잼젠 [a/b/o universe]
Legenda menyebutnya dengan nama 'enigma' yang berarti sang penguasa!
WARNING !!!
TOP! JAEMIN
BOTTOM! JENO
Start : 22 - 08 - 2023
End :
Setelah beberapa hari kejadian yang lalu, Jeno tak pernah lagi bertemu tatap dengan Jaemin. Hari dimana mereka terlibat tatap pada pagi itu, Jaemin tak pernah terlihat masuk lagi ke akademi bahkan ini sudah seminggu lamanya.
"Kemana kau sebenarnya?"
"Ada apa Jeno?" Renjun bertanya kepada Jeno yang tampak melamun, netranya bergulir memandangi tempat duduk Jaemin yang kosong.
"Dia tidak masuk lagi ya?" Tanya Jeno entah kepada siapa.
Merasa mengetahui siapa yang Jeno tuju, Renjun bersuara kembali, "Maksudmu Jaemin?"
Dengan perasaan lesu Jeno mengangguk membenarkan pertanyaan Renjun.
Sepasang kembar Tirian itu mulai membereskan peralatan mereka, memasukkan beberapa perintilan belajarnya ke dalam tas yang mereka bawa. Sesaat setelah siap, mereka pun bergegas untuk pulang.
Ketika berada dipintu gerbang akademi, Renjun memandangi celinguk kereta yang akan menjemput mereka namun hingga sepersekian menit lamanya presensi kendaraan yang mereka tunggu pun tak kunjung menghampiri.
"Aku duluan saja, jalan kaki juga tak masalah." Jeno bersuara acuh kemudian berdiri dari tempat duduknya.
"Hei Jeno, tunggu dulu!"
Tanpa menunggu persetujuan Renjun, Jeno melangkahkan kakinya dengan pasti. Renjun yang tidak ingin ketinggalan pun kemudian mengikuti tanpa banyak bertanya lagi.
¤¤¤
Hampir setengah jam lamanya mereka berjalan namun keheningan masih saja menyelimuti. Renjun yang biasanya cerewet hanya terdiam saja mengikuti Jeno, ia tahu bahwa suasana hati sang kembaran memburuk apalagi setelah keabsenan lelaki pujaannya semingguan ini.
"Ini jelas bukan jalan menuju kastil Jeno, sebenarnya kau mau pergi kemana?"
"Danau."
Sebelah alis Renjun tertarik ketika mendengarkan penjelasan Jeno, ia pun menghalangi Jeno yang semakin mempercepat langkahnya.
"Danau apa?"
Jeno melewati Renjun yang menghalangi jalannya, memilih acuh dan terus berjalan guna mencapai tempat yang diinginkannya. Hingga tanpa terasa mereka berdua telah sampai di tempat yang Jeno maksudkan.
"Aku tidak pernah tahu bahwa ada danau di sekitar ini." Renjun bergumam kecil ketika tungkainya berdiri ditepian.
"Dulunya ini merupakan sebuah kawah besar yang tandus, tapi lambat laun mulai terisi dengan air hingga membentuk sebuah danau buatan." Jawab Jeno yang mendengar cicitan sang kembaran.
"Kawah?"
"Ya, lubang yang sangat besar."
"Bagaimana bisa ada lubang yang sangat besar disini? Kalau di pikir-pikir besarnya bahkan melebihi kastil kita."
"Kata nya dulu ada meteor yang jatuh ke tanah Arendel."
"Benarkah?"
Jeno menaikkan kedua alisnya berulang kali tanda tak yakin setelah menjawab.
"Darimana kau tahu Jeno?"
"Paman Taeyong yang mengatakannya sewaktu kita berusia 15 tahun."
"Oh begitu~" Gumam Renjun yang mulai berjalan menyusuri tepian danau yang tampak tenang airnya, disusul dengan Jeno yang mengikuti dibelakang.
Namun saat akan melompati tepian danau yang terpisah, Jeno tak sengaja terpeleset hingga membuat tubuhnya jatuh ke danau.
Blasss!!!
Suara percikan air itu tentu membuat Renjun terkejut, ia segera membalikkan badannya guna menolong sang adik, sementara Jeno yang berlaku sebagai korban malah terbengong melihat tubuhnya yang basah.
Pangkal danau yang tak begitu dalam memudahkan Jeno untuk mencapai tepian. Tapi saat Renjun akan menggapai tangan Jeno yang terulur, tiba-tiba saja sebuah tarikan dirasakan Jeno pada tubuhnya hingga membuat Jeno terseret ketengah danau.
"JENO!!!"
Renjun berteriak panik melihat tubuh Jeno yang seperti tersedot ketengah danau, sementara Jeno berteriak meminta pertolongan ketika merasakan tubuhnya semakin tertarik kedalam.
Tangannya berusaha untuk menggapai permukaan air namun lagi-lagi tubuhnya terasa sulit digerakkkan, seperti ada yang meliliti tubuhnya hingga tak bisa bergerak bebas.
Jeno memandangi air yang tampak gelap itu dengan perasaan resah, jantungnya berdegup kencang ketika berada di situasi ini.
"Mereka semua harus mati..."
Jeno menajamkan pendengarannya ketika mendengar sebuah suara seperti dengungan dari dalam air.
"Para pendosa itu harus musnah ditanganku..."
Lagi sebuah suara terdengar, entah berasal dari siapa. Membuat Jeno semakin panik dan ketakutan apalagi ketika pasokan udaranya semakin berkurang ketika tak bisa mencapai permukaan.
"Akhirnya kau mengunjungiku..."
Saat sebuah kalimat terakhir itu berkumandang, sebuah lilitan yang sedari tadi menahan pergerakan Jeno pun terlepas. Jeno yang tak menyia-nyiakan kesempatan itu pun mulai berenang kepermukaan air.
"Hahhh..." Jeno meraup oksigen sebanyak-banyaknya ketika berhasil mencapai permukaan.
"Tolong!!!"
Jeno berteriak meminta pertolongan dirasa dirinya tak dapat bertahan lebih lama lagi, tubuhnya pun sudah terasa lemas karena lama berada didalam air.
Tak lama setelah itu terdengar suara lolongan serigala yang menguar ditengah hutan, suara lolongan yang semulanya terasa jauh kini mulai memekakkan telinga ketika presensinya semakin mendekat.
Dari arah selatan tempat Jeno mengapung, terlihat seekor serigala cantik berbadan besar tengah berdiri dengan gagahnya.
Bulunya yang berwarna putih bersih terlihat berantakan tertiup aingin ketika sang serigala berlari tadi. Netranya yang berwarna ocean blue dan amber kini tertuju menatap Jeno yang juga menatap balik padanya.
Jeno mengenali serigala tersebut, serigala cantik berstatus alpha yang pernah Jeno lihat sebelumnya merupakan serigala milik lelaki yang membuatnya gelisah beberapa hari ini.
Sang Alpha Dominan, Jazyel. Wolf milik Jaemin Dey Mirian.
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.
Jezyal (Alpha Dominan)
🐺🐺🐺
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.