6 ; The Questions

Comincia dall'inizio
                                        

Seulgi kaget, tapi tidak memprotes.

"Rambut mu masih basah, setelah makan aku akan bantu keringkan." Ucap Jaeyi kembali ke posisinya yang semula.

Seulgi mengangguk.
Jaeyi tersenyum. Setidaknya Seulgi meresponnya.

"Jaeyi-sshi.." suara Seulgi nyaris pecah.

Dia seperti berbisik, hampir tak terdengar, tapi cukup untuk mengejutkan Jaeyi. Seulgi memanggil namanya.

"Tidak makan?" Tanya Seulgi pelan.

Jaeyi menggigit bibir, menahan senyuman. Perasaan senang yang aneh. Seharusnya dia tidak begini. Sesederhana ini. Hanya karena Seulgi memulai percakapan.

"Aku sudah makan waktu kamu mandi."
"Kamu mandi sangat lama, perutku tidak tahan. Sekarang kamu yang makan.." jawab Jaeyi.

Seulgi kembali melanjutkan makan dengan pelan. Hening. Jaeyi tidak mengatakan apa-apa, hanya memandang Seulgi menghabiskan makanan nya.

Tapi setengah jalan, Seulgi berhenti.


"Hmm?"
"Sudah? Kenapa tidak dihabiskan?" Tanya Jaeyi heran.

Seulgi menggeleng, "Kenyang."

Makanan di atas piringnya baru habis setengah. Seulgi bisa saja menghabiskannya. Hanya saja, makan sambil ditonton dan diperhatikan, membuatnya kesulitan menelan.

"Minum dulu. Kamu mau jus? Mau aku pesankan?"

Lagi-lagi Seulgi menggeleng. Dia meraih gelas berisi air putih di depannya. Tidak perlu. Jaeyi tidak perlu menghujani nya dengan perhatian seperti ini. Seulgi tidak akan membiarkan dirinya semakin merasa berterima kasih pada Jaeyi. Tidak boleh.

Setelah meneguk habis minumnya, Seulgi menarik nafasnya dalam-dalam, menyiapkan diri. Sejak dari dalam kamar mandi tadi, Seulgi sudah menunggu saat ini.


Sejak hari pertama.
Sejak bertemu dengan Jaeyi, dia sudah pernah menanyakannya, namun dia tidak pernah mendapat jawabannya. Maka dari itu, hari ini dia akan kembali mencoba.

Gadis itu mendongak, menoleh pada Jaeyi dan melihat Jaeyi tepat di kedua mata. Jaeyi memiringkan kepalanya, merasa bingung karena Seulgi menatap seperti itu padanya.



"Kenapa?" Tanya Seulgi.

"Hmm?"
Jaeyi dibuat bingung, "kenapa apa?"

Banyak. Seulgi membatin. Terlalu banyak 'kenapa'. Terlalu banyak 'kenapa' yang ingin Seulgi tanyakan padanya.



"Kenapa kamu mau aku menikah denganmu?" Seulgi mulai bertanya.

"Kenapa kamu mau membayar banyak untukku?"

"Kenapa kamu menolongku?"

"Kenapa bersikap baik padaku?"

Dan,
"Kenapa aku?"

Chained - JaeSeulgi (M)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora