Bukan hanya itu saja, Putih juga terkadang keliling sampai ke belakang sekolah, toilet-toilet, kantin, dan tempat-tempat yang sekiranya menjadi persembunyian para anak-anak yang bandel. Biasanya tempat-tempat itu dijadikan tempat membolos, atau bahkan sampai merokok secara terang-terangan ditempat tersebut. Dan Putih beserta anggota se-sekbidnya yang lain akan membubarkan mereka-mereka yang melakukan hal tersebut di lingkungan sekolah. Tak hanya membubarkan saja, tapi Putih juga akan membawa mereka ke ruang BK.
Pekerjaan Putih ini sangatlah melelahkan dan sedikit beresiko. Karena tak jarang dari mereka-mereka yang tidak mau dihukum, akan melawan bahkan sampai main fisik—Putih belum mengalaminya, sih. Dia mendengar itu dari anggota sekbidnya yang lain kalau ada beberapa anak nakal yang sampai main fisik ke anggota sekbidnya karena tidak mau dibawa ke ruang BK untuk dihukum. Syukurnya, sejauh ini Putih hanya cukup beradu mulut saja dengan mereka, tidak sampai dirinya disakiti fisiknya oleh anak-anak bandel itu.
Dan dipagi hari ini, Putih sedang sibuk-sibuknya sebagai panitia MPLS angkatan 45, dirinya sebagai angkatan 44 apalagi adalah anggota OSIS pastinya sibuk dengan acara tersebut. Pagi tadi dia sudah dibuat pusing karena mendapati siswa baru yang sudah berani menggunakan sepatu berwarna-warni dan tidak mengikuti standar aturan di SMA Pelita Harapan. Ada juga bahkan yang tidak memakai atribut lengkap, seperti ikat pinggang, maupun dasi.
Sebagai kambing (kakak pembimbing) di ruang lima, dia pun mengatur para siswa-siswi baru tersebut untuk mengikuti kegiatan MPLS tahun ini. Dan ini adalah hari pertamanya, ditemani oleh dua sahabat baiknya—untungnya dia bisa request kemarin, setiap kelas harus dibimbing oleh tiga orang. Dan untungnya mereka bisa memilih mau dengan siapa saja untuk membimbing setiap kelas. Dan Putih pun langsung memilih Gemma Habiba Afza—Gemma dan Narin Kalula—Lula. Mereka bertiga adalah teman satu circle.
“Selamat pagi semua!” sapa Putih, Gemma, dan Lula dengan kompak sembari memasuki ruang lima.
“Pagi, Kak!” seru para siswa-siswi baru dengan kompak.
“Apa kabar kalian semua?” kali ini hanya Gemma yang bersuara. Menyapa dan menanyakan kabar siswa-siswi baru di ruang lima.
“Baik, Kak!” lagi, seru para siswa-siswi secara bersamaan.
“Oke! Jadi adik-adik semuanya.. Disini kami bertiga akan menjadi kakak pembimbing kalian selama masa MPLS kalian. Kami harap, kita semua bisa akrab dan saling kompak ya. Oh iya, karena ini hari pertama jadi kami mau memperkenalkan diri kami. Nanti, setelah kami selesai perkenalan, gantian kalian semua, ya? Setuju?” ucap Putih sebagai pembukaan.
“Setuju!”
“Jadi, dari Kakak dulu ya. Kenalin, nama aku Anala Putih Cadudasa. Kalian semua bisa panggil aku Kak Putih ya.”
“Halo Kak Putih!”
“Hai semua!”
“Kalau aku, nama aku Gemma Habiba Afza. Kalian semua bisa panggil aku Kak Gemma ya.”
“Halo Kak Gemma!” Gemma melambaikan tangannya membalas sapaan mereka.
“Dan yang terakhir ada aku, nama aku Narin Kalula. Kalian semua bisa panggil aku Kak Lula ya.”
“Halo Kak Lula!”
“Halo juga kalian! Semoga kita bisa kompak ya!”
YOU ARE READING
Biru & Putih | Jaesoo
Teen FictionAnala Putih Cadudasa, Putih. Siswi SMA Pelita Harapan, sebagai anggota osis sekbid budi pekerti luhur atau akhlak mulia. Yang dimana tugasnya adalah melakukan satgas terhadap para siswa-siswi yang tidak taat terhadap peraturan sekolah, seperti tidak...
[🍓] prolog; you are annoying
Start from the beginning
