Seulgi tidak pernah berpikir bahwa suatu hari hidupnya akan menjadi seperti ini dibawah kuasa orang lain. Cinta yang menyesakkan yang dia terima dari Jaeyi membuat dia menyadari kalau itu terlalu berat untuk dia tanggung. Kadang kala dia bertanya pa...
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Page color : black Font size : Smallest one (Tekan Aa- sampai full) Font : Serif
⚫️Chained⚫️
.
.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
.
.
Seulgi bergerak gusar di kursinya. Ada tali yang melilit, melingkari badannya. Gadis itu menatap kesal pada pria muda di depannya. Badannya penuh tato, bertampang preman dan bertingkah sangat menyebalkan. Pria itu tertawa remeh melihat Seulgi yang berkali-kali berteriak minta dilepaskan.
"Lepas tali nya! Aku tidak ada urusannya dengan hutang-hutang yang Ayahku pinjam padamu!"
"Tidak ada urusannya?" Tanya pria itu. "Kau tuli atau apa??"
Pria itu mendekat pada Seulgi dan duduk di depannya.
"Hey! Siapa namamu?" "Ah.. tidak penting. Nona Woo.. ayahmu itu membawa pergi uangku dan itu tidak dalam jumlah yang sedikit! 200 juta won! kau tau kan sebanyak apa 200 juta won itu?! Aku sudah bilang padamu kalau dia janji akan membayarkan hutangnya semalam. Tapi yang kudapati adalah ternyata dia justru kabur dan menghilang. Aku sudah mendatangi rumahnya dan dia meninggalkan surat di depan rumah yang mengatakan kalau kau.."
"........"
"KAU! yang akan bertanggung jawab membayar hutangnya! Aku? Aku tidak peduli kau mau atau tidak! Yang jelas aku hanya mau uangku kembali!"
Seulgi menggeram tertahan. Dia benar-benar membenci ayahnya. Kenapa orang itu terus menghancurkan hidupnya tanpa usaha?
Memangnya uang yang Jaeyi berikan padanya kurang atau bagaimana? Seulgi memang tidak tau dengan pasti berapa jumlah yang Jaeyi dan ayahnya sepakati, tapi Seulgi sangat yakin kalau itu tidak sedikit. Otaknya memaksa percaya bahwa tidak mungkin uang yang ayahnya terima adalah uang dalam jumlah yang sedikit, mengingat dirinyalah yang menjadi imbalannya.