Bab 4

32.6K 1.6K 24
                                    


Astaghfirullahal adzim...
Ucapku meminta ampun kepada Allah karena sudah melihat pose terlarang seorang lelaki yang bukan mahromku.
Berkali kali aku merutuki diriku sendiri,, kenapa kejadiannya jadi seperti itu ???
Ia kini bahkan masih merasakan hembusan nafas Gus Akmal...

Asrtaghfirullahal adzim... lagi lagi ia memikirkan dosa itu.

Tak dapat di pungkiri, dirinya senang bisa berdekatan dengan cowok handsome macam Gus Akmal. Dia juga bersyukur, Gus Akmal tak sampai memeluknya.
Umurnya memang hampir 22 tahun dua bulan lagi,, tapi ia tak pernah mempunyai kekasih, wajar ia sedikit meriang di perlakukan begitu oleh Gus Akmal tadi.
Tidak tidak... Kemudian ia ingat satu hal,,, bahwa Gus Akmal tidak akan dekat-dekat padanya kalau bukan karena si kecoa gak sopan itu...
Ahh... Dia sempat geer tadi..
Aish... Kali ini otaknya benar-benar konslet.

*****

  Pagi ini, aku ada kelas di Ula c untuk mengisi pelajaran bahasa arab, aku cepat cepat mandi lalu menyempatkan sarapan agar perutku tak keroncongan kemudian siap menuju lantai tiga yang merupakan lokasi semua kelas berada.
Aku masuk lalu menguluk salam kepada mereka yang sudah siap menerima pelajaran hari ini.

      "Kayfa haluk??" Tanyaku pada mereka dengan bersemangat.

    "Alhamdulillah,,, kunna bil khoyri wal 'afiyah wa hamasah" Jawab mereka serentak.

Kemudian aku mulai menjelasakan satu persatu materi bahasa arab kepada mereka.
Setelah tugasku rampung di kelas ula c, aku berpindah ke kelas ula a, b dan d. Setelah itu aku dapat tidur siang dengan tenang.

Setelah selesai mengajar aku mengusap wajahku yang berkeringat karena mengajar bahasa arab itu harus punya kekuatan ekstra dan butuh semangat yang tinggi.
Jika aku tak mengingat Allah dalam hari hari ku,, mungkin dalam hati ini masih terbesit rasa tidak ikhlas ketika mengajar walau cuma sekecil biji sawi tak kasat mata.
Dan nyatanya Allah masih sangat sayang kepadaku,,,,
Allah selalu hadir dalam hari hariku yang kadang bosan atas runitinas ini...
Begitu juga hadirnya Ummi dan Ayah yang selalu memotivasiku setiap aku melangkah...
Tak lupa Kak Rizal yang meski nyebelinnya setengah mati,,, dia tetap Kakakku yang selalu memberiku masukan jika aku memutuskan untuk memilih suatu hal.
Alhamdulillah Ya Allah... Engkau telah mentakdirkanku berada di tengah-tengah orang-orang yang baik.

*****
Akmal' POV

Setelah belajar kitab ibnu aqil....Aku beranjak dari kamarku dan melangkah menuju lantai tiga.
Lumayan laah,,, melihat lihat pemandangan setelah dua hari ini hanya kitab ibnu aqil yang bisa ku lihat. Mengingat besok aku mulai mengajar pelajaran nahwu di kelas tsani Madrasah Aliyah.
Ooh... Aku lupa..
Lantai tiga rumahku ini berhadapan dengan kelas-kelas yang ada di lantai tiga.
Iseng aku memicingkan mata,, melihat siapa Ustadzah yang begitu semangatnya mengajar bahasa arab.
Masyaallah....
Bukankah itu gadis berkerudung pink yang melihat pose seksi ku semalam???
Jadi dia ngajar bahasa arab toh,, pantas juga sih... Suaranya sangat lantang dan kelihatannya dia juga sangat menguasai materi yang di berikan kepada murid-muridnya..
Tampak dari jauh kelas itu sangat "hidup" karena Gadis itu mampu menguasai kelas dengan baik.
Sayangnya aku tak bisa melihatnya dengan jelas bagaimana ekspresi wajahnya saat itu.
Apakah sama menggemaskannya dengan malam itu??
Puas aku melihatnya mengajar, aku kembali masuk ke dalam kamar..

      "Habis ngapain Kak,, kok kayaknya seneng banget?"Goda Itmam yang tau tau sudah terlentang di atas kasurku.

