𝓖𝓪𝓭𝓲𝓼 𝓲𝓽𝓾 𝓲𝓼𝓽𝓲𝓶𝓮𝔀𝓪 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓪𝓹𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓭𝓲𝓪 𝓹𝓾𝓷𝔂𝓪
𝓢𝓮𝓵𝓪𝓽 𝓿𝓾𝓵𝓬𝓪𝓷 𝓰𝓻𝓪𝓷𝓾𝓵𝓪
Kepala Razella terasa mau pecah ketika untuk yang kesekian kalinya kepalanya di benturkan ke tembok sekolah. Gadis berumur 15 tahun itu menahan air mata agar tidak jatuh didepan banyak orang, ia tidak mau jadi bahan tertawaan sementara satu sekolahnya tengah menyaksikan penderitaannya.
"Lo tau Razella? Disini lo gak ada gunanya sama sekali, lo gak di butuhin, anak cacat dan miskin kayak lo harusnya gak ada di MHS. Lo cuma lagi beruntung karena dapat beasiswa. " Bisik seorang siswi bernama Resil dengan seringaian menyebalkan. Razella menarik napas gemetar, berusaha menenangkan dirinya sekaligus menahan emosi agar tidak kelepasan dan hanya akan memperburuk suasana.
"Emang manusia sampah kayak lo tau apa soal gue? Lo anak yang bisanya cuma ngemis minta duit orang tua, anak yang bahkan gak bisa ngurus diri sendiri. Lebih cacat mana lo sama gue?" Balas Razella pelan tak kalah tajam. Perkataannya itu berhasil memancing amarah Resil. Egonya tersentil ketika kalimat itu keluar dari mulut korban risakannya.
PLAK!
"Gak usah bacot! Lo cuma pengkhianat! Sampah MHS! Kenapa lo gak pergi aja dari sekolah ini dan gabung sama teman-teman sampah lo itu! " Seru Resil dengan wajah memerah.
Razella terkekeh miris mendengarnya.
"Mereka yang lo sebut sampah bahkan lebih berotak dari pada lo yang katanya peringkat satu paralel di sini. Tapi semua itu gak ada gunanya kalo lo gak ngerti apa itu menghargai, mereka jelas lebih ber attitude dari pada lo semua! Ini alasannya gue merasa lebih di Terima kalau bareng mereka. " Razella kini berbicara lantang, menatap tajam satu persatu murid yang ada di sekitarnya.
"Mereka nerima lo bisa jadi karena lo bikin mereka merasa kasihan. Jangan terlalu meninggi, mereka juga belum tentu ada di samping lo terus. Buktinya mereka gak ada pas lo di rendahin di depan semua orang."
Razella tertawa keras. Jelas saja kelima sahabatnya tidak bisa bersama dengannya sekarang, karena ini MHS, bukan wilayah mereka yang notabene nya anak SMK.
"Terserah lo mau ngomong gimana, yang jelas mereka bisa ngasih sesuatu yang gak pernah dimiliki sekolah ini, dan gue cuma bisa dapetin itu dari mereka. Dan yang lo semua perlu tau, gua gak pernah berkhianat. " Tegas Razella dengan nafas memburu.
Resil mengepalkan kedua tangan dengan rahang mengeras.
"Lo pengkhianat Razella! Tadi pagi, satu sekolah juga liat lo pakai almamater anak SMK! Itu bukti akurat kalau lo emang pengkhianat di sini! Lo butuh bukti apa lagi? "
Razella mengangguk-angguk pelan seolah mengerti.
"Mereka baik, makanya mereka pinjamin gue almamater. Karena manusia normal bakal kayak gitu juga buat lindungin sahabatnya. Dan gue gak dapetin hal itu dari sekolah ini. Gue cuma mau cari tempat yang nyaman buat gue, terus masalahnya sama kalian apa? Gue gak pernah tuh ngerepotin kalian, terus ngapain lo semua repot repot ngurus hidup gue?
Razella menatap orang-orang yang tengah memperhatikannya dengan matanya yang- menurut kebanyakan orang- cacat. Tanpa sadar, tatapan Razella berhasil membuat orang orang di sekitarnya menyadari betapa uniknya bola mata milik Razella, mata itu, yang setajam mata elang.
"Lo semua sakit kalau cuma nilai orang dari apa yang kalian dengar. Nilai tinggi itu gak ada gunanya kalau kalian gak belajar memahami orang lain."
ESTÁS LEYENDO
SAGITARIUS
Novela JuvenilTerjebak dalam kehidupan bersama siswa SMK cukup membuat hidup Razella semakin rumit sekaligus menyenangkan. Dihiasi dengan teka teki di balik kematian seorang sahabat bernama Cakrawala, ditakdirkan memiliki nasib yang sama, yaitu kecacatan yang mem...
