Papan tulis di kamar Adiraka sudah penuh dengan catatan, coretan, dan garis-garis merah yang menghubungkan satu kejadian dengan kejadian lainnya. Di sebelahnya, Zaylena duduk di lantai dengan buku catatan di pangkuannya, menuliskan setiap detail yang mereka temukan selama loop berlangsung.
Hari ini, mereka menyadari sesuatu yang berbeda.
Loop ini tidak sesempurna yang mereka kira.
Ada pola.
Ada celah.
Dan mungkin, ada jalan keluar.
---
Menghitung Waktu yang Terjebak
"Ayo kita hitung lagi," kata Adiraka, mengetuk spidolnya ke papan tulis. "Sejak pertama kita sadar kalau dunia ini ngulang, udah berapa kali kita stuck di tanggal 17 April?"
Zaylena membuka halaman di bukunya, membaca catatan mereka dengan cermat. "Kalau berdasarkan kejadian yang kita tulis… sekitar 43 kali."
Adiraka menghela napas. Empat puluh tiga hari. Itu berarti mereka sudah hidup dalam lebih dari satu bulan yang sama tanpa ada perubahan nyata.
Tapi… apakah benar-benar tidak ada perubahan?
---
Titik-Titik yang Berubah
Zaylena menunjuk catatannya. "Awalnya kita mikir semua kejadian ngulang persis. Tapi gue perhatiin, ada hal kecil yang nggak selalu sama."
Adiraka mengerutkan kening. "Contohnya?"
"Di hari ke-10, jam sekolah mogok total selama setengah jam, padahal di hari-hari sebelumnya nggak pernah ada kejadian itu."
"Terus?"
"Di hari ke-21, hujan turun lebih lama dari biasanya. Padahal sebelumnya selalu berhenti sekitar jam 4 sore."
Adiraka menyipitkan mata. "Jadi kita nggak benar-benar stuck dalam kejadian yang sama. Ada glitch kecil di dalam loop ini."
Zaylena mengangguk. "Dan yang paling aneh—di hari ke-35, kita pertama kali sadar kalau ada orang yang hilang dari dunia ini."
Adiraka terdiam. Syaka Arkadia.
Loop ini bukan sekadar anomali waktu biasa.
Ada sesuatu—atau seseorang—yang mengendalikannya.
---
Hidup Juga Punya Polanya
Saat mereka mulai melihat pola dalam loop, Adiraka tidak bisa menahan diri untuk berpikir lebih jauh.
> "Hidup juga seperti loop. Kita terjebak dalam rutinitas yang sama setiap hari. Bangun, sekolah, kerja, tidur. Tapi kalau kita lihat lebih dekat, selalu ada hal kecil yang berbeda di setiap harinya."
Kita sering merasa hidup itu membosankan, padahal kalau kita benar-benar memperhatikan, tidak ada hari yang benar-benar sama.
Kadang, perbedaan itu sekecil lagu yang kita dengarkan di pagi hari.
Atau senyuman dari orang yang kita temui di jalan.
Atau perasaan hangat saat seseorang mengingat detail kecil tentang kita.
Dan dalam cinta, hal-hal kecil inilah yang sering membuat segalanya terasa lebih berarti.
> "Cinta bukan soal momen besar. Tapi soal bagaimana seseorang selalu ada, meskipun hanya dalam hal-hal kecil yang sering kita abaikan."
---
Apa yang Berarti dalam Loop Ini?
Jika loop ini terus mengulang, lalu apa yang benar-benar berarti?
Zaylena menutup bukunya dan menatap Adiraka. "Kalau kita terjebak di sini selamanya… apa yang paling lo takutkan?"
Adiraka terdiam sejenak sebelum menjawab.
"Bukan karena harus hidup di hari yang sama terus-menerus," katanya pelan. "Tapi kalau suatu hari nanti… gue sadar lo tiba-tiba nggak ada dalam loop ini."
Zaylena menatapnya tanpa berkedip. Ada sesuatu dalam suaranya yang membuat udara di antara mereka terasa lebih berat.
Mereka bisa kehilangan segalanya.
Tapi kehilangan satu sama lain?
Itu jauh lebih menakutkan.
---
Menyusun Langkah Selanjutnya
"Kalau ada pola, pasti ada titik lemahnya," kata Adiraka akhirnya.
Zaylena tersenyum tipis. "Dan kalau ada titik lemah, berarti ada cara untuk keluar dari sini."
Mereka belum tahu bagaimana caranya.
Tapi mereka tahu satu hal.
Loop ini bukan kebetulan.
Dan mereka akan terus mencari jawabannya.
> "Hidup itu bukan tentang berapa kali kita jatuh dalam siklus yang sama, tapi tentang bagaimana kita menemukan celah untuk keluar dan bergerak maju."
YOU ARE READING
CTRL+LOOP (TAMAT)
Teen FictionHidup Adiraka selalu berjalan biasa-sampai dia menyadari bahwa hari ini selalu terulang. Gak peduli apa yang dia lakukan, setiap malam semuanya kembali ke awal. Dunia terasa seperti rekaman yang diputar ulang tanpa henti. Satu-satunya orang yang sad...
