Seulgi tidak akan memprotes. Dia sudah memilih Jaeyi. Sekarang, apapun yang Jaeyi katakan, adalah sebuah keharusan.
Setelah berhasil mendapatkan kunci kamar, Jaeyi kembali menarik tangan Seulgi untuk mengikutinya. Genggamannya erat, namun tidak melukai. Tidak memaksa, karena Seulgi telah sukarela mengekorinya.
Kini mereka sudah sampai di kamar yang terletak di lantai 15. Begitu masuk Seulgi dibuat takjub. Kamarnya sangat luas. Jauh lebih luas dari seluruh bangunan flatnya. Karena posisinya yang tinggi, mereka bisa melihat pemandangan kota dan pantai. Los angeles. Seulgi tidak pernah benar-benar menyadari, betapa indahnya kota ini. Sebab yang dia lakukan disini, sepenuhnya hanya untuk bertahan hidup.
"Thank you."
Seulgi menoleh pada Jaeyi yang tampak berterima kasih pada porter hotel yang telah membawakan koper nya ke atas. Jaeyi memberikannya tip dengan jumlah yang setara dengan gaji Seulgi perhari.
Lagi, Seulgi kembali berpikir.
Uang berbicara.
Seulgi menunduk. Bukankah alasannya ada disini juga adalah karena uang? Karena ketidakberdayaannya untuk melanjutkan masa depan dengan seseorang yang sepertinya tidak punya harapan. Seulgi kembali merasa sedih. Dia memikirkan, bagaimana reaksi Byeongjin setelah menyadari bahwa dia telah pergi? Bahwa dia akhirnya memilih untuk menyerahkan hidupnya pada orang lain yang telah 'membayar' banyak untuknya.
Jaeyi mendekat pada Seulgi yang masih berdiri di tempatnya. Wanita itu merapikan anak rambut Seulgi, menyampirkannya ke belakang telinga, membuat dia bisa melihat wajah lelah Seulgi dengan jelas.
"Kamu pasti lelah. Aku tidak tau tidur mu cukup atau tidak semalam."
Tidak. Seulgi tidak tidur semalam. Dia tetap terjaga sampai pagi datang dan akhirnya pergi meninggalkan flatnya setelah memasakkan sesuatu untuk Byeongjin makan.
Bagaimana mungkin?
Bagaimana mungkin Seulgi bisa tidur semalam?
"Mandilah dulu."
"Kamu mau berendam?" Tanya Jaeyi.
Seulgi diam saja. Tidak mengangguk dan tidak menggeleng.
"Akan kusiapkan." Bisik Jaeyi tak menunggu jawaban.
Jaeyi berlari kecil ke kamar mandi. Seulgi langsung bisa mendengar suara air yang mengalir deras. Jaeyi menyiapkan bath up untuk Seulgi berendam. Sementara Seulgi masih berdiri diam di posisi yang sama. Dia menunggu, menunggu Jaeyi melakukan apa saja sesuai keinginannya.
"Kajja.. air nya sudah siap."
Beberapa saat kemudian Jaeyi kembali dan menuntun Seulgi untuk masuk ke kamar mandi.
Jaeyi membawa Seulgi ke samping bath up. Dia melihat Seulgi yang masih saja tidak bergerak, membuat Jaeyi membuang nafasnya panjang.
Dengan menahan kesabaran -hal yang jarang Jaeyi lakukan, Wanita itu mendekat pada Seulgi. Jaeyi mendengus. Tangannya terulur ke depan, meraih kancing teratas dari kemeja yang Seulgi pakai.
Jaeyi membukanya dengan perlahan.
Satu kancing. Dua kancing. Tiga kancing.
Dan Seulgi masih tetap diam saja.
BẠN ĐANG ĐỌC
Chained - JaeSeulgi (M)
Ngẫu nhiênSeulgi tidak pernah berpikir bahwa suatu hari hidupnya akan menjadi seperti ini dibawah kuasa orang lain. Cinta yang menyesakkan yang dia terima dari Jaeyi membuat dia menyadari kalau itu terlalu berat untuk dia tanggung. Kadang kala dia bertanya pa...
6 ; The Questions
Bắt đầu từ đầu
