Bukannya Shelton tak mau peduli. Tapi berada di dekat Jayden selau kembali membawa ingatan-ingatan kelamnya.
Bahkan tubuhnya selalu gemetar hebat saat berdekatan dengan sang alpha.
Nafasnya berhembus kasar, melihat Jayden meniti tangga perlahan.
"Shelton kau memang bajingan." Makinya pada diri sendiri.
*
*
*
Tidak-tidak Shelton harus memaksakan diri, dirinya tak bisa terus seperti ini. Dari hal kecil mungkin membiasakan diri sarapan bersama. Setidaknya dia tak lagi harus gemetar hebat berada di dekat sang alpha.
Tak lagi ada bayang-bayang kejadian itu. Sebab yang didepannya adalah Jayden, bukan orang lain. Matenya, belahan jiwanya.
Tetapi Shelton juga harus tahu, setiap orang juga memiliki batas lelahnya. Jaydenpun begitu. Selapang apapun dadanya pasti lelah juga.
Jadi Jayden, tolong tunggu Shelton perlahan. Dirinya masih tertatih, tolong bersabar sedikit lagi. Berikan sedikit lagi waktu bagi Shelton untuk menyembuhkan segalanya.
*
*
*
Melepaskan dendam itu memang sulit. Dan Shelton selama bertahun harus belajar itu, menerima, mengikhlaskan. Bukan untuk mereka tapi untuk dirinya sendiri.
Begitupun dengan traumanya, Shelton harus belajar menghadapinya bukan lari. Jadi karena tekadnya itu disinilah Shelton sekarang.
Tubuhnya mungkin bersimbah darah membuat ngeri setiap werewolf yang menatapnya terlebih mata biru menyalanya yang setiap menatap ganas sekeliling.
Selama bertahun, Shelton akhirnya bisa melepas semuanya. Membalas apa yang perlu mereka terima.
*
*
*
Perlahan tapi pasti Shelton mengubah sikapnya. Menghadapi Jayden tentu sulit. Bagaimana dia menahan setiap gemetar yang tersisa saat berkontak dengan sang mate.
Sang dewi tahu seberapa keras dirinya berusaha. Meskipun hal itu dilakukan tentu saja saat Jayden terlelap.
"Terlalu serakah jika aku meminta pengampunan darimu. Tetapi bisakah berikan aku kesempatan. Tolong beri aku sedikit waktu untuk menebus semuanya." Lirihnya sembari mengelus pelan puncak kepala Jayden.
Tangannya beralih menatap perut buncit sang alpha yang berisi darah dagingnya sendiri. "Maafkan ayah, wolfie kecil. Tumbuhlah dengan baik. Jadilah pelindung bagi papamu kelak, termasuk dari ayahmu sendiri."
"Maaf karena sempat tak menerimamu. Tapi untuk kali ini. Lahirlah dengan sehat, jangan terlalu menyulitkan papamu. Sudah cukup penderitaannya selama ini."
Tak ada jawaban hanya tendangan-tendangan halus yang Shelton rasakan.
*
*
*
Sebisa mungkin Shelton selalu penuhi keinginan Jayden sekaligus menjadi penebusan dosanya. Hal kecil ini tak seberapa dibanding perjuangan Jayden.
Melihat bagaimana sulitnya mengandung, terlebih saat membawa sang buah hati kedunia. Jantungnya berdenyut nyeri setiap kali mendengar rintihan kesakitan Jayden.
Bahkan saat putra kecilnya terlahir yang pertama kali dia pastikan kondisi alphanya. Melihat bagaimana tubuh sang alpha yang meskipun lemas masih terlihat antusias menyambut sosok kecil yang selama 9 bulan ini dia perjuangkan.
YOU ARE READING
Alpha [Hoonjay] ✓
FanfictionA REMAKE STORY This story is created by @seansagara113 Saya sudah mendapat izin dari authornya untuk remake cerita ini. Terima kasih banyak untuk author @seansagara113 Main pair : Sunghoon x Jay 18/11/24 🏅#1 - werewolf 22/11/24 🏅#1 - enhypen
🌕 Extra Part 5 - Shelton's POV 🌕
Start from the beginning
![Alpha [Hoonjay] ✓](https://img.wattpad.com/cover/382986434-64-k912341.jpg)