Vol 1 Ch 9 - Aku Tak Dapat Menyangkalnya, Aku Cinta Padamu

8.7K 508 24
                                    

Vol 1 Ch 9. Aku Tak Dapat Menyangkalnya, Aku Cinta Padamu


Author : Angelina

E-translation : Adrian Julian

E-trans uploader : JinnAugust

Translated by : Hadi


Film 'Like Love' diadaptasi dari novel ini.

===============================================================================

Mai Ding mengikuti An Ziyan ke dalam kamar. Dia bahkan tak lagi melihat-lihat kamar itu karena pikirannya masih shock karena ciuman yang terjadi beberapa saat yang lalu. Sambil menyentuh bibirnya, Mai Ding masih bisa merasakan kehangatan dari bibir An Ziyan. "Kenapa kau menciumku?" Mai Ding tak tahan untuk bertanya. Apa yang dia lakukan sehingga dia pantas mendapatkan ini? Kenapa hal ini tiba-tiba terjadi? Terlalu banyak pertanyaan yang ada di pikiran Mai Ding sekarang.

Tak ada jawaban dari An Ziyan.

Perlahan, An Ziyan membuka kemejanya. Kemejanya jatuh, memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang indah. Mai Ding hanya bisa menatapnya, wajahnya makin merona karena hal ini. Walaupun mereka sama-sama cowok, Mai Ding tak tahu mengapa dirinya merasa sedikit malu dan penasaran sekaligus. Meninggalkan Mai Ding yang melongo seperti orang bodoh, An Ziyan pergi mandi.

Setelah beberapa saat, akhirnya Mai Ding menyadari bahwa dia sekarang berada di kamar An Ziyan. Suasananya terlihat mewah, untuk suatu alasan. Kembali memikirkan ciuman tadi, Mai Ding bertanya kepada dirinya sendiri, apa arti ciuman itu bagi An Ziyan? Atau dia hanya mempermainkanku saja? Mai Ding memikirkan semua kemungkinan yang bisa terjadi. Namun keempat dinding di ruangan tersebut tak bereaksi dengan keberadaan Mai Ding. Disini dia sendirian dengan pria impiannya. Oh tidak, pikirnya. Apakah kami akan melakukan 'itu'?

Tak ada siapapun yang bisa menyalahkan Mai Ding dengan pikirannya saat ini. Lagian, An Ziyan hanya berjarak satu dinding dengan Mai Ding sekarang. Dan An Ziyan juga telanjang bulat. Mai Ding tak bisa berhenti memikirkan itu. Dia bisa mendengar suara cipratan air dengan jelas. Mai Ding mencengkram pahanya. "Sial! Berhenti memikirkan hal itu!" dia berkata kepada dirinya sendiri.

Lama kemudian, An Ziyan keluar dari kamar mandi, seluruh rambutnya basah. Penampilan An Ziyan setelah mandi mengirimkan perasaan aneh ke seluruh bagian tubuh Mai Ding, seperti tersetrum arus listrik.

"Apa kau selesai memelototiku? Sana cepat mandi." An Ziyan menghardik Mai Ding dan melemparkan satu set pakaian bersih kepadanya.

Mai Ding dengan patuh mengambil pakaian tersebut dan menuju kamar mandi. Ketika dia memasuki kamar mandi, dia menyadari bahwa seluruh ruang kamar mandi dipenuhi oleh aroma tubuh An Ziyan. Mengetahui hal ini takkan bertahan lama, Mai Ding mengambil napas dalam seolah ingin menghirup semua aroma yang tersisa di ruangan tersebut. Setelah dia puas, baru dia mulai mandi. Dalam keadaan seperti ini, Mai Ding berusaha keras menahan birahinya, namuan semakin lama, bagian bawah tubuhnya makin bereaksi. Beruntung bagi Mai Ding, pakaian yang dia dapat sedikit longgar sehingga dia bisa menyembunyikan 'ketegangan'-nya.

Setelah dia selesai mandi, Mai Ding melihat An Ziyan menonton televisi. "Dimana kamar tamunya?" Mai Ding bertanya dengan sopan.

An Ziyan menatapnya. Mai Ding terlihat makin mungil karena mengenakan baju kepunyaannya. "Kemari", ujar An Ziyan.

Mai Ding mendekatinya. "Apa yang kau inginkan?"

"Berikan aku keperjakaanmu."

Sebuah bom baru saja meledak dalam otak Mai Ding. Kepolosannya kini seperti tak ada harganya. "Kau ini sialan macam apa, sih?

I still love you, even though you're a manTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang