Chapter 9

8.4K 794 72
                                        

Dalam keheningan didalam jejak kakinya, Jeno menguap dengan begitu dalam kala merasakan kantuk yang teramat sangat.

Bukan tanpa alasan Jeno seperti ini, selama hampir dalam seminggu Jeno selalu dihantui dengan mimpi yang sama, mimpi tentang kematian orang-orang tersayangnya.

Kematian sadis yang Jeno terus lihat secara berulang kali dalam mimpi tersebut membuat ia tidak dapat tidur lagi ketika terbangun dari mimpinya, untuk itulah selama dalam beberapa malam ini Jeno selalu merasa kurang akan jam tidurnya.

"Mengantuk sekali hmmm?"

Rangkulan pada bahunya dirasakan Jeno dari seorang wanita yang kini berada disampingnya, wanita tersebut merupakan sang kakak alphanya, Karina.

"Apa kau begadang lagi?" Kata 'lagi' kembali tersorot mengingat dalam beberapa hari ini Karina selalu melihat Jeno dalam keadaan yang mengantuk dipagi harinya, hal itu tentu membuat ia bingung melihat perilaku aneh sang adik.

"Kenapa tidak menjawab? Apa tugas-tugas yang diberikan gurumu terlalu banyak?"

Nihilnya ucapan dari Jeno membuat Karina mendengus lelah, ia kini mensejajarkan langkahnya dengan Jeno.

"Tidak ada. Aku hanya tidak bisa tidur saja."

Alis Karina bertaut mendengar jawaban Jeno, "Ada masalah yang sedang kau fikirkan?"

Tatapan Karina yang begitu lembut membuat Jeno merasakan perasaan tenang dengan perhatian sang kakak tertuanya, "Apa sebaiknya aku menceritakan ini kepada kakak ya? Tapi aku takut membuat kakak khawatir."

"Bukan masalah serius."

Karina menghentikan langkahnya yang otomatis membuat Jeno ikut berhenti juga, "Kau yakin? Aku merasa seperti kau telah menyembunyikan sesuatu dariku."

Wanita yang berstatus alpha itu menatap sang adik dengan begitu selidik, mencari kebohongan atau rahasia tersembunyi yang disimpan oleh Jeno.

"Jangan menatapku seperti itu." Jeno memalingkan wajahnya dari tatapan Karina yang begitu mengintimidasi.

"Aku menakutimu ya? Maaf hmmmm~" Surai sang adik bungsunya dielus dengan penuh kasih sayang. Ia kemudian mengalungkan lengannya dengan lengan Jeno sembari mengajak sang adik untuk berjalan kembali.

Dalam perjalanan kakak beradik itu sempat terjadi keheningan sesaat hingga Jeno akhirnya kembali mengajak kakaknya bicara ketika melihat kereta yang akan membawanya menuju ke akademi.

"Jadi dewasa itu sulit sekali ya kak?"

Pertanyaan random dari Jeno membuat Karina mengalihkan tatapannya kepada sang adik yang memandanginya dengan penuh tanya.

"Tumben sekali kau bertanya seperti ini? Apa yang sedang kau fikirkan?"

Jeno menggeleng pelan ketika tidak menemukan jawaban pasti atas pertanyaannya, "Aku hanya ingin tau saja."

Karina tersenyum pelan sebelum menjawab, "Apa sekarang kau sedang memasuki proses pendewasaanmu? Kau takut dengan masa depan yang akan terjadi?"

Tanpa menunggu lama Jeno mengangguk pasti disusul dengan tawa kecil dari birai Karina.

"Jadi dewasa itu tidak sesulit yang kau fikirkan Jeno, awalnya mungkin takut namun setelah kau menjalaninya kau akan terbiasa dengan segala situasinya."

"Kak Renjun baru saja memasuki proses pendewasannya."

Menyinggung tentang Renjun, omega cantik itu kini tengah menjalani masa heatnya. Setelah memasuki usia 18 Tahun, baik omega atau alpha akan menjalani heat dan rut mereka untuk pertama kalinya.

ENIGMA || JAEMJENWhere stories live. Discover now