II

3K 420 278
                                        

Gelap malam tak membuatnya sepi, semakin tinggi sang rembulan, semakin ramai pula manusia berdatangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gelap malam tak membuatnya sepi, semakin tinggi sang rembulan, semakin ramai pula manusia berdatangan. Jalanan berkelok, menanjak serta menurun, menjadi daya tarik bagi para pembalap untuk mengadu kecepatan dan kemampuan mereka. Jalur alternatif yang entah sejak kapan beralih fungsi menjadi trek balap, kini dikuasai para geng motor daerah Jakarta, bahkan pamornya hingga keluar wilayah.

Geng motor yang bergabung, tentu lebih banyak dari kalangan atas, sebab, harga motor, helm serta perlengkapan lainnya dibandrol dengan angka yang tidak main-main. Latar belakang kuat menjadi salah satu pemicu tinggi nya harga diri mereka. Senggol sedikit saja, pertarungan akan pecah, entah bertarung diatas kuda besi, atau bertarung dengan tangan kosong. Yang pasti, tidak pernah satu malam pun terlewat tanpa keributan.

Renjun memarkirkan motornya di samping motor lain yang berjejer. Baru saja standard akan diturunkan, body motor ditendang dari samping.

"Bangsat! berani nya lo parkir motor butut lo disini? pindah anjing! anggota geng mana lo sialan?!"

Tentu saja dia tersentak kaget, sebagai orang yang pertama kali datang ke Lembah Ular, Renjun tidak mengetahui aturan tertulis maupun tidak tertulis yang berlaku di wilayah tersebut. Alhasil, dia memundurkan motor, parkir dibagian paling ujung, terpencil─ sendirian.

Setelah membenahi masker dan memasang topi, kemudian memastikan bahwa wajah nya tertutup rapat, manusia dengan segudang kemampuan itu berjalan menuju pusat lingkaran. Dia mengedarkan pandangan, melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana suasana Lembah Ular yang selama ini menghantui rasa penasarannya.

Asap rokok, asap knalpot, bau menyengat dari minuman keras, suara bising motor balap, seruan-seruan yang terlontar dengan kalimat kasar nan binatang, semuanya masuk dalam pandangan serta pendengaran Renjun.

Dua kata; berisik, berantakan.

Sebagai anak yang dididik dan dicekoki kedisiplinan serta diwajibkan bertutur kata sopan berkelakuan santun, Lembah Ular adalah wilayah paling semraut yang pernah dia singgahi. Dahi nya menyerit dalam, tidak menyukai apa yang dilihat. Lalu, suara motor bertabrakan mengalihkan atensi nya.

"Anjing! orang gila itu bosen hidup atau gimana sih? sekiranya kalo mau mati jangan ngajak orang lain dasar setan!" umpat Johnny. Kemudian berjalan terpogoh-pogoh menuju tempat kejadian, tanpa aba-aba melemparkan botol minuman keras pada kepala si gila yang tertutup helm.

prang!

"Bangsat! berhenti ngajakin anggota geng gue bunuh diri sama lo sialan! balapan motor sendiri aja anjing!" murkanya. Lantas ia menghampiri Jungwoo yang tengah dibantu anggota geng 127.

"Anjing lemah, baru segitu aja udah kalah, main nya keroyokan, pencundang kaya kalian gak seharusnya jadi anggota geng motor," ejek Minhyung. Seakan memiliki sembilan nyawa dan kebal dari rasa sakit, dia bangkit setelah terguling dari motor, berjalan dengan congkak.

Asgard² ║ The Way Of Aslan [✓]Where stories live. Discover now