1. New Life

Mulai dari awal
                                    

"Alesan," cibir Bianca.

"Ngak, yaampun. Negative thinking banget sih lo. Jangan marah marah mulu, cepet tua lo ntar."

Bianca memutar kedua bola matanya. "Whatever. Sekarang kasih tau gue, kenapa tadi lo mendadak mau ketemu sama gue?"

"Nanti aja gue kasih tau pas dirumah. Udah dulu ya? Bye!"

Lalu, Josh memutuskan sambungan begitu saja tanpa menunggu jawaban Bianca. Benar benar kurang ajar.

"Dasar Josh nyebelin!" umpat Bianca sambil menaruh gagang telfon dengan sedikit kencang.

Bianca memutuskan untuk tidak memikirkan Josh lagi dan menyelesaikan pekerjaannya. Ia mengambil peralatan menggambarnya dan mulai membuat sketsa gaun pernikahan yang diinginkan oleh clientnya.

Tanpa disadari, waktu telah menunjukkan pukul 7 malam, yang berarti waktunya ia untuk pulang. Ia membereskan barang barangnya dan berjalan keluar dari ruang kerjanya.

"Gue balik duluan ya. Ntar kunci yang bener," pesan Bianca pada beberapa staff yang bekerja dengannya dan Abi karena boutique ini tutup jam 8 malam.

"Oke, hati hati," jawab mereka berbarengan.

Bianca mengangguk sebelum keluar dari boutique dan masuk ke dalam mobilnya lalu pulang. Keluarganya dirumah pasti sudah menunggunya untuk makan malam bersama. Padahal, sudah berulang kali Bianca berkata pada mereka agar tidak menunggunya pulang karena jarak boutique ke rumah memakan waktu sekitar 30 menit.

"Tuh, udah pulang," ucap Tante Ghea dari ruang tamu saat Bianca baru sampai dirumah.

"Hai, Tan," sapa Bianca sambil menaruh tasnya di samping Tante Ghea dan mencium pipinya sekilas. Walaupun sudah berumur 40an, Tante Ghea masih terlihat seperti berumur 30an.

Tante Ghea berdiri. "Yuk, makan. Kamu liat tuh mereka berdua udah siap di meja makan."

Bianca menengok ke meja makan dan tersenyum geli. Om David dan Josh memang benar benar sudah duduk di meja makan. Kelihatannya, mereka memang sudah siap melahap makanan yang dimasak Tante Ghea malam ini.

"Aku kan udah bilang, gak usah nungguin aku kalo makan. Kasian jadinya kalian berdua kan," ucap Bianca sambil mengambil tempat duduk di samping Josh.

"Gakpapalah, kan kita emang selalu makan bareng," ucap Om David sambil mengambil lauk yang di masak Tante Ghea.

"Yah, tapi kan dulu aku masih sekolah sama kuliah. Sekarang udah kerja, beda dong."

"Udah ah, bawel lo. Lama lama kita juga kebiasa kok," Josh berucap sambil mengunyah.

Bianca memukul pundaknya. "Ih, lagi ngunyah jangan sambil ngomong kek."

"Ohya, lupa," jawab Josh sambil nyengir.

Bianca menggelengkan kepalanya dan mulai mengambil nasi dan lauk. Perutnya juga sudah keroncongan karena tadi dia melewatkan makan siangnya. Om David bertanya tentang pekerjaan Bianca hari ini, tentang Josh yang baru naik pangkat jadi manager dan lain lain. Hanya mereka berempat di meja makan, hanya ada mereka yang menjadi keluarga Bianca.

Tante Siska meninggal 2 tahun yang lalu. Dia ditabrak bus saat ingin menyebrang jalan. Bianca merasa sedih mengingat ia baru bertemu Tante Siska dalam jangka waktu yang singkat tapi sudah harus berpisah dengannya.

Selesai makan, Bianca membantu Tante Ghea untuk membereskan meja makan dan mencuci piring piring kotor. Sedangkan Om David dan Josh, mereka duduk di sofa sambil menonton tv. Enaknya hidup mereka. Tidak usah membereskan rumah, tidak harus mencuci piring, mencuci baju.

The ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang