Chapter 6

8.8K 839 25
                                        

Setelah sempat terdiam sesaat segera saja Alpha Jazyel bertransformasi ke dalam wujud manusia yang menjadi inang nya, bertukar dengan Jaemin yang segera mengambil alih.

Tanpa berbasa-basi lagi kini Jaemin berenang kedalam danau guna menyelamatkan Jeno yang terlihat sudah lelah karena terlalu lama berada didalam air.

Saat akan menggapai tubuh Jeno yang dalam jarak beberapa meter lagi, tiba-tiba saja tubuh Jaemin tertarik kedalam dasar air membuat semua yang ada disitu berteriak panik, tak terkecuali Renjun yang menyaksikan dari tepian danau, Jeno selaku yang berada didekat situ kemudian mencoba untuk menyusul Jaemin namun suatu tahanan terasa seperti menahan tubuhnya agar tetap diam.

Saat akan menggapai tubuh Jeno yang dalam jarak beberapa meter lagi, tiba-tiba saja tubuh Jaemin tertarik kedalam dasar air membuat semua yang ada disitu berteriak panik, tak terkecuali Renjun yang menyaksikan dari tepian danau, Jeno selaku yang b...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dasar danau yang gelap membuat Jaemin kelimpungan, air yang tenang membuat ia takut, beberapa kali tangannya berusaha untuk menggapai permukaan namun sesuatu yang kuat menahannya —sama dengan yang Jeno alami— tadi.

"Akhirnya kau mengunjungiku..."

Sebuah suara yang samar terdengar dalam batas pendengaran Jaemin membuatnya bingung dan kalang kabut, ia pun melihat disekitar namun tidak menemukan siapapun.

"Kau tidak mengenaliku?"

Sekali lagi suara itu berkumandang namun terdengar lebih jelas dari yang sebelumnya.

"Si pengecut sudah kembali..."

Berkali-kali Jaemin menajamkan penglihatannya guna mencari presensi seseorang misterius yang Jaemin yakini mengajaknya bicara sedari tadi.

"Siapa yang berbicara tadi?" Batin Jaemin dalam hati sembari matanya masih menyusuri sekitar.

Dari dasar danau yang gelap terlihat sepasang bayangan hitam menggumpal, tepat berada dibawah Jaemin yang mengapung posisinya.

Tubuh Jaemin mendadak menegang, riak air disekelilingnya berdesir merasakan panas yang tiba-tiba muncul, kian membara hingga membuat otot-ototnya terasa kaku dan tegang.

Ketika Jaemin melihat kebawah dasar danau itu, terlihat sepasang mata berwarna merah gelap yang menatapnya dengan pandangan tajam membuat Jaemin merasa terindimidasi dan tertohok. Tubuhnya terasa seperti akan dilubangi lewat tatapan itu.

Butuh sepersekian detik Jaemin mencerna kejadian barusan hingga sepasang cahaya yang Jaemin yakini sebagai sepasang mata itu mulai menghilang dari tempatnya.

Bersamaan dengan hilangnya cahaya tersebut, jeratan yang menahan tubuh Jaemin pun terlepas, segera saja ia naik ke permukaan guna menyelematkan diri.

"Kau tidak layak..."

Buahhh!!!

Jaemin baru saja sampai kepermukaan ketika Jeno ingin menyusul Jaemin kedasar danau, melihat presensi pria tersebut membuat Jeno mendesah lega.

Segera saja Jaemin meraih tubuh Jeno dan menggapai pinggangnya untuk dibawa ketepian, Jeno tentu saja merasa kaget dengan tindakan Jaemin yang merengkuh pinggangnya, namun ia tidak protes sedikitpun ketika mengerti dengan maksud Jaemin yang ingin menyelamatkan dirinya.

"Kau tidak apa-apa Jeno?" Renjun yang terlihat cemas berusaha menggapai tangan Jeno yang terulur, dibantu dengan Jaemin yang mengangkatnya dari bekakang.

"A-aku tidak apa-apa." Meski terbata karena masih merasa syok, Jeno menjawab pertanyaan sang kakak dengan baik.

Saat Renjun ingin mengulurkan tangannya pada Jaemin, Jaemin malah mengabaikan uluran pertolongan itu hingga membuat Renjun maupun Jeno tentu kaget dengan tindakan Jaemin yang terkesan acuh.

Tak peduli dengan tatapan kaget sepasang kembar Tirian itu, Jaemin memilih pergi dan mengabaikan mereka berdua namun suara Jeno yang menginterupsi membuat Jaemin menghentikan langkahnya.

"Tunggu! Aku belum mengucapkan terimakasih padamu."

Masih dalam posisi membelakangi Jeno, Jaemin membalas dengan gumaman saja, tanpa menunggu lebih lama lagi ia pun segera beranjak dari sana mengabaikan panggilan Jeno yang sekali lagi hampir saja menghentikan langkahnya.

"Dulunya aku mengira bahwa gosip dari orang-orang kalau putra Mirian sombong itu bohong, tak kusangka bahwa itu benar adanya." Renjun yang masih kesal menggerutu saja menyaksikan presensi Jaemin yang mulai menjauh.

Sementara Jeno yang terdiam pun tidak berkata-kata banyak, tubuhnya masih lemas tak sanggup untuk berkomentar.

Namun satu hal yang tidak Jeno sadari, seseorang yang menolong nya tadi kini bersembunyi disebalik pohon guna memantau dirinya yang mulai pergi setelah Renjun bertransformasi menjadi Riana.

"Kau seharusnya berhati-hati Jeno."








🐺🐺🐺








🐺🐺🐺

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ENIGMA || JAEMJENWhere stories live. Discover now