FILE (2)

4 1 0
                                        

Happy Sunday!

---

Kalau ditanya apakah Nabella merasakan sedih melepaskan rutinitas yang sudah dirinya hafal di luar kepala selama empat tahun ini atau tidak, jawabannya pasti sedih. Akan tetapi, rasa sedihnya sedikit tertutupi karena marah lebih mendominasi. Apalagi kalau mengingat orang-orang yang pernah jahat padanya, kalau bisa perusahaan itu dia hancurkan saja walaupun. Sayangnya Nabella takut berbuat kriminal, sudah cukup tidak usah diingat lagi.

Dua minggu berlalu dan gadis itu masih melampiaskan rasa marahnya dengan malas-malasan, bangun siang dan mengurung diri di kamar kost. Sebisanya Nabella membatasi interaksi dengan orang-orang di luar sana kecuali teman-teman virtualnya.

"Guys, gue udahan ya. Kayaknya ada orang nyamperin kamar gue." tadi ketika sedang bermain, Nabella mendengar ketikan dari luar kamarnya.

"Cepet banget lo cabut, ga asyik!" itu suara Masterpiece. Memang seharusnya mereka masih bisa lanjut satu kali main lagi, tapi tidak mungkin Nabella membiarkan orang yang ada di luar sana menunggunya terlalu lama.

"Sorry, next time kabarin aja kapan lo pada bisa main semua. Tenang gue pengangguran, jadi paling flexible." tanpa mendengarkan balasan dari teman-temannya, gadis itu dengan sigap memutuskan koneksi sambungan dan berdiri dari kursinya untuk membuka pintu kamar.

"Eh Oliv, nyari gue?" ternyata Olivia, tetangga kamarnya yang mengetuk pintu, berdiri dengan memeluk laptop dan satu jilid yang dari bentuknya seperti skripsi.

Ragu-ragu Olivia bersuara, "Kak Nabel maaf ya malem-malem gangguin, tapi gue butuh banget bantuan kak Nabel. Please, bantuin gue olah data revisian gue, kak."

Apa boleh buat, Nabella tidak mungkin menolak, "Oke, tapi di dapur bersama aja gimana?" tawarnya karena tidak mungkin membawa masuk Olivia ke kamar yang sedikit kurang rapi ini.

Lebih baik mencari jalan tengah, apalagi dapur bersama ada meja panjang dan kursi-kursi yang biasa digunakan ibu Kost untuk mengumpulkan para penghuni untuk rapat bersama atau kegiatan lainnya.

"Sure, gue sekalian pesen makanan deh! Lo mau apa kak?" Olivia mengangguk antusias menerima tawaran Nabella dan susah payah mengeluarkan ponsel dari sakunya.

"Terserah lo aja gue ngikut..." karena memang Nabella sedang tidak kepikiran mau makan apa jam segini, tapi laper juga setelah main game. "...Lo tunggu gue di sana dulu deh, gue mau beresin yang di dalem bentar."  itu mematikan laptopnya dan mengambil gardigan untuk menutup tanktop hitam yang sedang dirinya kenakan.

Kemudian Nabella menyusul keberadaan Olivia di dapur bersama.

Tidak ada banyak orang di sana, hanya ada Olivia yang menunggunya dan juga Tasya penghuni lantai satu sedang menyeduh mie instan. Sudah malam begini tentu saja para penghuni kost memilih untuk istirahat di kamar masing-masing.

Biasanya, Nabella jarang sekali menginjakkan kakinya di sini karena sudah terlalu sibuk dan dirinya juga bukan orang yang suka memasak makanan sendiri. Kecuali, jika memang sedang akhir bulan atau ada ibu Kost datang untuk rapat bulanan.

"Makan, Bel?" Tasya menawarkan mie nya kepada Nabella, basa-basi saja karena tidak mungkin dirinya ikut makan padahal tinggal kuah saja di mangkok itu.

"Ini gue juga lagi diorderin makanan sama Oliv." Nabella menarik kursi di sebelah Olivia agar dirinya dapat duduk.

"Bel, lo udah ga di properti lagi?" pertanyaan Tasya ini lah alasan Nabella malas bertemu orang lain, apalagi kalau sudah menyayangkan gaji yang didapat di sana untuk ukuran seoranh staff admin nominalnya sudah cukup lumayan.

Nabella menggeleng, "Udah ga lagi." apa yang ditanya, itu lah yang dia akan jawab karena malas juga nanti jadi oversharing.

