Chapter 3 [Editing]

4K 269 11
                                    

Typo~ typo~ typo~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Author pov :

Pagi menjelang. Sinar matahari mulai masuk lewat celah-celah yang ada. Hyoyeon pun membuka matanya perlahan ketika cahaya matahari sampai di matanya.

Ia merasakan suatu beban di perutnya. Hyoyeon dapat merasakan sebuah tangan yang memeluknya amat possesive. Dirinya membeku ditempat ketika mencium bau mint dan kayu manis.

"Mate!! Mate!! Astaga betapa wanginya dia."puji Steffa.

'Aku harus kabur.'pikir Hyoyeon.

"Jangan bilang kau mau pergi dari mate. Tidak lagi. Aku tidak mau."tolak Steffa.

"Maaf, tapi aku harus melakukannya. Aku tak mau bersama mate."kata Hyoyeon kepada Steffa lewat mindlink.

Hyoyeon pun membuat Steffa tertidur agar tak menyebarkan wangi khas Hyoyeon. Setelah dirasa Steffa sudah tidur, Hyoyeon pun mengangkat tangan Sehun dari perutnya dan berjalan mengendap-endap keluar dari kamar.

Hyoyeon pun terus menyusuri lorong yang tiada habisnya. Bahkan Hyoyeon merutuki rumah bak istana ini.

'Sial! Kenapa rumah ini begitu besar? Lama-lama aku bisa tersesat.'batin Hyoyeon jengkel.

Saat menyusuri lorong, ia bertemu dengan seorang maid. Maid itu menatap Hyoyeon aneh.

"Sedang apa Luna disini?"tanya maid itu dan membuat Hyoyeon kaget.

"Aku hanya ingin keluar mencari udara segar."kata Hyoyeon berusaha tenang.

"Kalau begitu saya pergi dulu."kata maid itu dan mendapat anggukan dari Hyoyeon.

Maid itu pun pergi dan Hyoyeon pun dengan cepat menuju pintu rumah bak istana itu. Setelah keluar, Hyoyeon berlari menuju perbatasan dengan cepat.

Hyoyeon tau ancaman yang mengintai dirinya. Jika Sehun berhasil menangkapnya, maka tak ada harapan lagi bagi dirinya untuk keluar.

'Alpha dengan sikap possesivenya.' batinnya.

Diperbatasan banyak werewolf yang berjaga. Hyoyeon pun berusaha bersikap tenang. Salah satu werewolf mendekatinya dan menundukkan kepalanya sekilas lalu menatap Hyoyeon lagi.

"Ada apa Luna berada disini?"tanya werewolf itu.

"Aku ingin keluar. Ya, kau tau? Aku butuh udara segar. Istana Alphamu itu terlalu menyesakkan paru-paruku."kata Hyoyeon berusaha santai.

"Tapi anda tidak diperbolehkan untuk keluar. Ini perintah dari Alpha."kata werewolf itu.

"Tapi aku Luna mu."kata Hyoyeon walaupun dirinya sendiri benci dengan sebutan itu.

"Maaf, tapi tetap tidak bisa."kata werewolf itu yang tetap teguh hati.

Baiklah, kepala Hyoyeon sudah pusing 7 keliling. Tak ada cara lain. Dia pun memukul werewolf itu dan seketika werewolf itu jatuh pingsan karena Hyoyeon memukulnya dengan cukup keras.

Pada saat itu juga, Sehun datang dengan wajah merah padam menahan amarah.

"KIM HYOYEON!! Kembali kau, sebelum aku memberi hukuman."kata Sehun dengan Alpha tone miliknya.

"Tapi maaf, Alpha tonemu tidak berguna bagiku."jawab Hyoyeon dan langsung berlari melewati perbatasan.

"Kau sudah membangunkan serigala yang tengah tertidur Hyoyeon." gumam Sehun dengan amarah yang ditahan.

Dengan segera Sehun berlari mengejar Hyoyeon dengan lari yang dibilang sangat cepat. Hyoyeon dapat merasakan Sehun semakin dekat. Dia pun memasuki hutan berharap agar Sehun tidak bisa menangkapnya.

