BAB 3

34 9 3
                                        



'BOOM' suara ledakan yang terdengar sangat keras, hingga membuat semua hero menoleh ke arah tempat berasalnya suara itu.

Hingga di posisi Leo yang mendengar ledakan tersebut, Leo langsung masuk ke dalam toko kelontong dan mengecek keadaan Ardina.

"Gimana?" tanyanya.

"Sebentar lagi bakal bangun" kata Sherly yakin.

"Kalian berdua cek, apa yang terjadi di luar sana, gue bakal jagain dia di sini" kata Leo khawatir juga dengan temannya.

"Lo yakin sendirian di sini Le?" tanya Ian.

"Gausah khawatirin gue, gue bisa jaga sendiri di sini" kata Leo dengan tatapan tajamnya.

Akhirnya, Ian dan Sherly meninggalkan tempat tersebut, dan bergegas ke arah ledakan tersebut.

Di Lokasi Ledakan

"Untung ada lo, Sean!" kata Fino.
Sean membuat perisai dari air untuk menghindari ledakan tersebut.

"Eka, lo gapapa kan?" Sean yang langsung menanyakan keadaannya yang tengah melindungi kepalanya dari hantaman.

"Gu-gue gapapa, makasih ya" ucap Eka, yang membuat Sean tersenyum mengangguk.

"Kita harus buru-buru selesaiin ini semua." kata Nadia yang langsung membuat semua menoleh.

"Gue punya ide, tapi gue butuh kekuatan dari yang lain buat gabungin kekuatan." ucap Nadia.

Fajria dan Aga yang sedari tadi masih berusaha melawan makhluk tersebut, yang baru bisa melumpuhkan 1 makhluk tersebut dengan bantuan dari Aga.

"Berkat lo, kita bisa numbangin 1 makhluk itu" kata Fajria yang tengah mengusap keringatnya di dahi.

"Kita gabungin lagi kekuatan kita, Ji, jangan nyerah!" kata Aga pada Jia.

Mereka langsung menyatukan kekuatan listrik mereka, dan membuat awan di sekitarnya menjadi mendung dan muncul kilatan yang dahsyat di atas awan.

"SEKARANG!"

Aga dan Fajria yang langsung mengarahkan kekuatannya kepada makhluk tersebut, dan membuat makhluk tersebut tersetrum.

"GGHHH!" Makhluk itu meringis, dan langsung jatuh di atas tanah.

"Kita berhasil!" kata Aga.

"Kita balik ke yang lain." Jia dan Aga langsung menuju tempat temannya yang masih melawan makhluk-makhluk itu.

Di sisi lain, Leo, yang masih menjaga Ardina yang masih pingsan, tiba-tiba merasakan pergerakan dari jari telunjuk Ardina, dan langsung menghampirinya.

"Bangun. Lo gak boleh jadi lemah." kata Leo. Ardina yang perlahan membuka matanya, langsung terkejut, karena hanya melihat dirinya di sebuah toko dan tidak menemukan teman-temannya.

"Leo?" kata pertama yang keluar dari mulut Ardina.

"Kita harus cepet ke tempat pertempuran, mereka perlu bantuan kita" ucapnya yang langsung berdiri.

multiple powersWhere stories live. Discover now