"PH gue lagi open casting, coba deh lo buka Instagram nya. Siapa tau lo minat jadi figuran kayak gue, lumayan kok duitnya." Tasya ini umurnya hanya selisih satu tahun lebih muda dari Nabella, makanya mereka santai.

"Beneran kak? duh sayang banget gue lagi repot skripsian, mana ngejar deadline wisuda biar ga bayar ukt lagi." Malah Olivia yang antusias.

Sebelumnya tidak pernah terfikir oleh Nabella untuk menjadi artis apalagi dia merasa bukan orang yang good looking, tapi kalau cuma sekedar figuran masa harus cari yang cantik?

Tasya ini beberapa kali jadi pemeran pendukung di KLasic Films, rumah produksi yang lumayan terkenal di Indonesia karena beberapa filmnya hits di layar lebar dan platform streaming berbayar yang disukai anak muda.

Sebagai pecinta tantangan, tentu saja Nabella tertarik untuk mencoba hal baru dalam hidupnya. "Thanks, Sya buat infonya. Ntar gue kepoin Instagram nya KLasic."

"Anytime, gue balik kamar duluan."

Setelah Tasya meninggalkan mereka berdua, tidak lama makanan pesanan Olivia datang dan mereka mengerjakan data skripsi sambil makan. Mungkin lewat tengah malam pekerjaan mereka selesai, pusing juga ikut memikirkan olah data skripsi milik Olivia ini mana sudah bertahun-tahun yang lalu Nabella terakhir bertemu skripsi.

---

Nabella sudah menyelesaikan rutinitas malamnya di kamar mandi dan mengaplikasikan skincare di wajah. Dirinya juga sudah mengambil posisi siap untuk tidur, tetapi matanya masih sangat segar. Padahal tadi ketika membantu Olivia, gadis itu menahan setengah mati dirinya agar dapat terus terjaga. Mungkin karena cuci muka dulu sebelumnya, sekarang dirinya segar kembali.

Daf, lo belum tidur? Nabella mengirimkan pesan di aplikasi Discord nya kepada Daffa karena melihat lelaki itu masih terhubung ke Spotify. Gadis itu menebak pasti Daffa sedang mendengarkan lagu dan belum tidur meskipun sudah hampir pukul 2 dini hari.

Balasan dari lelaki itu tidak lama muncul di layar ponsel Nabella, biasa insom gue. lo kenapa belum tidur?

Belum ngantuk... ketik gadis itu dan menambahkan lagi untuk memperpanjang topik pembicaraan, biasa nyari bahan.

...tadi temen gue nawarin kerjaan gitu, menurut lo gue ambil ga?

Memangnya Daffa ini siapanya Nabella sampai harus meminta pendapat lelaki itu mengenai pekerjaan yang dirinya akan lakukan.

Pesan Nabella tidak langsung dibalas, membuat gadis itu jadi overthinking mungkin dirinya ditinggal tidur duluan mana dilihat statusnya tidak lagi mendengarkan Spotify. Sudah pukul segini, seharusnya Nabella tidak perlu sedih kan memang waktunya orang-orang untuk tidur, tapi ini memang jam-jamnya orang overthinking, kan?

Kalo lo udah siap buat kerja lagi, ga ada salahnya dicoba.

Eh dibalas ternyata orangnya belum tidur, belum sempat Nabella mengetik balasannya. Pesan dari Daffa masuk lagi, tapi kalo lo ga mau kerja lagi dan milih jadi ibu rumah tangga nih gue siap nafkahin hahahaha.

Nabella kaget membaca pesan balasan dari Daffa yang terlihat sangat tidak masuk akal itu. Bisa-bisanya dia membuat hati Nabella pontang-panting deg-degan hanya karena balasan apa katanya, siap menafkahi? becanda nih orang gila.

Jelek bgt candaan lo, dah sana tidur! main aman saja, Nabella tidak mau terbawa perasaan, meskipun sedikit berharap itu bukan hanya sekedar canda.

Hahaha itu lo tau.

Bangsaaaat! Gue dukunin juga lo Daffaaa biar tergila-gila lo sama gue! Ini hanya di dalam hati saja Nabella berani begini, dia tidak mungkin nekat begitu apalagi dirinya juga tidak tau bagaimana bentuk rupa dan sifat asli Daffa di dunia nyata.

Sudah, memang sebaiknya gadis itu tidur saja daripada mengikuti isinya kepalanya untuk terus bekerja memikirkan perasaannya.

---

The Backup FileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang