Off The Record

Prolog : Off The Record.

"have and to hold from this day forward,
for better, for worse, for richer,
for poorer, in sickness and health,
until death do us part."

•
•
•
•

     "Pak Akasa, banyak media dan orang-orang di luar sana yang bertanya-tanya, apa alasan Pak Akasa dan istri memilih melaksanakan pernikahan secara privat? Tolong tanggapannya, Pak!" salah satu jurnalis bertanya tepat ketika pemimpin muda Nyx Corp keluar dari perusahaan.

Akasa Mavendra Noxilius, cucu pertama dari keluarga yang mendirikan perusahan Nyx Corp. Yang berhasil mendapatkan jabatan sebagai Wakil Presdir di umurnya yang baru menginjak tiga puluh satu tahun.

Satu minggu yang lalu, pria yang di gadang-gadang akan menjadi Presdir selanjutnya menggantikan sang ayah, baru saja melaksanakan pernikahan. Pernikahan yang berhasil mengguncang media, dan para netizen di sosial media.

Lantaran Wakil Presdir muda ini sedang menjadi sorotan, karena dapat menjabat di usianya yang masih tergolong muda. Selain itu etos kerja nya termasuk bagus, untuk ukuran seseorang yang mendapat jabatan karena koneksi keluarga. Wakil Presdir ini juga memiliki citra yang baik di masyarakat, belum lagi wajah nya yang tampan, membuat orang-orang menaruh atensi lebih kepadanya.

"Kami berdua sepakat untuk tidak melakukan pernikahan secara publik. Selain mementingkan kenyaman istri saya, saya merasa sepertinya, istri saya belum siap untuk memunculkan diri di hadapan publik." Akasa menatap ke arah wartawan yang baru saja melemparkan pertanyaan. Menampilkan senyum bisnis, yang biasa ia gunakan.

Riuh suara kamera tak ayal semakin terdengar, ketika pria yang baru saja menikah itu menunjukan senyum menawannya. Para wartawan dan jurnalis pun semakin melontarkan berbagai pertanyaan, terhadap pria yang senantiasa memasang senyum menawan ke arah kamera.

"Pak Akasa, apa benar rumor yang mengatakan bahwa sebenarnya istri bapak sekarang, tidak lebih dari sekedar pengganti karena tunangan bapak yang melarikan diri seminggu sebelum pernikahan? Lalu, apa benar hubungan di antara kalian berdua sebenarnya tidak baik? dan citra istri bapak juga tidak sebaik yang di katakan?"

Salah satu wartawan bertanya dengan berbagai macam retetan pertanyaan, yang tentunya menarik perhatian Akasa. Ia lalu menatap wartawan dengan nama RinaiTv yang tertera di saku jaket berwarna biru tua yang di kenakannya.

Pria berkacamata bulat, dengan rambut yang di biarkan jatuh kebawah menutupi kening, Akasa tatap dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, yang berusaha ia tutupi dengan senyum nya yang menawan.

"Rumor? Saya tidak tau kalau ada rumor seperti itu." Akasa berucap dengan santai, masih mempertahankan wajah penuh citra baik miliknya.

"Lalu apakah rumor tersebut benar, Pak? Tolong klarifikasi nya!"

Wartawan tersebut kembali bertanya, yang semakin membuat sesuatu perasaan dalam diri Akasa tertarik.

"Saya penasaran. Kalau saya boleh tau, siapa nama anda?" tanya Akasa, yang tentunya membuat bingung para wartawan dan jurnalis disana.

"Nama saya Ardika, Pak." wartawan itu memperkenalkan namanya, yang di sambut dengan anggukan serta gumaman Akasa, pertanda ia paham.

"Ah, Ardika, ya. Salam kenal, Dika." Akasa menyambut pengenalan wartawan yang bernama Ardika itu dengan ramah.

"Begini, saya yakin para wartawan dan jurnalis disini paham, bahwa rumor belum tentu sepenuhnya benar, dan merupakan berita yang tidak mendasar. Terkadang rumor di tulis oleh para pembenci, atau media yang tidak bertanggung jawab."