PROLOG

379 49 10
                                        

Dalam tumpukan berita palsu dan pidato-pidato damai yang ditulis oleh tangan-tangan kotor, Jungkook duduk bersandar di kursi kulit hitamnya, tersenyum sinis.

Di layar televisi, Kim Taehyung berbicara dengan wajah rupawan dan suara yang menenangkan—seolah dunia bisa diselamatkan hanya dengan tutur kata dan senyum diplomatiknya.

Jungkook tahu persis siapa lelaki itu. Ia paham, Taehyung memang menginginkan perdamaian. Keseimbangan. Dan dunia yang tidak lagi berdarah. Namun satu hal yang dunia tak tahu adalah: Taehyung bisa melakukan apa saja untuk mencapainya. Apa saja.

"Menarik," gumam Jungkook pelan.

Lalu pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. Dan di ambangnya berdiri satu-satunya wanita yang membuat Jungkook tetap waras—Park Jisoo. Mengenakan kemeja kebesaran miliknya yang hampir menutupi setengah paha, rambutnya sedikit berantakan, dan di kedua tangannya, tergenggam dua gelas susu hangat.

"Minumlah," ucapnya lembut. "Lalu setelah ini, kita akan tidur."

Jungkook menerima salah satu gelas, menyesapnya perlahan. 

Lalu tanpa peringatan, ia menarik Jisoo ke ranjang, merebahkan tubuh gadis itu di bawahnya "Aku akan tidur," bisiknya, menatap bibir Jisoo, "setelah kita menyelesaikan urusanmu... denganku."

Senyum menggoda terbit di sudut bibir lelaki itu, lalu ia mencium Jisoo perlahan—seolah dunia di luar sana tak berarti apa-apa dibanding wanita yang kini ada di bawahnya.

*****

Setelah menyelesaikan pidatonya, Kim Taehyung melangkah turun dari panggung, dikawal ketat oleh barisan petugas berpakaian hitam. Wajahnya tetap tenang. Senyum diplomatiknya masih menggantung di bibir.

Namun saat pintu mobil tertutup dan dunia luar tak lagi bisa mengintip, senyum itu menghilang. Ia bersandar pelan, membuka ponselnya, dan menatap satu foto yang telah lama menghantui pikirannya: Park Jisoo.

Gadis itu tersenyum samar dalam gambar. Rambutnya tertata rapi. Cantik, lembut, dan cukup untuk membuat Taehyung kehilangan logika.

Ia menarik napas dalam-dalam, menggenggam ponselnya lebih erat. "Park Jisoo..." bisiknya pelan. "Apa kau sedang bersama keparat itu sekarang?"

Rahangnya mengeras. Matanya tertutup sejenak. "Aku bisa gila jika terus seperti ini... Aku benar-benar menginginkanmu."

Tanpa ragu, ia mulai mengetik sesuatu pada ponselnya. 

Taehyung : Aku sangat menginginkan Park Jisoo. Apa pun caranya.

Lalu ia menekan tombol kirim. Kepada siapa pesan itu ditujukan, tidak ada yang tahu.

*****


OBLIVIONWhere stories live. Discover now