Tapi nampaknya dewi fortuna berpihak pada Sehun. Sehun pun berhasil menangkap tangan Hyoyeon. Hyoyeon pun memberontak berusaha melepaskan tangannya. Tapi usahanya sia-sia karena pegangan Sehun semakin kuat. Langsung saja, Hyoyeon pun diseret oleh Sehun seperti barang yang tak ada harganya.

Sampai dikamar, Sehun pun langsung membawa Hyoyeon masuk dan mendorong Hyoyeon. Untung saja Hyoyeon tak mendarat secara tak elit di lantai.

"Kau sudah berani dengan ancamanku, hah?!!"bentak Sehun.

"Cih, apa peduliku?"jawab Hyoyeon tak acuh.

"Kau benar-benar tak peduli hah?! Baik, aku tak main-main dengan ucapanku."desis Sehun.

Perlahan-lahan Sehun pun mendekat ke arah Hyoyeon.

"Ma..mau apa kau?"tanya Hyoyeon ketakutan.

"Menurutmu apa?"tanya Sehun dengan smirk menghiasi wajahnya.

"Jangan..."tolak Hyoyeon.

Semakin Sehun maju, Hyoyeon pun semakin melangkah mundur. Hyoyeon dapat melihat mata Sehun yang menggelap. Kini punggung Hyoyeon sudah menabrak dinding. Ia sudah tak bisa lari kemana-mana lagi sedangkan Sehun semakin mendekat.

"Berhenti!!"seru Hyoyeon dengan tubuh gemetar.

"Ada apa? Kenapa badanmu bergetar? Tapi sudah terlambat untuk berhenti."kata Sehun masih dengan smirk yang terpampang.

Sehun pun mendekat dan sudah berada didepan Hyoyeon. Dengan sigap, Sehun langsung memegang tangan Hyoyeon. Hyoyeon terus memberontak. Ia tak mau. Tak akan pernah mau. Tapi apa daya, kekuatannya tak sebanding dengan Sehun.

Hyoyeon terus memberontak, tapi sudah terlambat, Hyoyeon merasakan benda tajam menusuk kulit lehernya. Gadis itu berteriak merasakan sakit dilehernya.

Setelah membuat tanda, Sehun menjilat leher Hyoyeon dari sisa darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah membuat tanda, Sehun menjilat leher Hyoyeon dari sisa darah. Luka itu menjadi sebuah tanda dengan bentuk yang rumit. Sehun mengusap bibirnya dari darah. Lalu mata tajam itu menatap Hyoyeon yang sudah meneteskan air mata.

"Sekarang kau sudah menjadi milikku. Tinggal satu langkah lagi maka kau akan menjadi milikku seutuhnya."kata Sehun senyum mengembang.

Tangannya pun sudah membelai leher Hyoyeon. Jari-jari nya dengan lihai membuka satu persatu kancing kemeja putih yang ia pakai. Hyoyeon yang sudah sadar dari ketakutannya pun langsung menampar wajah Sehun.

Sehun pun mundur selangkah sambil memegangi pipinya yang sudah memerah akibat tamparan mulus dari Hyoyeon. Hyoyeon menangis tersedu-sedu sambil memegangi kedua sisi kemeja nya yang terbuka. Tubuh Hyoyeon lemah. Dia gemetar ketakutan.

Sehun sudah sadar akan perbuatannya dan melihat Hyoyeon dengan tatapan menyesal dan bersalah.

"Hyo..."kata Sehun dan berusaha meraih tubuh Hyoyeon.

"Berhenti disitu. Brengsek kau!!!"teriak Hyoyeon histeris.

"Hyo, maafkan aku..."kata Sehun dan berusaha mendekat.

"Kubilang berhenti!!! Belum puaskah kau, hah?!! Lebih baik kau keluar sekarang."kata Hyoyeon masih dengan tangisannya.

"Tapi.."

"KELUAR!!!!"teriak Hyoyeon.

Dengan tak rela, akhirnya Hyoyeon keluar dari kamar Hyoyeon. Hyoyeon pun jatuh terduduk dan menangis di kedua lututnya. Sekarang ia sudah terikat. Ia tak menginginkan ini. Tidak.
.
.
.
.
.
Gimana??? Sorry, aku memakai kata kasar. Maksudnya supaya dapet feel nya.
Jangan lupa comment atau gx vote.^^

I Hate But I Love My Mate (END) (EDIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang