3: The Paparazzi

9.1K 466 18
                                    

yanase: jadi kangen lagunya Lady Gaga yg Paparazzi xD

Axion

"Well, aku memang manusia bermandikan keberuntungan." ujar ku membalas pembicaraannya. Dia masih serius mengendarai mobil ku di jalanan. Aku hanya bersandar pada pintu mobil di sebelah ku dan aku mulai merasakan kalau aku mengantuk. Sangat mengantuk dan lelah.

Murenchi

Ah, ternyata dia jatuh tertidur. Aku tetap mengendarai mobilnya hingga sampai di parkiran Apartment Shibuya.

Aku sebenarnya tidak tega untuk membangunkannya, tetapi aku lebih takut kalau besok pagi baru dia akan bangun. Tidak mungkin kan aku dan dia tidur di mobil? Masih mending kalau aku tidur bersama wanita untuk mentuntaskan nafsu seks ku.

---

"Hmm.. Maaf aku ketiduran." ujarnya setelah membenarkan posisi kacamata hitamnya yang memiliki lensa sedikit lebar. "Ayo keluar, aku tidak menyangka sudah jam segini." ujarnya lagi setelah meraih kunci mobilnya yang aku berikan.

Aku masuk ke lobby Apartment ini dan aku benar-benar ingin rasanya tinggal di sini.

"Jangan berharap tinggal disini." ujarnya datar.

Axion

Setalah aku berujar seperti itu, dia seperti terlihat kesal. Aku mulai masuk ke dalam lift bersama dia dan beberapa orang lain menuju lantai kamar Apartment ku. "Ayo masuk." ajak ku setelah membuka pintu Apartment ku.

Aku membiarkan dia duduk di sofa lalu aku beranjak ke dinding untuk menerangin seluruh ruangan ini.

"Kata sekretaris ku, barang mu sudah di kamar. Kamar mu yang sana." ujar ku menunjuk sebuah pintu kamar tidur.

"Motor ku?"

"Nanti malam akan di antar. Sekarang kau mandi, kamar mandinya ada di kamar mu. Kita akan melakukan single-photoshot untuk beberapa akun pribadi ku." aku meninggalkannya lalu pergi ke kamar ku untuk mempersiapkan kamera ku.

Aku membuka pintu mini-studio ku yang aku ciptakan sendiri, membuka background hitam karena aku memang sedang ingin menggunakan warna hitam.

Sambil menunggu Kischi, aku menata beberapa light dan menyiapkan beberapa baju yang akan aku gunakan.

"Aku selesai." aku membalikkan badan ku lalu melihat dirinya yang hanya menggunakan boxer yang aku tau itu ber-merk CK. Aku menyuruhnya untuk menggunakan sebuah kemeja putih lengan panjang, di padukan dengan bawahan hitam yang pas di kakinya, lalu menyuruhnya untuk menggunakan rompi dengan tambahan lengan panjang di lengan kanannya dan tambahan kain di belakangnya. Menyuruhnya memakai sepatu pantofel yang aku ciptakan sendiri dan menyuruhnya duduk agar aku bisa menata wajah dan rambutnya.

Hm, mungkin gaya rambut spike cocok untuk dirinya kali ini. Aku memakaikan gel untuk rambutnya, memberinya sedikit semprotan hairspray, dan memberinya sedikit tambahan make-up di wajahnya.

"Ada apa lihat-lihat?" tanya ku sarkas saat aku sadar kalau dia melihat ku.

"Aku penasaran, kenapa kau jadi designer?"

"Apakah salah kalau pria jadi designer? Di luar banyak pria yang jadi designer selain aku." aku menjauh dari tempat Ia duduk, mencuci tangan ku dan mengeringkannya. Membuka sebuah lemari berisikan sebuah kamera dan beberapa lensa, tempat dimana aku menyimpan benda pemuas hobi ku, fotografi.

"Sudah siap?" aku berjalan menuju layar iMac yang sudah aku nyalakan sementara Ia berjalan ke black-background. Aku menekan tombol untuk memberi sedikit pencahayaan.

"Berposelah seperti business-man." ujar ku sambil mengatur jarak fokus lensa.

Foto demi foto sudah terekam di kamera ku, dia melakukan tugasnya dengan baik. Sudah seharusnya, Ia kan model.

