11 ; The Awaited Explosion

Comenzar desde el principio
                                        

Setelah anting-anting itu terpasang, kini Jaeyi lanjut memasang kalung nya, melingkarkan rantai putih mengkilat itu di leher Seulgi yang jenjang.



"Sangat cantik.." bisik Jaeyi di depan wajah Seulgi, memandang ke arah bandul kecil yang bersinar di atas kulit gadis di depannya.

Jaeyi membelai pipi Seulgi lembut, memaksa gadis itu untuk membalas tatapannya. Seulgi mendongak, mata mereka bertemu. Mata Jaeyi yang gelap, kini seperti sedang mengulitinya.

"Kamu yang cantik begini, aku jadi tidak ingin mempertontonkanmu pada dunia."

Suara Jaeyi pelan, dia ingin Seulgi mendengar pujian darinya dalam jarak dekat, ingin Seulgi memahami kalau dia bersungguh-sungguh saat mengucapkannya.

Tidak tau sejak kapan, tangan Jaeyi sudah berada di pinggang Seulgi, menarik nya lebih menempel padanya. Wangi Seulgi yang seperti manis dan segar, menggelitik di hidung Jaeyi.

Jaeyi kemudian membawa Seulgi ke pelukannya. Dagu Jaeyi kini bertengger di bahu kiri Seulgi, memeluknya dengan erat.


"Tapi hari ini kamu harus kupamerkan."
"Dunia harus tau kalau kamu akan jadi seseorang yang akan mendampingiku nanti."

Jaeyi mundur sedikit. Kedua tangannya berada di bahu kanan dan kiri Seulgi, merematnya, tidak terlalu kuat, tapi terasa tegas.

"Hari ini hari yang penting."
"Kita harus membuat satu dunia percaya kalau kita adalah pasangan yang paling serasi. Disana kamu akan bertemu keluarga ku untuk pertama kali. Media sudah pasti diundang, karena ini adalah perilisan bisnis baru."

Jaeyi merapikan poni Seulgi, tersenyum dengan lembut, menenangkan gadis di depannya yang terlihat agak gugup.

"Setelah ini nama mu akan disebut-sebut di belakang namaku."

"Percaya dirilah. Tersenyum untukku, disampingku. Semua orang akan terkejut dengan keberadaanmu di sampingku, dan itu akan jadi sebuah kehebohan yang luar biasa."

"Yang harus kamu lakukan adalah, tetap bersamaku, menjadi senjataku. Ingatlah bahwa kamu adalah senjataku. Lakukan yang terbaik untuk itu."

"Aku percaya padamu."

Kali ini Jaeyi meraih dua tangan Seulgi, menggenggamnya erat. Jaeyi memberikan tanggung jawab yang besar untuk Seulgi. Jaeyi sudah mengatakannya pada Seulgi sebelumnya, soal menjadi senjata terbaik untuk pembalasan dendam pada ayah nya.

Tapi Seulgi, dia tidak pernah diberitau dengan jelas, pembalasan dendam seperti apa, dan untuk apa. Yang dia tau hanya ini menyangkut ibunya.


Atas dasar penasaran yang belum terbayar, Seulgi kembali bertanya.

"Aku harus menjadi senjata mu untuk dasar apa? Bolehkah aku tau dulu jelasnya seperti apa?" Meski ragu, Seulgi berhasil bertanya pada Jaeyi sambil menatapnya.

Sementara itu Jaeyi terkekeh pelan,
"Itu akan menjadi kejutan..."
"Hari ini kamu akan mendengarnya sendiri. Tidak dariku, tapi dari orang lain."

"Huh?" Untuk kesekian kali Seulgi kembali dibuat bingung.


Tangan Jaeyi kembali ia arahkan ke wajah Seulgi yang terlihat penuh tanda tanya. Jaeyi mengusap pelan pipi Seulgi, berhati-hati agar tidak merusak make up yang sudah susah payah Seulgi lukis di wajahnya sendiri.

"Hari ini Kamu akan mengerti kenapa aku membutuhkanmu, kamu akan mengerti kenapa kamu harus menjadi senjataku."

"Kamu akan mengerti semuanya, bukan dari mulutku. Tapi dari orang-orang, dari pelaku-pelaku yang selama bertahun-tahun telah sukses merusak hidupku."

Chained - JaeSeulgi (M)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora