6 ; The Questions

Depuis le début
                                        


Dengan suara yang tegas Seulgi menanyakan semuanya. Dia menatap Jaeyi dengan penuh permohonan, menunjukkan betapa Seulgi ingin mendengar sebuah jawaban.

Jaeyi sendiri tampak terkejut. Tapi dia berhasil menyembunyikan ekspresinya. Wajahnya datar, mulutnya terbuka sedikit. Dalam kepalanya dia sedang memilih kata yang pas untuk menjawab semuanya.



"Kenapa kau?" Tanya Jaeyi.

Dia mendesis.
Jaeyi mengambil gelas tinggi berisi cairan merah di atas meja. Wine.

Dia perlu ini.

Tangannya bergerak memutar gelas, mengaduk anggur merah yang sejak tadi tidak disentuh. Jaeyi kemudian meminum isi gelasnya dalam satu kali teguk. Wine di siang hari. Apa yang lebih baik dari ini?


"Karena kau gadis baik?" Ucap Jaeyi tanpa melihat ke arah Seulgi.

Jawaban Jaeyi membuat kedua alis Seulgi menyatu.

Maksudnya?


Baru saja Seulgi hendak membuka kembali mulutnya, bertanya apa maksud dari jawaban wanita di depannya ini. Namun Jaeyi menghentikannya dengan aksinya.

Yoo Jaeyi bangun dari duduknya. Dan membuka kancing-kancing kemeja nya sendiri. Satu persatu. Sambil melihat ke arah Seulgi yang dibuat semakin kebingungan.

Saat semua kancingnya sudah terbuka, Jaeyi melepaskannya, meninggalkan tank top yang masih melekat.

Kulit Jaeyi tidak secerah miliknya, namun terlihat berkilau memantulkan cahaya. Bahunya sempurna, Seulgi bisa melihat otot tipis terbentuk disana, Jaeyi pasti banyak berolahraga.

Seulgi buru-buru mengalihkan pandangannya. Jaeyi itu gila atau apa? Bukannya menjawab pertanyaannya, Jaeyi malah hendak mengangkat tank top nya ke atas. Seulgi melihat ke arah lain. Wajahjya memerah. Tidak seharusnya dia memperhatikan Jaeyi yang sedang menanggalkan bajunya.




"Aku akan jawab pertanyaanmu yang lain."
"Aku sudah janji kalau kita akan berkenalan."

"Tapi.."

Tapi apa?


Seulgi masih belum mau melihat ke arah Jaeyi yang hampir bertelanjang dada. Oh astaga. Mereka sama-sama perempuan, lantas kenapa Seulgi harus malu?




"Aku mau mandi dulu." Ucap Jaeyi melanjutkan.

Seulgi menghembuskan nafasnya, lega. Mandilah dan tinggalkan aku! Ujar Seulgi dalam hati. Jantung nya mau copot.


"Ah ya! Seulgi..."

Jangan memanggilku!
Seulgi memejamkan matanya.


"Pinjami aku baju."

"Eoh?!" Tanya Seulgi bingung

"Aku tidak bawa baju. Pinjami aku baju." Jawab Jaeyi santai.


Ah, benar. Jaeyi tidak membawa apapun sejak datang kemari. Seulgi mengedipkan matanya beberapa kali.

Seulgi berlari menuju kopernya. Dia juga tidak punya banyak baju yang mungkin akan pas pada Jaeyi, karena tubuh Seulgi jelas lebih mungil dari pada wanita itu. Tapi akhirnya Seulgi memilih sebuah oversized t shirt dan celana pendek yang lumayan besar untuk bisa Jaeyi pakai.


"Ak-aku tidak tau apa ini akan pas..." Ucap Seulgi menyodorkannya pada Jaeyi sambil menunduk, tanpa melihat ke arahnya.

Jaeyi menerima nya, lalu..

"Pakaian dalam?"

"Apa?!"

"Ah, mungkin tidak akan ada yang pas. Tidak usah, tidak jadi. Ini saja. Tidak perlu pakaian dalam." Ucap Jaeyi santai.

Apa?
Seulgi mengerjapkan matanya sekali lagi. Seulgi kesulitan memproses segalanya. Dia tidak tau kenapa dia terus menerus merasa gugup untuk alasan yang tak jelas.

Jaeyi masuk ke dalam kamar mandi dan meninggalkan Seulgi yang akhirnya bisa bernafas lega kembali. Terlalu intens. Jaeyi dan auranya, ada yang salah dengan itu. Dan yang lebih penting, ada yang tidak beres dengan Seulgi.



.....




Setelah beberapa saat Jaeyi keluar dari kamar mandi, sudah berpakaian lengkap, dia berjalan sambil mengeringkan rambutnya.

"Eoh?" sebuah pemandangan menghentikan langkahnya.
Senyuman terukir di wajah Jaeyi.

Wanita itu mendekat ke arah sofa. Sesampainya di sana, Jaeyi membungkuk, mensejajarkan diri dengan seorang gadis yang meringkuk disana. Seulgi yang tertidur.

Sebenarnya Jaeyi mandi tidak terlalu lama, tapi Seulgi yang semula hanya berniat untuk berbaring sambil menunggunya, ternyata tak kuasa menahan kantuk yang mendera.

Menatap wajah Seulgi yang tertidur membuat Jaeyi melebarkan senyumannya. Waktu yang sempurna untuk memperhatikan bentuk wajahnya.

Jaeyi mengelus rambut Seulgi perlahan, berhati-hati untuk tidak membangunkannya. Jaeyi duduk di lantai. Wajahnya kini tepat berada di depan wajah Seulgi. Nafas hangat Seulgi yang teratur menerpa wajahnya.






"Kenapa kau?" Jaeyi berbisik.

Dia mengulangi pertanyaan yang Seulgi tanyakan tadi.


"Karena kamu gadis baik." Dan mengulangi jawaban yang sama.

Tapi kemudian...



Jaeyi melanjutkan, berbisik di telinga Seulgi yang masih terlelap tak terusik.


"Aku... tidak akan membiarkan gadis baik sepertimu menjadi milik orang lain."


"Harus aku."






"Hanya aku."

"

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
Chained - JaeSeulgi (M)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant