Seulgi ingin mempercayai bahwa ayahnya tidak akan memberikan kehidupan Seulgi dengan harga yang murah, setidaknya itu yang Seulgi ingin ketahui. Lalu apa dengan uang-uang sebanyak itu ayahnya justru memilih kabur dan memperoleh kehidupan baru sementara dia harus menjebak Seulgi seperti ini? Ayah macam apa sebenarnya Woo Dohyuk itu?


"Mino Hyung! Sudah satu setengah jam sejak kita menelpon, tapi belum ada siapapun yang datang." Ucap salah satu dari tiga anak buah yang ada disana kepada pria di depan Seulgi yang sudah pasti adalah bos nya.

"Nona Woo.. sebenarnya siapa yang kita telepon tadi? Saudaramu? Keluargamu? Temanmu? Kekasihmu? Atau.. siapa? Kau bilang dia bisa menolongmu kan? Kalau setengah jam lagi dia belum datang, seperti ucapanku sebelumnya, setidaknya akan ada dua atau tiga dari banyak organmu yang bisa kujual dengan harga sebanyak hutang ayahmu!"

"Lepaskan ikatan ini dulu! Biar aku telepon lagi dan bicara langsung padanya! Kumohon!" Ucap Seulgi bernegosiasi.

Pria bernama Mino itu menggeleng, menolak permintaan dari Seulgi.

"Tidak.. tidak.. wanita itu bilang aku tidak boleh menyentuhmu sebelum dia datang. Lalu bagaimana caranya kami melepas ikatanmu?"


Seulgi mendesah kesal. Gadis itu merutuki kebodohannya sendiri. Penyesalan menyelimutinya. Kalau saja dia tidak berniat kabur dari apartment Jaeyi siang tadi, semuanya tidak akan menjadi begini.

Dengan kemurahan hatinya Jaeyi bahkan tidak memperlakukan Seulgi sebagai tahanan di rumah nya, membebaskan Seulgi melakukan apa saja, dan mempercayainya.

Tapi Seulgi juga tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Siapapun jika berada di posisi Seulgi akan melakukan hal yang sama. Jika ada kesempatan untuk lari dari kehidupan barunya di masa depan yang dia sendiri belum tau akan seperti apa, tentu saja dia akan memilih itu, memilih untuk kabur.

Seulgi bukan gadis lugu yang akan menurut meski diperlakukan baik seperti itu. Setidaknya belum.

Lupakan tentang hal lain. Saat ini ada sesuatu yang lebih membuatnya merasa gelisah dan tidak tenang.

Benar. Sudah satu setengah jam sejak mereka menelepon Jaeyi. Seulgi sebenarnya malu karena harus meminta Jaeyi datang. Dengan syarat yang lagi-lagi harus membuat Jaeyi menggelontorkan uang untuknya.


Apa Jaeyi masih mau menolongnya?


Seulgi memejamkan matanya. Meski dia sangat malu mengakuinya, tapi siapa lagi kalau bukan Jaeyi yang harus ditelepon untuk menyelamatkannya?

Dipikir-pikir, Jaeyi sebenarnya tak punya alasan untuk menyelamatkan Seulgi. Kalau Seulgi jadi Jaeyi sekalipun, dia tentu akan memilih untuk tidak datang. Seulgi jelas-jelas sudah berusaha pergi dari Jaeyi tanpa mengatakan apa-apa -alias kabur. Lalu sekarang? Dia sedang disandera oleh orang-orang yang katanya meminjamkan uang pada ayahnya yang tak tau tanggung jawab itu, memaksa Seulgi agar membayarnya, menyeretnya dan menyekapnya seperti ini di sebuah kamar motel yang tak Seulgi pahami lokasinya.

Seulgi mendongak ke atas, menatap langit-langit ruangan tersebut.

Sepertinya dia memang harus bersiap-siap untuk hidup dengan ginjal tunggal setelah ini.




*TING TONG*
*TOK TOK !!*
*TOK! TOK! TOK! TOK!*




Seulgi tersentak, melirik ke arah sumber suara.

Chained - JaeSeulgi (M)Where stories live. Discover now