Taehyun menguap, menopang dagunya di atas kasur, mendengarkan kisah kekasih dari sahabatnya sendiri. Hueningkai tampak antusias menceritakan alphanya itu, katanya Hueningkai tidak menyangka dia akan dicintai oleh seoarang Alpha. Walau sempat curiga, tapi setelah beberapa hari Hueningkai mencoba, ia dapat merasakan kalau Alphanya bukan sekedar menyukainya tapi juga ingin melindunginya.
“Coba lihat wajahnya, aku penasaran,” ucap Taehyun.
Dengan senang hati Hueningkai menyodorkan ponselnya dan terlihat layar kunci miliknya menampilkan wajah dirinya sendiri dan Alphanya.
“Dia tampan kan?” tanya Hueningkai.
“Seperti kelinci, biasa saja,” jawab Taehyun seadanya.
Hueningkai merotasikan bola matanya. “Apa urusannya kau mengomentar seperti kelinci? Itu ciptaan Tuhan, mau bentuknya seperti kelinci, musang bahkan babi. Sepertinya kau sudah buta dan terlalu jatuh hati dengan gigolo itu.”
Taehyun melirik Hueningkai dengan sinis. “Selera kita berbeda, bukannya kau harusnya bersyukur aku berkomentar seperti itu?”
“Ahh, iya juga. Tapi tidak mungkin kau bisa rebut, dia soulmate-ku,” jawab Hueningkai dengan percaya diri.
Taehyun mengerutkan keningnya. “Bagaimana kau tau? Apa kau halu?”
Hueningkai menampar bahu Taehyun dengan kencang. Taehyun mengaduh kesakitan dan mengusap-ngusapnya.
“Aku tidak halu! Memang benar, ada tandanya,” jawab Hueningkai dengan sedikit berteriak.
Taehyun terdiam sejenak dan kembali teringat dengan Beomgyu. Ia mendekatkan diri ke Hueningkai dan menatap sahabatnya itu dengan wajah penasaran.
“Tandanya seperti apa?” tanyanya.
Hueningkai mendekatkan wajahnya juga dna berbisik, “sebenarnya ada banyak, cuman yang paling akurat itu saat kau menatap matanya, kau melihat kilatan cahaya emas. Dan itu, hanya bisa dilihat oleh soulmate-nya.”
Taehyun terdiam lagi. Memikirkan mata Beomgyu. Ia juga sering melihat mata Beomgyu apalagi mereka sudah sering bersenggama, tidak mungkin mereka tidak saling memandang, tetapi Taehyun tidak mendapati kilatan cahaya itu. Taehyun menghela napasnya berat, pikirannya mulai khawatir. Masalahnya Taehyun sudah jatuh cinta berat.
Hueningkai menatap ke arah Taehyun yang terdiam dan membuka suaranya. “Ada apa?”
Taehyun melirik Hueningkai sekilas dan menggeleng. “Tidak ada.”
Hueningkai menatap Taehyun curiga, namun rasanya ia tidak ingin bertanya banyak-banyak. Akhirnya ia mengalihkan topiknya.
“Jadi bagaimana saat kau bertemu dengan orangtuanya? Apa mereka baik?” tanya Hueningkai. Taehyun memang sudah cerita sebelumnya tentang kontrak mereka, Taehyun yang mengakui Beomgyu sebagai pacarnya, dan Beomgyu yang mengakui Taehyun sebagai istrinya.
“Mereka baik, sangat baik. Dan mereka percaya kalau aku istrinya,” jawab Taehyun.
Hueningkai mengangguk-anggukkan kepalanya dan Taehyun berucap, “tapi sungguh, kontrak ini membawaku semakin jatuh perasaan. Aku tidak begitu yakin Beomgyu akan menyukaiku kembali.”
“Ah jangan begitu, dari awal kau sudah semangat dan sering menentang peringatanku,” kata Hueningkai.
Taehyun diam, tidak menjawab. Hueningkai mengulum bibirnya dan membuat topik baru lagi.
“Memangnya wajah Beomgyu seperti apa?” tanyanya.
“Seperti manusia,” jawab Taehyun singkat.
Hueningkai menampar bahu sahabatnya lagi. Taehyun mulai sewot. “Kau ingin bahuku bengkak?!”
“Pulang sana! Kau menyebalkan hari ini,” jawab Hueningkai.
Taehyun menghela napasnya kasar. Mereka tidak benar-benar bertengkar, hanya saling kesal saja. Hueningkai tetap menghantar Taehyun sampai depan pintu apartemen, namun saat ingin keluar pintu, mereka dapat mendengar suara gaduh dari luar.