     "Loh,,, kamu kapan datang mam? Nyelonong ajah gak pake salam." Tanyaku acuh sambil menyalakan laptop.
 
      "Aku sudah salam dari tadi Kak, gak ada yang nyautin. Emang kemana semua sih??"

Aku baru ingat, kalo Ummi dan Abah hari ini berkunjung ke rumah Jaddatiku di kediri diantar Ning Zakiah dan suaminya Kak Salman.
Sementara Nabila tentu saja sekolah.
Dan mbak mbak yang biasanya ada di sini mungkin juga punya kesibukan masing-masing.

     "Ummi Abah ke Kediri mam,, jenguk calon istri kamu" Godaku asal.

    "Calon istri calon istri,,, bukannya kamu kak yang seharusnya cepet cepet nikah,, kamu kan baru pulang dari Maroko"

Ku balas sindiran halus Itmam dengan pelototan mata. Itmam sama sekali tak takut dengan pelototanku, tanpa merasa bersalah ia sukses melempar bantal busa itu tepat megenai wajahku.
Melihatku meringis,, Itmam terkikik geli,,, kemudian aku ingat tentang satu hal yang sangat ingin ku tanyakan padanya.

   "Mam,,ngomong-ngomong kamu ada yang cocok nggak sama anak sini..." Ucapku memancingnya.

   "Baru-baru ini aku lagi tertarik sama satu orang Kak." Balasnya sambil memainkan ipad kesayangannya.

Tertarik sama satu orang?? Apa mungkin itu Ustadzah Nayla??
Kok aku jadi kepo banget sih???

     "Ooh... Cantik nggak anaknya mam?? Ciri cirinya gimana?" Tanyaku terus memancingya.

    "Cantik Kak,,, ada dua lesung pipi lagi di wajahnya. Manis banget deh"

Dua lesung pipi?? Kalau hal ini aku tak tau,,,apa Ustadzah Nayla punya lesung pipi apa enggak.

      "Aku tau orangnya Mam...Ustadzah Nayla kan???" Tebakku yang langsung membuatnya terbatuk-batuk.

Tuh kan,,, mendengar nama Ustadzah Nayla saja dia terbatuk-batuk... Jadi benar,,, kalau Ustadzah Nayla mempunyai hubungan special dengan adik kembarku ini.

     "Ya Salaaaam Kak,,, yang bener aja aku suka sama Zahra,,, memang sih dia cantik,, tapi aku sudah menganggapnya sebagai teman."

      "Zahra??? Yang ku tebak tadi bukan Zahra Itmam,, tapi N-A-Y-L-A" Ucapku sengaja mengeja nama Ustadzah itu,, habis sih,, Itmam ngaco banget.. Tanya Ustadzah Nayla jawabnya Zahra.. Apa dia punya selingkuhan di belakang Ustadzah Nayla????

     "Nayla sama Zahra itu sama saja Kak.... Nama lengkapnya Nayla Zahra Kamilah.. Aku emang terbiasa manggil ia Zahra"

     "Ooh...."Balasku menyesali ke sotoyanku.. Jadi Itmam sama sekali tak punya hubungan khusus sama Ustadzah Nayla? Kok bisa kayaknya deket banget yaah???

      "Zahra kan sering kesini Kak,, menemani Lubabah di sore hari,, kadang juga kalau Nabila meminta dia untuk ke sini,, dia akan datang malam hari,,, jadi aku lumayan dekat dengannya.... Emm.. apa jangan kakak ada felling ya sama dia??" Tebaknya sambil menatap tajam ke arahku.

Kali ini aku yang refleks terbatuk batuk mendengar pertanyaan Itmam.
Ada felling sama Ustadzah Nayla?? Yang bener aja...

       "Nggak Mam,, kemaren dia kesini,, trus menyangka aku itu kamu mam.." Jelasku pada Itmam agar tak salah paham.

      "Ohh,,, dia cantik loh Kak, wajahnya juga nggak ngeboseni...anaknya juga mudah bergaul dan paling penting.. Dia hafal alfiah loh kak."

Subhanallah... Gadis itu ternyata hafal alfiah??
Seketika terlintas di pikiranku jumlah nadzom alfiah yang semuanya berjumalah 1000,,, oleh karena itu di namakan alfiah.
Hebat juga dia ternyata.
Dan kini aku mulai tertarik untuk mengetahui kehidupan Gadis itu.
Bagaimana sisi kehidupan yang tersembunyi di balik penampilannya yang sederhana itu???

Hubban jammanWhere stories live. Discover now