"Haaahh...." Jaeyi menghela nafas panjang sekali lagi. Gadis itu menggigit bibirnya, menahan emosi.
"Kenapa kau diam saja?" Tanya Jaeyi menggertakkan gigi.
"......" tapi Seulgi, masih bergeming.
"Seulgi-ya?"
"Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa? Kenapa diam saja?"
Jaeyi mendecih, "kau banyak memprotes saat di Seoul kemarin. Kenapa sekarang diam saja?!" Nada bicaranya mulai naik sedikit.
"Jawab!" Titah Jaeyi.
Seulgi menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca. Bibirnya bergetar sebelum menjawab,
"Aku hanya ingin segalanya menjadi mudah."
"Bukankah kamu seharusnya merasa senang karena aku menyerah?" Suara Seulgi hampir pecah.
Jaeyi telihat mengepalkan tangannya. Matanya yang semula lembut berubah menjadi lebih gelap. Alisnya naik sebelah. Ketidak sukaan tergambar jelas diwajahnya.
Kini Jaeyi kembali bekerja, tangannya lagi-lagi bergerak menyentuh kancing baju Seulgi yang masih tersisa 3. Jika sebelumnya dia membuka 3 kancing teratas Seulgi dengan lembut, kali ini Jaeyi membukanya lebih kasar. Menarik tubuh Seulgi yang bergetar, untuk mendekat padanya.
Setelah semua kancingnya berhasil terbuka, Jaeyi menarik kemeja itu ke belakang, melepaskannya dengan terburu-buru dari tubuh mungil Seulgi. Memaksa tubuh Seulgi mengikuti arah geraknya.
Kini di depannya Seulgi berdiri hanya terbalut bra dan celana jeansnya.
Kemeja Seulgi yang berada di tangannya, Jaeyi remas hingga kusut tak berbentuk. Lalu dia, membuangnya ke lantai dengan kasar.
"Mudah?" Suara berubah.
"Menjadi lebih mudah?"
"......"
"Kamu yang seperti ini justru membuat aku marah!"
Gagal.
Jaeyi gagal mempertahankan nada bicaranya untuk tetap rendah. Dia benar-benar marah sekarang.
"Dengar, Seulgi."
"Aku.. sangat senang karena kamu memilihku."
"Dan aku berharap, KAU JUGA MERASA SENANG SAAT MEMILIHKU!"
"Bukannya malah begini!"
Jaeyi meraih dua bahu Seulgi dengan tangannya. Gadi itu mencengkram bahu Seulgi sekuatnya, membuat Seulgi menyerngit sakit.
Apa ini diri Jaeyi yang sebenarnya?
"Aku mencari seseorang yang bisa kunikahi, menjadi teman untukku, menjadi seseorang yang mau bersandar padaku, dan membiarkan aku bersandar padanya. Aku ingin seseorang yang mau berbagi segala hal denganku. Aku tidak main-main soal itu." Ujar Jaeyi penuh penekanan.
"........" dan Seulgi tetap diam, dengan air mata yang mulai meleleh, mengalir di pipinya.
"Kau pikir ini akan mudah? Kau pikir aku senang?"
YOU ARE READING
Chained - JaeSeulgi (M)
RandomSeulgi tidak pernah berpikir bahwa suatu hari hidupnya akan menjadi seperti ini dibawah kuasa orang lain. Cinta yang menyesakkan yang dia terima dari Jaeyi membuat dia menyadari kalau itu terlalu berat untuk dia tanggung. Kadang kala dia bertanya pa...
6 ; The Questions
Start from the beginning
