Seulgi tidak pernah berpikir bahwa suatu hari hidupnya akan menjadi seperti ini dibawah kuasa orang lain. Cinta yang menyesakkan yang dia terima dari Jaeyi membuat dia menyadari kalau itu terlalu berat untuk dia tanggung. Kadang kala dia bertanya pa...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
.
.
Hari yang dinanti tiba lebih cepat. Jaeyi sedang menunggu Seulgi bersiap, sementara dia hanya tinggal melengkapi penampilan nya saja.
Baju yang Jaeyi pilih untuk dia pakai hari ini cukup sederhana, hanya sebuah setelan dress velvet berwarna cokelat muda polos, beserta jas coat dengan warna yang senada.
Jaeyi duduk di sofa sambil membuka tablet nya, membuka laman berita untuk membaca hal-hal membosankan namun bersifat penting untuknya.
Pagi ini masih tenang. Informasi mengenai pembukaan department store baru di bawah nama Chaehwa Group sudah tersebar di beberapa koran bisnis secara online.
Wanita itu menyeringai, dia tidak sabar untuk melihat laman utama di berbagai media akan berubah arah, menjadi sesuai dengan kemana Jaeyi akan menyetirnya nanti.
"Jaeyi.."
Panggilan itu menyadarkannya. Dia menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya.
Woo Seulgi. Tubuh mungilnya sudah terbalut baju terusan yang Jaeyi hadiahkan dua malam sebelumnya. Baju berwarna hitam itu melekat pas di badan Seulgi, sangat kontras dengan kulit putihnya. Rambutnya yang dengan sengaja dia kepang, menunjukkan garis leher yang sempurna.
Melihat pemandangan itu, spontan membuat Jaeyi terbangun dari duduk. Wanita itu merasa puas. Untuk kesekian kalinya, Jaeyi telah berhasil memilihkan pakaian yang memancarkan kecantikan Seulgi tanpa bercelah. Seolah Jaeyi memanglah seseorang yang paling mengerti cara mendandani boneka nya.
Seulgi merasa salah tingkah menerima tatapan Jaeyi yang terlihat jelas sedang mengagumi nya. Dia bukan besar rasa, siapapun bisa sadar, Jaeyi kini melihat Seulgi seperti sedang menilainya.
"Aku tau kalau baju ini akan cocok di kamu." "Tapi aku tidak tau kalau kamu akan kelihatan secantik ini. Sekarang aku yang kewalahan." Jaeyi tidak menahan dirinya untuk memuji Seulgi.
"Tunggu sebentar disini." Ucap Jaeyi yang kemudian berlari kecil menuju kamarnya.
Tidak sampai satu menit, gadis itu kembali dengan sebuah paper bag berwarna biru tosca. Seulgi mengenali merk nya. Sebuah brand perhiasan mahal yang terkenal di seluruh dunia.
Jaeyi mengeluarkan isinya. Sebuah kotak dimana di dalam nya, sebuah set kalung dan anting terpajang cantik.
Wanita itu mengambil sepasang anting itu, lalu berjalan mendekat ke arah Seulgi. Tanpa izin, Jaeyi memasangkan anting-anting itu di lubang telinga nya.