Di foto ke 17, akhirnya aku mendapatkan foto terbaik untuk web ku nanti. Aku mengakhiri sesi foto malam ini. Merapikan isi studio dan mengembalikan baju yang tadi Ia pakai ke ruang penyimpanan ku.

"Tidur lah, selamat malam."

"Apa besok ada sesi foto lagi?"

"Tidak. 2 hari mulai besok kau bebas, setelah itu aku pastikan kau akan mati kelelahan dengan sesi foto."

---

Dengan perlahan aku membuka mata ku. Ku lihat jam di meja, menunjukkan pukul setengah 1 malam. Aku samar-samar mendengar suara erangan. Erangan? Ah, mungkin aku sedang berdelusi. Lebih baik aku kembali tidur.

---

Bagaimana aku tidak dalam keadaan bad-mood pagi hari ini? Hari dimana aku seharusnya bisa menikmati green-tea malah tergantikan dengan sebuah berita hoax. Tidak sepenuhnya hoax, tapi, masa iya begitu saja sudah heboh?

"Seorang designer yang kita kenal, Axion Kiryu, terlihat seperti sedang kencan dengan salah satu model bernama Murenchi Kischi..."

"Wow, kau hebat, sudah membuat berita panas di pagi hari." aku memutar bola mata ku kesal setelah tau siapa yang berbicara seperti itu. Kischi.

"Ya ya, aku memang hebat." balas ku kasar lalu meminum green-tea ku kembali.

"...apakah Kischi atau Kiryu akan mengkonfirmasi sesuatu tentang mereka? Apakah mereka hanya sebatas designer dan model karena acara fashion show akan di gelar, atau mereka sedang berpacaran?"

Aku sukses menyemburkan green-tea yang aku minum tadi keluar. Untungnya tidak semuanya. Dasar berita hoax! Tenang saja, aku akan mengkonfirmasinya suatu saat. Tapi tidak sekarang, aku benar-benar sibuk.

"Jangan gunakan apartment ku aneh-aneh. Aku akan ke kantor."

"Kuncinya?"

"Tutup saja pintunya kalau kau ingin keluar, akan terkunci otomatis."

---

Saat aku memakirkan mobil ku, aku tidak terlalu kaget saat banyaknya wartawan yang menghampiri mobil ku. Hft, sudah ku duga hal ini akan terjadi.

"Kiryu-san, bagaimana pendapat anda tentang kedekatan anda dengan model itu?"

"Axion Kiryu, tolong beri jawaban anda!" dan masih banyak lagi pertanyaan mereka yang pastinya membutuhkan waktu lama untuk menjawabnya.

"Dia hanya model, kami hanya sebatas klien dan model, kalian tau sendiri kan kalau akan ada fashion show sebentar lagi?" jawab ku lalu masuk menuju kantor ku. Untung saja beberapa security sudah mencegat mereka, kalau tidak bisa bahaya isi kantor ku.

"Kiryu-san, banyak media massa yang ingin meminta anda melakukan confrence-pers tentang anda."

"Jangan bilang ini tentang berita tadi?" tanya ku sambil melepas kacamata ku lalu memijat mata ku karena saking lelahnya pagi hari ini.

"Iya. Bagaimana dengan anda?"

"Jadwalkan saja confrence-persnya dengan mereka biar mereka puas."

"Baik."

---

Karena siang ini tidak ada jadwal khusus dan jadwa confrence-pers nanti sore, aku memilih keluar menuju restoran sushi.

Mengendarai mobil ku dengan kecepatan rata-rata 40 km/h, aku samar-samar melihat sebuah motor sport berwarna merah padam yang sangat aku kenali siapa pemiliknya masuk ke daerah yang sering mereka sebut daerah love-hotel. Ah, mungkin itu hanya ilusi ku saja, tidak mungkin kan hanya dia pemilik motor sport merah seperti itu?

Sesampainya di restoran sushi, aku langsung memesan sushi kesukaan ku di tambah teh hijau yang dingin karena hari ini cukup panas juga. Dan sialnya, aku lupa memakai jaket ber-hoodie untuk menutupi wajah ku. Apalagi kalau bukan beberapa wartawan.

to be continued..

Yanase: maafkan yanase krn lambat apdet-_- sumpah yanase malas bgt buat ketik.. maaf-_-

Model x Designer [on hold]Where stories live. Discover now