“Kenapa, Yan?” tanya Nolan penasaran.
“Lo sadar gak sih kita tadi barusan papasan sama siapa?” tanya Bian dengan raut wajah seperti seseorang yang sedang berpikir keras.
“Sadar, tapi gua gak terlalu merhatiin mereka siapa. Yang jelas kayaknya mereka kakak kelas deh, kelas 11 kayaknya.”
“Jenis kelamin?”
“Cewek sama cowok.” jawab Nolan seingatnya.
“NAHKAN BANGSAT!” karena tiba-tiba mengumpat, Nolan pun jadi terkejut dan reflek menoyor kepala Bian.
“Kenapa anjing?” Nolan tidak terima, dia berpikir bahwa Bian barusan sedang mengumpat padanya.
“Tadi tuh Kak Putih gak sih yang cewek?!”
“Bisa iya bisa gak, gua gak terlalu merhatiin dibilang. Emangnya kenapa?” Nolan masih belum ngerti juga.
“Kan Kak Putih tuh orang yang di sukain sama Biru anjir! Tapi tadi dia jalan pulang sama cowok lain? Jadi itu tandanya?” Bian heboh.
“HAH SERIUS LU?!! TANDANYA?!!!” setelah menyadarinya bahkan kini Nolan ikutan heboh juga.
“ANJIR ANJIR! GAK BISA DIBIARIN INI!”
“HARUS LAPOR BIRU!”
“Biru & Putih”
Sesampainya dirumah Putih, Putih pun mengajak Teo untuk masuk kedalam rumahnya. Dan rumah Putih terlihat masih sepi, kemungkinan ayahnya belum pulang, bundanya juga belum pulang, apalagi Kak Lana. Pasti dia sedang sibuk dengan urusan kuliahnya, jangan heran namanya juga anak fakultas kedokteran. Tapi bukan berarti dirumah Putih tidak ada orang satupun, karena dirumahnya masih ada Bi Yuli yang pasti sekarang sedang sibuk dengan pekerjaannya.
“Ayok masuk!” ajak Putih yang langsung di-iyakan oleh Teo. Teo mengekori Putih dibelakang cewek itu. “Assalamualaikum, Bi! Bi Yuli! Putih udah pulang!”
“Wa'alaikumussalam, Non!” terdengar sahutan dari arah dapur.
Terlihat wanita paruh baya yang berusia sekitar 50 tahunan keluar dengan pakaian yag sederhana, dia tersenyum kepada Putih dan juga Teo. Putih pun langsung bersalaman dengan Bi Yuli yang diikuti oleh Teo juga. Bi Yuli terlihat sedikit bingung karena wanita paruh baya itu juga merasa asing dengan Teo.
“Kenalin, Bi. Ini namanya Teo, dia temen sekelas aku disekolah, dia hari ini dateng kesini karena ada tugas kelompok sama Putih, Bi.” jelas Putih kepada Bi Yuli yang mana langsung dibalas anggukan paham dari Bi Yuli.
“Ya udah kalau gitu Bi Yuli buatin minum sama ambilin cemilan sekalian ya buat Non Putih sama Mas Teo. Biar makin semangat lagi ngerjain tugas kelompoknya.” setelah mengatakan hal tersebut, Bi Yuli pun kembali menuju dapur untuk membuatkan Teo dan Putih minum serta cemilan.
Tinggallah Putih dan Teo yang berada di ruang tengah. “Karena ini udah sore dan aku juga ngerasa gerah, aku tinggal mandi bentar ya. Kamu tunggu sini deh sambil nyicil dulu tugasnya.” kata Putih tanpa menunggu respon dari Teo, cewek itu sudah lebih dulu meninggalkan Teo sendirian di ruang tengah.
Teo pun segera duduk dan mengeluarkan buku serta alat tulis yang sekiranya memang dia butuhkan. Teo melihat-lihat tugas yang diberikan oleh Bu Vanya, tidak terlalu sulit memang. Tapi Bu Vanya terkenal sebagai guru yang pelit nilai dan pelit waktu pengumpulan, makanya Teo tidak bisa mengabaikan dan menyepelekan tugas yang diberikan oleh Bu Vanya. Toh juga Teo pindah ke SMA Pelita Harapan karena dia ingin berubah, kan?
YOU ARE READING
Biru & Putih | Jaesoo
Teen FictionAnala Putih Cadudasa, Putih. Siswi SMA Pelita Harapan, sebagai anggota osis sekbid budi pekerti luhur atau akhlak mulia. Yang dimana tugasnya adalah melakukan satgas terhadap para siswa-siswi yang tidak taat terhadap peraturan sekolah, seperti tidak...
[🍉] doing group assignments with Teo
Start from the beginning
