"Sulit?" Tanya Jaeyi.
"Aku bukannya memintamu memanggilku 'honey' or something.." lanjutnya.
Seulgi bisa merasakan Jaeyi tertawa kecil di bahunya. Perlahan Seulgi merasakan Jaeyi mengendurkan pelukannya. Dia bisa merasakan kekosongan mulai terisi diantara punggung nya dan dada Jaeyi yang sebelumnya menempel. Jaeyi menjauh darinya.
Seulgi melirik sedikit ke belakang, melihat Jaeyi terlentang. Wajahnya dia sembunyikan di bawah lengan.
"Crazy..." ucap Jaeyi singkat.
Tanda tanya besar tergambar di wajah Seulgi. Apanya?
"Aku tidak pernah tidur senyenyak ini."
"Rasanya aku tidak mau bangun sekarang demi menebus malam-malam dimana aku tidak pernah benar-benar terlelap." Suaranya pelan, teredam lengannya sendiri.
Seulgi ikut memutar badan, mereka menghadap arah yang sama sekarang, menatap langit-langit kamar hotel yang berhiaskan lampu kristal mahal.
Jaeyi menurunkan lengannya, meletakkannya di kiri dan kanan tubuhnya sendiri.
"You know what?"
Kali ini dia bertanya sambil menoleh kepada Seulgi yang otomatis ikut menoleh juga ke arahnya.
"I can't wait to spend my nights after this.."
Jaeyi menjeda,
"With you.."
Wanita itu mengangkat sebelah tangannya untuk ia daratkan di atas wajah Seulgi, merapikan poninya yang tampak kacau namun menggemaskan setelah bangun di pagi hari. Dia tidak kuasa menahan diri untuk tidak tidur menyamping lagi, memutar badannya agar sepenuhnya menghadap ke Seulgi.
"Tidur nyenyak? Itu sendiri saja sudah sebuah mimpi buatku." Ujar Jaeyi lembut, dengan suara yang terdengar serak.
"Hanya karena ada kamu di sebelahku.."
"Akhirnya aku bisa menghabiskan malam tanpa perlu merasa khawatir." Lanjutnya.
Seulgi menyadari sesuatu sejak mulai berada di sekitar Jaeyi. Wanita itu tidak ragu untuk menyuarakan perasaannya. Dan itu? Mengacaukan Seulgi dengan parah.
"Kelihatannya kamu juga belum mau bangun dari kasur ini kan?" Senyum tipis hadir di wajah Jaeyi.
Oh, Seulgi tidak menjawab.
Dia justru mengalihkan pandangan, kembali tidur terlentang dan menatap kosong ke atas.
Hal itu sukses membuat senyum Jaeyi menjadi lebih terlihat. Hanya sebelah bibirnya yang naik. Puas. Setidaknya meski tidak jelas apakah jawaban Seulgi "iya" atau "tidak", keheningan itu cukup untuk Jaeyi memastikan kebingungan yang pasti sedang Seulgi rasakan sekarang.
Flustered.
Setidaknya seperti itu kelihatannya Seulgi sekarang.
"Hey, soal game semalam..."
"Bukankah aku belum dapat giliran yang adil? Aku menjawab dua pertanyaan, dan aku tidak sempat bertanya lagi."
"Sekarang biarkan aku bertanya lagi, dan kau harus menjawabnya."
Jaeyi masih pada posisinya, menghadap ke Seulgi sambil memainkan rambut gadis di sampingnya.
"Kenapa?"
"Kenapa kamu memilihku, Seulgi?"
Pertanyaan ini. Bahkan Seulgi sendiri belum tau jawaban yang pasti soal ini. Apa yang harus dia pilih untuk menjadi jawaban? Keningnya berkerut, tanda bahwa dia sedang berpikir keras.
"Seulgi-ya?" Panggil Jaeyi, menuntut Seulgi untuk segera menjawab.
Seulgi menarik nafasnya dalam-dalam. Dia tidak menemukan jawabannya. Dan jawaban yang paling masuk akal sekarang..
YOU ARE READING
Chained - JaeSeulgi (M)
RandomSeulgi tidak pernah berpikir bahwa suatu hari hidupnya akan menjadi seperti ini dibawah kuasa orang lain. Cinta yang menyesakkan yang dia terima dari Jaeyi membuat dia menyadari kalau itu terlalu berat untuk dia tanggung. Kadang kala dia bertanya pa...
8 ; The Source of Happiness
Start from the beginning
