🌕 Extra Part 3 🌕

Start from the beginning
                                        

"Kau satu-satunya pewaris, Juinth. Lagipula wolfmu sudah bermanifestasi duluan dengan mata birunya. Kejadian di Silvermoon 2 tahun lalu tidak akan terjadi."

Juinth tak menjawab kembali diam dan melanjutkan membaca bukunya. Sementara Nathan juga tak berani lagi mengganggu.

*

*

*

Kejadian 2 tahun lalu memang masih menjadi bahan bicaraan yang tak ada habisnya.

Dari dulu anak pertama para Elder dan Luna biasanya menjadi pewaris Pack yang akan mendapat secondary gender sebagai Enigma. Begitulah harapan Silvermoon Pack pada Aiden.

Namun nyatanya itu tak terjadi. Sebab Aiden menjadi seorang Alpha. Mata merah darahnya baru di dapat tepat di ulang tahunnya yang ke-18 tepat 2 tahun lalu.

Seluruh ekspektasinya harus berakhir, dunianya jungkir balik. Terlebih menghadapi adiknya yang tak pernah hidup dalam tekanan menjadi seorang Elder juga harus berubah.

Semuanya kacau balau. Namun untungnya Aiden masih memiliki Jayden yang selalu setia bersamanya.

"Kau baik-baik saja?" Jayden bertanya menghadapi keponakannya yang larut dalam lamunan.

Aiden tersenyum, tak sampai pada matanya dan mengangguk. Membuat Jayden menghela nafas "Tawaran paman masih berlaku. Bluemoon Pack juga tak buruk kan?"

Memang sejak 2 tahun lalu banyak cemoohan yang didapat Aiden yang dianggap gagal sebagai pewaris. Terlebih hubungan antara keluarganya juga semakin memburuk sejak itu.

Aaron terasa semakin jauh darinya sebab dirinya tiba-tiba mengemban tanggung jawab besar. Sementara kedua orang tuanya sibuk mengurusi sang adik.

Disaat itu Jayden datang menawarinya untuk keluar dari semua tekanan mental ini tetapi Aiden masih belum memberi jawaban pasti. Enggan merepoti sang paman.

*

*

*

Ritual Gerhana datang dengan cepat. Semuanya berjalan seperti semestinya beruntung tak ada gangguang rogue dan segala hal berjalan lancar.

Selepas Shion menyelesaikan setiap tahapan upacara hingga pemberian darah buruan pada pasangan dan anak-anaknya. Diikuti oleh semua dari masing-masing pack.

Jayden menyentuhkan jarinya yang berlumur darah ke dahi Juinth dengan mata terpejam penuh permohonan bagi putranya. Sebelum memberi kecupan sayang di dahi sang anak.

"Terima kasih Papa. Semoga MoonGoddess mewujudkan semua keinginan Papa." Ucap Juinth dengan senyum manis.

"Terima kasih kembali wolfie kecil." Balasnya.

Kali ini giliran Shelton. Jayden melakukan hal yang sama, namun tidak memberikan Shelton kecupan yang sama membuat Shelton merengut.

"Kenapa Juinth mendapatkan kecupan sementara aku tidak?" Protesnya dengan suara rendah.

Jayden menahan diri untuk tidak memutar mata malas sembari menahan senyumnya.

"Apa kau seusia Juinth?" Tanyanya tapi tak ayal mendekatkan diri untuk sekilas mengecup pipi Shelton.

Membuat Shelton tersenyum penuh kemenangan dihadapan Juinth yang menatapnya malas.

*

*

*

Setelah ritual itu harusnya ada perjamuan untuk mengakrabkan diri antar pack jika saja tidak ada keributan yang terjadi, akibat mantan Elder dan Luna Silvermoon Pack lebih tepatnya orang tua Hansel.

Mulanya hanya sindiran halus pada Aiden yang dibalas oleh senyum tipis oleh si pemuda tetapi entah bagaimana itu berubah menjadi keributan besar.

Hansel dan Shion tak bisa berkutik, Aaron bergeming membiarkan Aiden dipermalukan di depan umum.

Jayden tak tinggal diam, bagaimanapun Aiden keponakannya darahnya juga mengalir disana. Tanpa aba-aba Luna Bluemoon Pack itu maju.

Menarik Aiden pergi dari pusat kerumunan diikuti Juinth dan Shelton. Membawa Aiden jauh dari sana, mengabaikan teriakan orang tua Hansel yang menyuruhnya kembali.

"Aiden, paman tahu kau sudah dewasa dan cukup waras untuk berpikir. Jika pertimbangan marga yang tersemat padamu yang membuatmu berat."

"Tak keberatan jika menggantinya dengan marga Foster? Kakekmu pasti akan senang dengan ini." Ucap Jayden saat keempatnya sudah berada dalam mobil menuju Bluemoon Pack.

"Aident Foster terdengar bagus." Suara itu dari Shelton yang menimpali.

Aiden menatap pamannya dan pasangan pamannya serta sepupunya yang tersenyum penuh ketulusan padanya. Tidak ada penghakiman ataupun kekecewaan yang selama 2 tahun menghujamnya.

Tanpa sadar dirinya menangis sebelum mengangguki keputusan itu.



*****



Alpha [Hoonjay] ✓Where stories live. Discover now