Suara bel dan pintu yang diketuk kuat terdengar dari luar pintu kamar. Pria bernama Mino itu menyeringai.
"Aaaa.. sepertinya sumber uangku sudah datang. Kalian pergi keluar dan berjaga disana, suruh orang itu untuk masuk."
Seulgi membuang nafas lega saat tau bahwa Jaeyi benar-benar datang. Pikiran buruknya tentang Jaeyi meluap. Dia akan sungguh-sungguh meminta maaf pada Jaeyi setelah dia dilepaskan dari sini.
"Oh! Welcome!!" Sambutan yang sangat menyebalkan harus Jaeyi terima.
"Jaeyi-sshi?"
Panggil Seulgi dengan volume yang teramat kecil. Suaranya bergetar. Takut kalau ini hanya ilusinya saja.
Sosok itu kini sudah berada di dekat Seulgi dan orang yang menyekapnya. Jaeyi datang dengan menenteng satu buah koper berukuran besar.
"Lepaskan ikatan gadis itu." Titah Jaeyi tegas.
"Hei.. bayar dulu! Tidak gratis tau!"
Jaeyi mendecih.
Pengemis, batinnya. Dia memperhatikan perawakan pria itu. Benar-benar seperti preman, bagus-bagus ya memang seperti pengemis. Badan kurus penuh tato, mata yang sayu, rambut berantakan, jelas efek gaya hidup urakan yang tak jelas, pria ini pemeras ulung, hanya berlindung dibalik badan besar anak-anak buahnya.
"Berapa uang yang Woo Dohyuk pinjam darimu?" Tanya Jaeyi.
"200 juta! Apa kau amnesia?! Kau bawa uangnya tidak? Kalau tidak! Pergi saja! kalau begitu Aku harus mencongkel ginjal orang ini!" Tunjuk Mino pada Seulgi yang dari tadi menonton percakapan di depannya dengan was-was.
"Apa dia ada bilang untuk apa dia meminjam uang sebanyak itu darimu?"
Mino tertawa mendengar pertanyaan Jaeyi. "Molla.. katanya dia sedang terlilit hutang perusahaan? Aku sih hanya meminjaminya uang karena aku kasian padanya. Aku sudah baik meminjamkan dia uang tanpa bunga! Tapi dia malah kabur! Keparat!"
"Kau tau kemana dia pergi?" Tanya Jaeyi lagi.
"YA! INI BUKAN SESI WAWANCARA! kalau kau mau bawa gadis ini pergi bersamamu! Berikan uang yang kuminta!" Teriak pria yang mulai kehilangan kesabaran.
Seulgi memejamkan matanya. Dia kesal setengah mati mendengar ucapan pria itu.
Appa nya meminjam uang pada orang tak jelas seperti ini dengan alasan mau membayar uang perusahaan? Lalu untuk apa dia meminta Seulgi datang kesini dan hampir menjualnya? Bukankah Jaeyi sudah memberikan uang yang bisa Appa nya gunakan untuk membayar hutang? Apa ini? Licik. Ayahnya benar-benar licik.
Jaeyi masih berdiri di antara Seulgi dan pria itu. Dia tampak mengangguk, memahami situasi. Pria tua tidak kompeten itu memang sumber masalah sebenarnya. Tapi yang jelas sekarang, Seulgi sudah berada di jarak pandangnya. Tidak akan ada masalah.
"Kau ada menyentuh gadis ini?" Tanya Jaeyi sekali lagi.
"Tentu!" Jawaban itu cukup membuat raut wajah Jaeyi berubah. Dia melirik tajam pada pria itu.
YOU ARE READING
Chained - JaeSeulgi (M)
RandomSeulgi tidak pernah berpikir bahwa suatu hari hidupnya akan menjadi seperti ini dibawah kuasa orang lain. Cinta yang menyesakkan yang dia terima dari Jaeyi membuat dia menyadari kalau itu terlalu berat untuk dia tanggung. Kadang kala dia bertanya pa...
4 ; The Push
Start from the beginning
