When I'm With You (End)

209 32 29
                                        













BESTIEEEE WENRENE KITA AJWLSLRKEDIDKKDMSMJWJSN😭😭😭😭😭












CUS BACA AJAAAAAA BESTIEE🥰🥰


















happy reading~
















Buka jendela tutup jendela, gak berasa emang kalau waktu cepat berlalu. Wendy sama Irene? Ya tetap aja begitu. Kadang kompak kadang kayak musuh bebuyutan. Hari ini mereka dapat tugas individu. Tugasnya itu disuruh buat kerangka dari ikan tapi harus tetap utuh dari kepala sampai ekornya secara sempurna. Wow amazing!




Jadi nama-nama ikan udah ditulis di kertas. Sistemnya main cabut undi biar adil kata Pak Sofian.




Sisa dua lagi, Irene sama Wendy rebutan lah. Gila aja kan dapat teri gimana coba? Gak. Bisa gila yang ada.




"Ini punya aku Wen...."




"Lah aku duluan Rin yang ngambil..." Wendy mencoba merebut kertas yang dipegang sama Irene.




"Aku..." "Aku.." Kini mereka saling berebut sama kertas yang digulung kecil itu. Mungkin kalau kertasnya bisa ngomong Irene sama Wendy udah dicaci habis-habisan. Dikira gak sakit apa direbutin kayak gitu. Idihh!




"STOP!"




"Kalian mau disini atau keluar dari kelas saya..." Pak Sofian yang dari tadi mencoba sabar akhirnya bersuara karena gak tahan juga sama tingkah mahasiswanya yang pintar ini tapi buat naik darah.




"Keluar. Ehh enggak Pak, saya mau disini aja hehe.." Ucap Wendy




Wendy sama Irene sama-sama menatap kesal. Seperti api permusuhan menyala dari kedua mata mereka.




"Biar adil, ini buat Wendy dan ini buat Irene.." Pak Sofian ngasih gulungan kertas kecil sama Wendy juga Irene setelah diacak.




"Yes, ikan bawal..." Ucap Irene senang setelah mendapat ikan yang lumayan mudah buat dibuang dagingnya nanti.




"Yah Lele. Pak yang bener aja dong?" Wajah yang cemerlang tadi mendadak loyo kayak kerupuk disiram air karena si lele.




"Loh ya bener itu. Sekarang ya terserah kamu Wendy mau apa enggak. Saya cuma bisa kasih kamu nilai. Kalau gak mau ya siap-siap aja ngul..."




"Saya mau Pak. Saya pasti bisa kok hehehe..." Wendy tersenyum manis, padahal ia ingin sekali teriak sekencang-kencangnya.




"Saya juga yakin kamu pasti bisa.." Pak Sofian tersenyum cerah. Tapi dari sorot matanya keliatan mencurigakan.




"Seminggu ya waktunya. Gak ada protes! Siap gak siap harus siap!" Ucap Pak Sofian sekaligus meninggalkan kelas.




"Siap Pak..." Suara satu kelas mengisi ruangan yang didominasi sama warna putih.

.

.

.

.

Mereka lagi di pasar buat nyari ikan-ikan yang dijadikan tugas tadi.




"Dasar curang.." Ucap Wendy yang masih kesal sama kejadian tadi di kelas.




"Dihh sopan kayak gitu? Jelas-jelas bapak yang ngasih bukan kemauan aku kok..." Jawab Irene




"Halahh ya udah ayok kita tukaran sini ikannya.."




Dua Hati Satu Rasa (PART 2)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora