FILE (1)

13 1 0
                                        

Welcome to my first story!

---

"Dasar manajer sialan!" ntah sudah berapa kali Nabella berteriak dihitung dari keluar gedung kantor tadi.

Suara teriakan yang hanya ada di dalam hati gadis itu saja karena tidak mungkin dirinya berteriak kencang tanpa disangka orang gila.

Sore ini, sepanjang jalan Nabella melanjutkan menyebut sumpah serapah untuk manajer, ralat mantan manajernya yang barusan masih memintanya untuk menyelesaikan tugas ntah apa itu padahal sudah waktunya pulang dan jelas dirinya tidak mau lagi berurusan karena masa one month notice nya sudah selesai.

Seharusnya Nabella bisa meninggalkan tempat kerjanya tanpa beban lagi.

Tapi apa? masih saja dirinya disiksa sampai akhir. Bukan keputusan mudah bagi Nabella untuk keluar dari lingkaran toxic dengan tekanan kerja yang tinggi, namun tidak diapresiasi. Asam manis lembur tanpa kompensasi sudah pernah dirinya lalui.

"Nak Nabel tolong ibu ya selesaikan data yang ini, ibu minta tolong..." Nabel masih saja menggerutu dan mengulang ucapan mantan manajernya.

Kaki gadis itu menendang kerikil kecil yang hampir mengenai orang di depannya. Untung saja tidak kena, jangan sampai ada lagi tambahan daftar kesialannya hari ini.

Jangankan makan-makan atau sekedar berbagi donat perpisahan, mantan manajer sialan yang menyebalkan itu malah semena-mena meminta mengerjakan tugas anak kesayangannya.

Anak kesayangan mantan manajer yang dimaksud Nabella adalah anak baru yang sengaja dimasukkan dengan menggeser posisi Nabella di kantor. Memang berat hidup di kantor salah satu perusahaan keluarga yang namanya saja tidak sudi Nabella sebut tanpa privilege seperti dirinya.

The power of ordal! mungkin tidak akan terlalu mengesalkan apabila karyawan yang dibawa orang dalam ini setidaknya bisa bekerja atau minimal mau berusaha untuk belajar. Sayangnya Nabella tidak melihat sisi positifnya, wajar kalau dirinya semakin jengkel dan merasa setengah hati membantu.

"Emangnya dia kira gue babu nya apa! sana minta tolong sama anak emas lo itu!" untung saja tidak lama setelahnya ojek online yang Nabella pesan sampai, kalau tidak mungkin dirinya masih saja kesal.

Jalanan sepulang kerja memang lagi macet-macetnya, jadi mau tidak mau Nabella harus bersabar untuk sampai ke kosan.

Kalau dipikir-pikir, Nabella hebat juga dapat menghadapi mantan manajer dengan sifat dan kelakuan yang diluar nalar itu selama empat tahun. Seandainya tidak memikirkan Ibunya di kampung, mungkin sudah lama Nabella mengundurkan diri. Sekarang bagaimana cara gadis itu menyampaikan berita ini kepada ibunya.

"Makasih ya Pak." Nabella tersenyum ketika menyerahkan helm ojeknya.

Selama merantau di ibukota, dirinya memilih tempat kost khusus putri tiga lantai dan kamarnya ada di lantai dua. Rasanya baru kali ini Nabella pulang di saat matahari belum terbenam sempurna.

Pandangan matanya menyapu isi kamar yang tidak banyak, hanya kasur, lemari, meja dengan satu monitor, laptop, keyboard, headset serta kebutuhan lainnya demi menunjang kegiatan anonim yang selama ini dirinya jalankan.

Setelah memastikan kamarnya tidak terlalu berantakan dan layak huni, gadis itu melihat sekilas ke layar ponselnya yang tentu saja tidak ada notifikasi penting selain dari aplikasi berbelanja dan pesan antar.

The Backup FileWhere stories live. Discover now