“Jam berapa sekarang? Apa ini tengah malam?” tanya Taehyun sambil menatap Hueningkai takut.
“Tidak kok, masih jam delapan,” jawab Hueningkai.
Mereka meyakini jika di tengah malam banyak alpha-alpha liar dan mabuk yang biasanya akan meniduri omega yang berani keluar sendirian. Mereka juga tidak hanya sekedar meniduri, tapi kadang membunuh dan juga sengaja dibawa pulang sebagai budak. Itulah isu-isu yang dibicarakan akhir bulan ini di berita.
“Kau menginap sajalah, aku takut ada mereka yang jahat di luar sana,” kata Hueningkai.
Taehyun menggeleng. “Biar aku cek dulu.”
Taehyun membuka pintunya sedikit dan mengintip. Lama-lama Taehyun menyembulkan kepalanya dan melihat lorong apartemen yang sepi. Namun ia dapat mendengar suara kecupan basah dan desahan lembut seorang wanita. Saat matanya teralih menoleh ke arah kanan, ia melihat dua insan sedang bercumbu panas di depan pintu apartemen. Tubuh wanita itu terus menghimpit, melahap bibir lelaki dihadapannya dengan buru-buru dan lelaki itu tampak menahan pinggang wanita itu seperti belum siap.
Dan lelaki itu, Beomgyu.
Taehyun melotot kaget dan terpaku. Seketika hatinya terasa sesak, ia keluar dan melihat Beomgyu bercumbu dengan omega lain dihadapannya. Sangat jelas dan panas. Tanpa sadar matanya pun ikut memanas dan meneteskan air mata. Hueningkai yang di dalam ikut penasaran dan ikut keluar dan menoleh ke arah yang ditatap oleh Taehyun. Hueningkai syok dan menutup mulutnya. Taehyun berbalik dan langsung berlari pergi meninggalkan Hueningkai tanpa pamit.
“Taehyun!” teriak Hueningkai dengan sengaja.
Beomgyu yang mendengar hal itu langsung memutuskan ciumannya. Ia menoleh dan melihat wajah Taehyun yang memerah dan air mata yang membasahi pipi. Baru ingin mengejar, wanita dihadapannya menahan dan menangkup pipinya.
“Kau sudah berjanji bukan, akan menemani aku malam ini? Ini sudah jadwalku heat,” ucap wanita itu.
Beomgyu terdiam sejenak dan melirik ke arah wanita itu dan lift yang sudah tertutup bergantian. Kemudian ia mengangguk dan menatap wanita itu kembali.
“Kita lanjutkan saja di dalam.”
×××
Beomgyu mengatur napasnya. Ia merebahkan tubuhnya di samping wanita itu. Ia meregangkan tubuhnya sedikit setelah bersenggama cukup lama. Beomgyu memandang langit-langit kamarnya, mengingat wajah Taehyun yang tampak menahan amarah. Pipinya yang basah, matanya yang berkaca-kaca. Seketika Beomgyu menyesal tidak mengejarnya waktu itu. Wanita disampingnya ini juga termasuk gila, wanita itu sudah lama tidak berlangganan dengan Beomgyu, ia juga sudah lama tidak menawarkan diri dan selalu menolak pesanan kamar dengan omega lain semenjak Taehyun membelinya. Namun wanita ini egois, Beomgyu tahu jika ini bulan masa heat wanita itu. Beomgyu juga tidak menduga kalau wanita ini langsung menghampiri Beomgyu, tanpa mengabari, dan mengajaknya bercumbu saat Beomgyu baru membukakan pintu.
Beomgyu menutup matanya dan menghembuskan napasnya perlahan. Tak lama kemudian, ia mendengar suara ponselnya bergetar singkat. Matanya terbuka, ia meraih ponselnya dengan malas dan melihat pesan dari notifikasi layar kuncinya. Seketika ia duduk terbangun, terkejut.
Taehyun
| Kita akhiri saja kontraknya
| Soal orangtuamu, bilang saja kita sudah cerai
| Karena aku sudah mati
YOU ARE READING
Oops, My Alpha!
Fanfiction"Kau masih di bawah umur ya?" "T-tidak, umurku sudah 27 tahun!" Taehyun, seorang omega muda yang masih sekolah dan penasaran dengan hubungan dewasa. Dia omega cantik dan memiliki tubuh proposional yang buat alpha manapun akan tertarik dengannya. Nam...
