Setelah perbincangan itu selesai Jeno kembali memasuki kamar Jaemin, disana terlihat bahwa lelaki itu tengah melamun selama memandangi jendela yang terbuka kamarnya.
Nampan itu diletakkan dimeja hingga menimbulkan suara yang mengaburkan lamunan Jaemin, "Bukan aku yang menyiapkan ini semua, ibumu lah yang melakukannya."
Ketika tak ada tanggapan apapun lagi dari Jaemin, Jeno lantas beranjak ingin meninggalkan lelaki tersebut.
Namun genggaman tangan Jaemin pada jemarinya serta merta membuat Jeno menghentikan niatnya.
"Suapi aku."
Singkat nan padat, begitulah Jaemin dalam meminta pertolongan darinya, namun Jeno yang memang pada dasarnya baik lantas mengiyakan permintaan lelaki tersebut.
"Kapan lagi ya kan aku bisa menyuapi Jaemin?"
Jeno berdehem canggung sebelum mengambil mangkuk dari Jaemin, "Aaaaa buka mulutmu..."
Pemuda yang berstatus sebagai beta itu begitu telaten menyuapkan sendok demi sendok makanan pada Jaemin, sementara lelaki alpha itu juga menjadi begitu penurut dengan mendengarkan semua perintah Jeno.
Semangkuk bubur itu telah tandas tak bersisa, Jeno sempat merapalkan kata heran dalam hatinya sebab jika seseorang tengah sakit maka mustahil bagi orang tersebut dapat memakan makanan dalam porsi yang banyak, namun yang ia lihat pada Jaemin justru berbeda, lelaki itu dengan senang hati membuka mulutnya dan menerima suapan Jeno dengan antusias.
"Diminum dulu." Jeno menyodorkan segelas air putih pada birai laki-laki tersebut yang mana lantas dituruti oleh Jaemin.
Setelah membereskan sisa makan lelaki tersebut, Jeno lantas melirik laki-laki itu kembali, "Ibumu menyiapkan beberapa apel untukmu, kau mau?"
Jaemin yang menatap sorot netra Jeno hanya berdehem guna menjawab pertanyaan laki-laki itu.
Dengan telaten dan cepat Jeno mengupasi buah yang ada dinampan tersebut, pekerjaan ini cukup mudah untuk dilakukannya mengingat sang kakak pertamanya sangat suka menyuruhnya mengupasi buah kesukaannya tersebut.
Jeno membagi buah itu menjadi beberapa bagian hingga pas jika dimakan oleh Jaemin.
Satu potongan disuapi Jeno dengan menggunakan garpu yang tersedia, namun belum sempat garpu itu disodorkan pada bibir Jaemin, lelaki alpha itu lebih dahulu mencegat tangannya.
"Aku tidak ingin disuapi dengan garpu."
Mata Jeno membola kaget mendengar penuturan itu, ia menatap tak percaya dengan permintaan Jaemin, "Lalu?"
Jaemin menjatuhkan garpu yang dipegang oleh Jeno yang mana tindakan itu menimbulkan tanya bagi lelaki bersurai putih tersebut.
"Tanganmu, aku ingin makan buah itu langsung dari tanganmu."
Memang Jeno sempat tersentak diam mendengar kemauan Jaemin, hingga berulang kali ia melotot tak percaya dan berusaha memastikan hal tersebut, "Tanganku kotor nanti makanannya jadi gak sehat lagi."
Jaemin terdiam sesaat, hampir saja ia kelepasan tertawa karena melihat Jeno melotot dan menatap tak percaya pada dirinya, "Asal itu semua berasal dari tanganmu kurasa tidak akan apa-apa."
Tanpa bisa dicegah semburat berwarna merah muda timbul dengan cantik pada kedua pipi Jeno yang memang berwarna seputih salju, tampak beberapa kali pemuda itu berusaha untuk mengalihkan tatap, salah tingkah akan ucapan Jaemin yang terlihat biasa saja.
"Alpha sialan!"
Tak menunggu lama kemudian Jeno mengambil salah satu potongan apel dan menyodorkannya pada mulut Jaemin. Suapan pertama dan seterusnya berhasil diterima dengan baik oleh Jaemin meski Jeno tetap harus menjaga jarak dengan lelaki tersebut sebab Jeno beberapa kali tak sengaja menangkap Jaemin yang memandangi intens dirinya, tanpa berkedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA || JAEMJEN
Fanfiction잼젠 [a/b/o universe] Legenda menyebutnya dengan nama 'enigma' yang berarti sang penguasa! WARNING !!! TOP! JAEMIN BOTTOM! JENO Start : 22 - 08 - 2023 End :
Chapter 21
Mulai dari awal
