sahabat terbaik namun juga termenyebalkan yang pernah aku miliki. Si kembar, Tania dan Vania, dan Stephanie. Kami berempat sudah bersahabat bahkan semenjak kami masih memakai popok. Keluarga kami tinggal berdekatan di pulau Bali, tempat kami tinggal sejak masih kecil. Sekarang, aku dan ketiga sahabatku tinggal di Jakarta setelah diterima di salah satu universitas negeri di kota ini.

"Ngapain sih kalian di sini? Ini hari libur. Bisa nggak kalian nggak gangguin aku sehari saja," gerutuku sambil meringkuk lagi di balik selimut. Hari Sabtu, bagiku adalah hari di mana aku bisa tertidur sampai puas. Dan biasanya, 'acara' rutin itu tidak pernah mengalami gangguan berarti kecuali jika ada gangguan dari tiga nenek lampir dari gunung Merapi yang bisa tiba-tiba menyerbu masuk ke kamarku seperti yang terjadi pagi ini.

"Ishhh! Males banget sih jadi cewek. Ini udah jam sembilan, Adri, dan ini hari Sabtu," kata Steph sambil menarik selimutku.

Aku memandang Stephanie yang berdiri menjulang di hadapanku, "And then?"

Lalu dua kepala muncul di sampingnya, dan mereka bertiga berteriak bersamaan, "It's girls time!!"

Aku mengerang. Aku membenci hari khusus cewek-cewek yang mereka ciptakan ini. Hari Sabtu bagi mereka berarti mall dan salon. Dan aku jelas-jelas membenci dua tempat itu. Oke, di antara kami berempat, memang hanya aku yang tidak suka pergi ke salon ataupun berbelanja seperti mereka karena aku yang paling tomboy. Aku tidak suka berdandan apalagi memakai rok seperti mereka. Karena itulah, mall dan salon adalah tempat terlarang bagiku.

Mr. Ice (Sudah Cetak & Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang