PUING 37 : RESEPSI PERNIKAHAN

12 4 6
                                        

Untuk Rean yang tersayang

Mungkin kamu akan kaget setelah mendapat surat ini, tapi tolong baca sampe akhir ya
Aku menulis surat ini sambil mengenang waktu-waktu kita bersama
Membaca bareng, bersenda gurau sambil bermain kartu
Aku ingat saat pertama kali kita bertemu
Aku ingat saat aku diam-diam membaca cerita yang kamu tulis di buku berwarna pink itu, bagus banget sumpah
Jangan marah ya, hehe

Tapi, aku sangat terpukul waktu ada seorang perempuan cantik yang mengetuk pintu hotel kita malam itu
Aku sungguh syok
Dan aku lebih syok lagi sewaktu kamu mengusirku dengan halus demi dia
Hatiku hancur sehancur-hancurnya

Aku kecelakaan karena aku nyetir sambil melamun
Sebenernya aku juga mabuk waktu itu, jangan bilang ibuku ya
Iya. Aku emang bodoh banget
Karena kebodohanku akhirnya aku menyesal sendiri.
Aku cacat permanen
Satu tangan dan satu kakiku di ampusi
Tanpa kaki, aku gak bakal bisa lagi berjalan di samping kamu
Berlarian dan bermain kejar-kejaran di pantai, itu sudah mustahil
Tanpa tangan,aku gak bakal bisa lagi menggandengmu dengan sebelah tangan yang lain video-in kebersamaan kita
Aku gamau kamu malu karena ketahuan bersama perempuan cacat kayak aku

Maaf aku gak ngucapin salam perpisahan langsung
Aku gak bakal sanggup
Keputusanku akan goyah jika aku melihat wajahmu lagi
Karena mau semanis apapun cara kita berpisah, perpisahan adalah momen paling menyakitkan
Jadi aku minta maaf, aku tidak akan mengucap sepatah kata pun saat kita bertemu setelah ini
Aku hanya akan terbujur kaku di sebuah peti
Tapi tenang saja, aku punya solusi untuk semua masalah kita

Aku memohon sama orang tuaku
Aku mau donorin jantungku buat seseorang selagi jantungku masih berfungsi
Mereka gak bisa menolak pas aku bilang ini permohonan pertama dan terakhir anak mereka
Aku ingin jantungku berguna dan bisa menyelamatkan nyawa seseorang
Aku tahu, kamu jauh lebih mencintai dia daripada aku
Dan aku juga tahu, gak bakal ada satu pun perempuan di dunia ini yang bisa menggantikan posisi dia
Untuk itulah aku mendonorkannya
Dengan jantungku yang berdetak di tubuh dia, aku bisa terus bersamamu dengan tubuh yang utuh meski tubuh itu bukan milikku
Dengan jantungku di tubuh dia, aku bisa memberimu lebih banyak kebahagiaan, lebih banyak lagi senyuman
Dengan begitu, aku bisa mencintaimu lebih lama lagi, Rean
Setidaknya untuk 50 tahun lagi

Salam sayang, Keysa


Rean tidak sanggup membendung emosinya lagi. Sembari menggenggam secarik kertas yang Key tulis, air matanya tumpah ruah saat menyaksikan wajah Key yang sudah memucat dan dingin. Ia tidak pernah menangis sekencang ini lagi sejak ibunya meninggal dulu. Rean tidak pernah mengira Key akan melakukan hal sejauh ini demi kebahagiannya, bahkan rela membuang napasnya demi memberi kebahagiaan untuk Rean.

Ia memeluk batu nisan Key dengan erat. Namun ia tahu, seberapa keras pun ia mencoba, itu tidak akan membuat Key bangkit dari kematian. Tetapi meski begitu, ia tidak ingin pergi dari sana. Ia ingin tinggal lebih lama lagi. Rean tidak ingin meninggalkan pahlawannya itu sendiri.

Sebuah tangan tahu-tahu memegang bahunya. Rean menoleh, mendapati Shima yang duduk di atas kursi roda, tersenyum iba kepadanya. "Kamu jangan sedih, Re. Key tidak benar-benar meninggalkan kita. Kare wa mada ikite iru. Koko ." Ia menunjuk dadanya.

Rean menatap Shima lama. Barulah sekarang ia sadar betapa berartinya Key untuk dia. Sesuatu akan terasa sangat berharga ketika kita sudah kehilangannya. Ia sudah kehilangan ibunya, dan sekarang Key. Ia tak mau kehilangan lagi. Ia akan menjaga Shima sebaik mungkin. Ia akan menjaga semua orang yang berarti baginya selagi masih ada.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 14 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PESAWAT KERTASWhere stories live. Discover now