Sekolah Juinth masuk pukul 8 pagi sementara sekarang pukul 7.45 dan remaja 15 tahun itu masih pulas dalam tidurnya.
Shelton sendiri yang juga kesiangan sibuk menyiapkan ini itu karena kebetulan maid mereka sedang cuti. Menyiapkan sarapan seadanya sebelum membangunkan Juinth yang susah sekali dibangunkan.
"5 menit lagi, Ayah."
"Bocah ini. Sekarang sudah pukul 8 kurang 15 menit. Bangun!"
Tak tanggung Shelton benar-benar menyeret Juinth yang terkejut mendengar jam dari ayahnya. Secepat kilat remaja 15 tahun itu masuk kamar mandi. Dalam waktu kilat bersiap.
Shelton membungkus sandwich yang berhasil dibuatnya sebab tak mungkin keduanya masih sempat sarapan. Namun saat melihat Juinth dengan penampilan acak-acakan dengan barang bawaannya, membuat Elder ini menepuk dahinya.
"Moongoddess, aku benar-benar meminta ampun padamu." Ucapnya dramatis.
Jika Jayden mengetahui ini keduanya kemungkinan besar akan didepak dari rumah dan berakhir menginap di tempat para guard.
Tak ingin menambah emosi dalam jiwanya. Shelton menghampiri Juinth yang memasang cengiran membantu putra tunggalnya memasang dasi dan membenahi pakaiannya. Lantas menarik atau lebih tepatnya menyeret Juinth menuju mobil.
"Sarapan dulu, Ayah tidak mau nanti kau membuat keributan dengan mengatakan Ayah tak memberimu makan."
"Terima kasih Ayah. Jadi tambah tampan deh pagi ini meskipun tidak setampan aku."
Shelton mendengus tak menjawab, fokus pada kemudi. Juinth yang juga tau diri sesekali menyuapkan sandwich pada ayahnya yang mengemudi.
Pagi kacau itu untungnya berakhir dengan tidak ada keterlambatan bagi keduanya.
*
*
*
Sudah dikatakan Juinth itu hanya terlihat tengil saat bersama Shelton saja. Sementara di sekolah dia dikenal sebagai calon Elder masa depan yang berwibawa, tak banyak bicara. Cukup membuat temannya merasa segan
Satu tepukan dirasakan Juinth saat remaja itu tengah fokus membaca buku. Selepas makan siang kebetulan seluruh kelas kosong. Para guru juga terlihat sibuk menghadapi ritual gerhana.
Membiarkan murid-murid belajar mandiri atau apapunlah itu selama tidak meninggalkan sekolah.
Sosok remaja yang seumuran dengan Juinth menghampiri dengan senyuman lebar. Dia Nathaniel, putra tunggal dari Jakah dan Ni-ki yang menjadi satu-satunya teman serta calon tangan kanan Juinth nanti.
"Ada apa?" Tanya Juinth.
"Mau ikut berburu tidak nanti?" Nathan balik memberi pertanyaan.
Juinth tak menjawab kali ini menutup bukunya sebelum memfokuskan pandangan pada Nathan. "Aku akan minta izin ayahku dulu."
Mendengar itu Nathan mengangguk saja. "Kapan kau akan menyusul ke Silvermoon Pack?"
"3 atau 4 hari lagi mungkin. Ada apa?"
"Tidak hanya bertanya."
Juinth menatap menyelidik pada Nathan "Apa? Kau tidak sabar mau bertemu dengan sepupu kulkasku itu?"
Nathan mendengus mendengarnya memalingkan wajah dari tatapan penuh selidik Juinth "Berkaca, kau juga kulkas dihadapan banyak orang."
"Ya, ya, ya tapi aku jauh lebih tampan dari dia."
"Jika saja para murid disini tau calon elder mereka se narsis dirimu."
"Memangnya sudah pasti aku akan menjadi Enigma nanti?" Gumam Juinth yang di dengar jelas oleh Nathan dengan pendengaran tajamnya.
YOU ARE READING
Alpha [Hoonjay] ✓
FanfictionA REMAKE STORY This story is created by @seansagara113 Saya sudah mendapat izin dari authornya untuk remake cerita ini. Terima kasih banyak untuk author @seansagara113 Main pair : Sunghoon x Jay 18/11/24 🏅#1 - werewolf 22/11/24 🏅#1 - enhypen
🌕 Extra Part 3 🌕
Start from the beginning
![Alpha [Hoonjay] ✓](https://img.wattpad.com/cover/382986434-64-k912341.jpg)