~Gossip~

118 16 0
                                        

Begitu mereka melangkah masuk ke dalam gym, atmosfer yang lebih tegang langsung menyelimuti tim dari SMA Tirta Persada. Ruangan hampir penuh, dipenuhi oleh suara sorakan, gumaman, dan bisikan yang mengalir di antara siswa-siswi dari berbagai sekolah.

Tim basket dari masing-masing sekolah duduk berseberangan, membentuk dua kelompok besar yang masing-masing terdapat ketegangan kompetitif. Tidak berbeda jauh, tim cheerleader juga telah mengambil posisi, saling berhadapan seperti dua pasukan yang bersiap untuk bertempur di medan perang.

Aqeela dan timnya segera bergerak menuduh barisan depan, tempat yang sudah mereka incar sejak awal. Namun, begitu mereka duduk, pandangan mereka langsung bertemu dengan Raisa dan timnya yang ternyata sudah lebih dulu mengambil posisi di sana. Senyum licik Raisa tersungging di wajahnya, seolah menikmati momen tersebut.

Di sisi lain gym, tim basket SMA Tirta Persada juga mulai mencari tempat duduk mereka. Mata mereka menelisik sekeliling, mewaspadai suasana yang terasa semakin panas. Di antara kerumunan lawan, pada pemain dari SMA 9 Ilmu duduk berkelompok, pandangan mereka tidak dibilang ramah.

Di tengah keheningan yang sempat menyelimuti ruangan briefing dimulai, tiba-tiba sebuah suara berat terdengar dari barisan tim basket SMA 9 Ilmu.

"Wow, Tirta Persada makin banyak drama, ya?"

Kalimat itu langsung menarik perhatian banyak orang, termasuk Aqeela. Dia menoleh dengan alis terangkat, rasa familiar langsung menyelinap dalam benaknya.

Mohan. Lagi.

Cowok itu duduk santai, bersandar di kursinya dengan ekspresi tengil yang sama seperti pagi tadi. Tatapan matanya terkunci pada Aqeela, seolah sengaja menantang.

Dari barisan tim bakso SMA Tirta Persada, Fattah langsung merespon dengan nada tajam. "Mohan, lo nggak ada urusan sama Aqeela."

Namun, bukannya diam, Mohan hanya menaikkan alisnya dengan santai. "Gue nggak ngomong sama lo, Fattah."

Aqeela menatap Mohan tanpa kehilangan ketenangannya. Alih-alih kesal, dia justru menyunggingkan senyum manis yang penuh percaya diri. "Lo suka banget nyari perhatian gue, ya? It's actually sweet. Tapi sayangnya, I'm not that easy to impress."

Beberapa pemain basket SMA 9 Ilmu tertawa mendengar jawaban Aqeela. Namun, Mohan tetap mempertahankan ekspresi santainya. "Gue cuma heran, lo nggak capek jadi pusat drama di mana-mana?"

Aqeela tidak menunjukkan tanda-tanda terintimidasi. Sebaliknya, dia menatap Mohan dengan tatapan menantang, dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya. "Drama? Ini namanya pesona babe. Lo tau kan, di mana ada gue, di situ pasti ada spotlight." Aqeela mengedipkan mata dengan gaya centilnya, membuat beberapa siswa di sekitar mereka kembali tertawa kecil.

Di sisi lain gym, Raisa yang sedari tadi memperhatikan interaksi mereka mulai kehilangan kesabarannya. Ekspresi tidak sukanya terlihat jelas, terutama saat Mohan terus memberikan perhatiannya kepada Aqeela.

"Mohan, bisa fokus dulu? We have a competition to win," ucap Raisa dengan nada lembut, namun penuh tuntunan yang terselubung.

Mohan mengangkat bahu, seolah tidak terganggu sama sekali. Senyum menyeringainya masih terpampang jelas di wajahnya. "Relax, Sa. Cuma pemanasan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Miss PopulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang