[🍉] doing group assignments with Teo

Start from the beginning
                                        

Teo pun berdecak. “Balikin gak?! Kenapa sih? Peduli apa gua? Lagian mau satu kelompok sama lo kek, mau gak kek, gak ngaruh juga di gua. Kenapa? Lo gak mau satu kelompok sama gua? Ya udah bilang sama Bu Vanya! Biar gua ngerjain sendiri atau tuker anggota kelompok.”

Mendengar Teo yang ternyata lebih galak daripada dirinya, Putih akhirnya ciut. Lagian juga Putih sih yang memang terlalu berlebihan, toh juga Teo dari tadi tidak masalah atau protes sedikitpun. Tidak mau masalahnya dengan Teo jadi panjang, Putih pun mengembalikan smartphone milik Teo.

“Ya udah deh maaf kalau gitu, aku gak bermaksud gak mau satu kelompok sama kamu, kok. Aku mikirnya karena masalah kita kemarin, kamu jadi gak nyaman satu kelompok sama aku.” ujar Putih sembari memberikan smartphone milik Teo yang langsung diambil dengan kasar oleh Teo.

“Lo mau gua jawab nih gua nyaman apa gak satu kelompok sama lo? Ya jelas enggak lah! Cuma gua bukan anak SD yang bakalan protes kalau dapet kelompok gak sesuai sama yang gua pengen.” mulut Teo benar-benar pedas, bahkan Putih yang biasanya suka membungkam mulut orang lain ketika sedang berdebat dengannya menggunakan kata-kata pedas yang keluar dari bibirnya, tapi kini malah Putih yang ciut saat berhadapan dengan Teo yang menjadi lawan bicaranya.

“Ya.. mau gimana lagi, Teo? Orang Bu Vanya yang nyuruh kita satu kelompok gini. Aku juga gak mau kali satu kelompok sama kamu! Tapi kalau aku protes ke Bu Vanya, yang ada aku dikasih nilai C sama beliau.” Putih tidak mau kalah sewot, dia balik menunjukkan kalau dia sebenarnya juga tidak suka satu kelompok dengan Teo.

“Lo liat muka gua.” kata Teo serius sembari menunjuk wajahnya, Putih pun nurut-nurut saja. Dia bahkan memperhatikan wajah Teo sesuai dengan arahan cowok itu. “Kelihatan gak?”

“Kelihatan apa?” tanya Putih bingung, perasaan tidak ada yang aneh dengan wajah Teo.

“Kelihatan peduli gak muka gua ini? Enggak kan?! Ya udah!” setelah mengatakan hal yang lagi-lagi mampu membuat Putih naik pitam, Teo segera mengemasi tasnya tanpa merasa bersalah pada Putih sedikitpun. “Mau kerja kelompok dimana sore ini? Gua gak bisa lama-lama karena sibuk.” kata Teo yang sudah menggendong tasnya di pundak sebelah kiri.

“Di rumah aku.” jawab Putih seadanya meskipun dia kesal. “Tapi, Teo...”

“Tapi apa?”

“Aku boleh gak nebeng sama kamu ke rumah akunya?” tanya Putih ragu-ragu.

“Emang lo gak sama Lula? Lula kemana?” tanya Teo yang baru sadar kalau tidak ada Lula disini. Karena setau Teo juga, Lula satu kelompok dengannya dan juga Putih. Tapi kemana perginya cewek itu?

“Itu masalahnya, Lula tiba-tiba asam lambungnya kambuh karena tadi makan bakso kebanyakan sambel. Karena kasihan ya udah akhirnya aku suruh dia pulang aja dan gak ikut kerja kelompok hari ini.  Tapi tenang aja Teo! Lula tadi udah kasih ide tema teks eksposisi yang bakalan kita buat nanti kok.” lagi dan lagi, Putih akan menjelaskan secara panjang lebar padahal Teo tidak meminta penjelasan apapun dari Putih. Emang cewek kayak Putih ini hobinya yapping ya?

“Oh, ayok kalau gitu.” kata Teo santai, dan dia pun berjalan lebih dahulu yang mana langsung diekori oleh Putih dibelakang cowok itu.

Ketika Putih dan Teo sedang berjalan bersama menuju parkiran SMA Pelita Harapan, tanpa disengaja mereka berpapasan dengan Bian dan Nolan yang akan ikut ekskul basket terlebih dahulu. Setelah berpapasan dengan Teo dan Putih, Bian baru sadar kalau cewek yang barusan berpapasan dengannya adalah Putih—kakak kelas yang sudah lama disukai oleh sahabatnya, yaitu Biru. Bian pun langsung menghentikan langkahnya dan hal itu disadari oleh Nolan, Nolan yang sadar kalau Bian berhenti akhirnya dia juga ikutan berhenti.

Biru & Putih | JaesooWhere stories live. Discover now