Gigi berhenti berjalan, gadis itu melihat Jeffrey yang sibuk meremat lembut tangan Dimas di genggamannya sementara Dimas masih mengusap sisa sisa air mata
"Apapun itu gue harap Lo berdua bahagia dengan cara kalian sendiri."
••••••••
"Bapak kecewa sama kalian, kalau memang rumor itu benar." Pak Agus menghela nafas menatap kedua siswanya yang ia panggil lima menit lalu
Ruangan itu hening untuk beberapa saat, Pak Agus berdiri di depan jendela. Melihat siswa siswinya yang lain bermain kesana kemari dengan senang
Ia berbalik "Kalian masih muda, bapak yakin hubungan cuma buat senang senang dan menuntaskan rasa penasaran kalian. Jeff Dimas, bapak nggak bisa maksa kalian gimana gimana semua resiko kalian sendiri yang tanggung."
Dimas menunduk, hampir menangis tetapi Jeffrey menggenggam tangannya erat di bawah meja
"Bapak cuma minta satu hal, kalian harus lulus dari sini dan jadi seseorang suatu saat nanti. Kalaupun sampai saat itu tiba kalian ternyata masih bersama, kalian tetap harus jadi seseorang." Pak Agus tersenyum tipis "Semua siswa disini adalah putra putri bapak, kalian juga. Bapak menyayangi kalian apapun yang terjadi."
Keluar dari ruangan pak Agus, Dimas menangis sesenggukan di pelukan Jeffrey. Remaja itu tidak tau harus bagaimana ke depannya
Ibu dan ayahnya tau tentang penyimpangan seksualnya, tapi tidak tahu tentang orangtua Jeffrey bagaimana. Tapi dari semua yang sudah terjadi, apa dia sebenarnya untuk Jeffrey?
"Hai kak Dimas!" Dimas berbalik dengan mata basah oleh air, ia melihat beberapa orang adik kelas yang biasa ia bantu di OSIS menghampiri mereka
Adik kelasnya itu tersenyum riang "Kak, aku nggak menghakimi kakak atas apa yang lagi heboh akhir akhir ini, kakak berhak bahagia dengan pilihan kakak sendiri, aku selalu dukung kakak sama temen temen lain juga. Lagian kak Jeffrey juga ganteng kalian cocok."
Jeffrey terkekeh melihat gadis itu mengedip dan berlari setelah mengatakan semuanya "Lo liat kan? Semua orang nggak harus suka sama kita, jangan bebanin diri Lo oke?"
Dimas mengangguk pelan "Jeff."
Jeffrey membawa Dimas untuk duduk di halaman belakang sekolah, ia membelai pipi Dimas sayang "Kenapa?
"Gue itu, apa sih buat Lo?"
Jeffrey tergelak mendengar ucapan Dimas "Maunya apa?"
"Jeff ih serius." Dimas merengek, Jeffrey kembali terkekeh "Dimas cantik kita udah ciuman, kita udah ngewe menurut Lo apa?"
"Tinggal bilang aja susah banget si anjing." Dimas berdecak marah, remaja itu memukul dada Jeffrey tak main main
Jeffrey meringis merasakan perih yang lumayan di dadanya, ia mengecup singkat pipi Dimas "MASIH DI SEKOLAH!"
"Kecup dikit elah."
Dimas cemberut kesal, Jeffrey yang kegemasan menjepit pipi Dimas gemas "Yaudah kalo Lo mau yang jelas...." Ia menjeda ucapannya "Dimas Lo itu pacar gue, punya gue, kekasihku, cintaku, sayangku, gemesku, cowoku, itil—"
"UDAH DIEM!" Dimas membekap mulut Jeffrey dengan wajah memerah, remaja itu bergeser saat Jeffrey memepet jarak mereka berdua "Jelas sekarang? Lo siapanya gue?"
Dimas membuang muka "Tapi bukannya Lo suka cewek?"
Jeffrey mengangguk pelan "Emang gue suka cewek." Dimas cemberut, ia terkekeh "Gue gasuka cowok karena sukanya Dimas yang beriti—"
YOU ARE READING
Our Story (Jaedo Oneshoot Collection)
Fanfiction_____________ This is our love, our story, our world baby
Secret between us Part 3 ( END)
Start from the beginning
