Seulgi tidak pernah berpikir bahwa suatu hari hidupnya akan menjadi seperti ini dibawah kuasa orang lain. Cinta yang menyesakkan yang dia terima dari Jaeyi membuat dia menyadari kalau itu terlalu berat untuk dia tanggung. Kadang kala dia bertanya pa...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
.
.
Jaeyi melirik ke sebelahnya. Tempat dimana seorang gadis sedang tertidur di kursi penumpang di sampingnya. Tangan Jaeyi terulur, mengelus pelan kening Seulgi yang berkerut, tanda tidur nya tidak tenang.
Jaeyi masih tidak percaya kalau caranya berhasil, cara nya untuk melepaskan gadis itu dan membiarkannya memilih telah berhasil membuat Seulgi bergerak sesuai keinginannya. Jaeyi tidak memaksa, dan itu pasti akan jadi poin plus dari Seulgi dalam menilainya. Wanita itu tersenyum miring, merasa senang dan beruntung karena dia tidak perlu memikirkan cara lain untuk menebus kerugiannya.
"Eungh~"
Di tempat duduknya Seulgi menggeliat tidak nyaman. Perlahan-lahan kelopaknya terbuka, menampakkan mata nya yang berbinar. Jaeyi langsung menjatuhkan bayangannya disana.
Cantik. Mata tercantik yang pernah ada. Batin Jaeyi mengagumi gadis di depannya.
"Sudah bangun?" "Kita sudah sampai hotel. Ayo turun." Ajak Jaeyi dengan lembut sambil merapikan rambut Seulgi yang menutupi wajahnya.
Seulgi mengangguk pasrah, menatap Jaeyi dengan matanya yang meredup. Kesedihan tergambar jelas disana, membuat Jaeyi sedikit kecewa. Mata secantik ini, kenapa harus kehilangan cahaya?
Jaeyi menyentuh wajah Seulgi sekali lagi. Menggunakan ibu jarinya untuk mengelus mata Seulgi yang otomatis menutup. Mata gadis itu bengkak karena terlalu banyak menangis. Sayang sekali.
"Ayo."
Jaeyi membantu Seulgi melepaskan sabuk pengamannya. Lalu dia turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk Seulgi, membantunya ikut turun. Kemudian Jaeyi membuka bagasinya, menyuruh seorang porter untuk menurunkan koper Seulgi yang tersimpan rapih di bagasinya.
Wanita itu menarik lembut tangan Seulgi, menuntunnya masuk ke dalam bangunan tersebut.
Saat ini mereka sedang berada di sebuah lobi hotel. Hotel terbesar di pinggiran Los Angeles. Mewah. Tapi tidak cukup untuk menjadi penghiburan bagi Seulgi.
"Double room, please.."
Seulgi menengok ke arah Jaeyi yang sedang check in. Double room. Mereka akan berbagi kamar.