"Tidak, Atlas. Aku tidak merasakan sakit, hanya saja kakiku sangat kaku dan susah untuk digerakkan. Aku baik-baik saja, tenanglah." Begitulah Ayesha berusaha menjelaskan pada sang kekasih.
Pada akhirnya, Atlas mengangguk saja. Walaupun sebenarnya, ia merasa sangat cemas tanpa sebab. Seorang Jenderal seperti dirinya akan lemah di hadapan sang kekasih. Terlebih, hanya Ayesha yang ia miliki saat ini sebagai tempat bersandar.
Lain hal dengan Pangeran Inocenzio. Dia ada di tanah lapang, tempat dimana kemarin mereka masih berperang. Saat ini ia sedang bermain dengan D'Jino dan ditonton oleh para anak-anak dari Lembah Dirmaga. Anak-anak yang usianya berada di rentang usia 3 - 8 tahun itu pun tertawa takjub saat D'Jino menunjukkan aksinya di hadapan mereka. Sebenarnya bukan bisa dibilang aksi, hanya gerakan terbang di udara, mengayun ke sana kemari, dan mengeluarkan napas apinya. Tapi hal sederhana seperti itu saja sudah membuat anak-anak itu takjub.
Pangeran Cleon juga ada di sana. Duduk bersama anak-anak yang lain dan ikutan tertawa melihat kesombongan D'Jino sebagai naga terbang. D'Jino ini jika manusia, sudah pasti narsis seperti Stephen. Sayangnya naga ini hanya mampu berkomunikasi batin dengan Pangeran Inocenzio, sehingga tidak bisa narsis kepada yang lain. Pangeran Cleon melirik ke sebelah, Irashabel ikut menonton. Senyuman tipis itu terlihat di wajah rupawan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Entah kenapa Pangeran Cleon salting. Aahhh... dia seperti Pangeran Jeofrel yang jatuh cinta pada Varischa. Sial!
Di sisi lain, Pangeran Hannes menepati janjinya pada Stephen. Seusai makan, Pangeran Hannes mengajak Stephen ke air terjun yang airnya tak pernah membeku. Stephen ingin melihat pertunjukan air dari Pangeran Hannes. Beberapa orang ikut berkumpul di pinggir air terjun untuk menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh Pangeran Hannes. Mulai dari anak-anak hingga yang dewasa.
Ular kobra air transparan, makhluk air transparan, putri duyung transparan, semuanya Pangeran Hannes tunjukkan. Stephen tentunya terperangah dengan pertunjukan aksi tersebut. Di dimensinya tidak ada hal yang demikian. Pangeran Hannes tampak keren berdiri di tengah-tengah air terjun, kakinya menapak di atas air tanpa tenggelam sedikitpun.
Pangeran Hannes sangat luar biasa! Pikir Stephen.
•
•
"Kau yakin akan ke sana?"
Ratu Zarunia terkejut mendengar pernyataan Pangeran Jeofrel yang mengatakan akan pergi ke Pulau Ashmarelda. Orang-orang yang tengah menikmati sarapan pagi hari itu kini menaruh perhatian lebih pada obrolan Ratu Zarunia dan Pangeran Jeofrel. Mereka ada di dalam gua, tempat istana Raja Ambraka berada. Ada gua kecil di sisi lain, yang merupakan ruang makan.
"Ya, aku yakin," jawab Pangeran Jeofrel. Namun, wajahnya menunjukkan rasa penasaran atas kebimbangan dari raut wajah Ratu Zarunia.
Ratu Zarunia saling pandang dengan Raja Ambraka. Keduanya tampak tidak setuju dengan keinginan Pangeran Jeofrel.
"Ibuku bilang, di sana ada seorang dukun yang bisa menyembuhkan Varischa." Pangeran Jeofrel mencoba menjelaskan maksud dan tujuannya.
"Ya, memang ada." Raja Ambraka meneguk segelas air sebelum akhirnya melanjutkan dan ketujuh Putra Kerajaan menunggu jawabannya, termasuk Stephen, "tapi Ibumu tidak bilang kalau Pulau itu tengah menghadapi konflik selama 50 tahun belakangan."
Orang-orang seketika menarik napas tidak percaya. Apalagi ini? Konflik lagi? Konflik apalagi yang harus mereka hadapi?
"Pulau yang letaknya di atas laut, yang mana kala airnya surut, kalian bisa melihat jalan berupa hamparan pasir putih yang jalannya membelah lautan dan menghubungkan pinggiran pantai dengan pulau Ashmarelda. Itu, kan, yang Ibumu katakan?"
YOU ARE READING
(Seri 2) D'FORSE | FINDING THE MISSING
FantasySetelah berhasil keluar dari dimensi kerajaan D'Forse, Varischa berniat masuk kembali ke dalam dimensi kerajaan untuk menyelesaikan sebuah misi. Kali ini ia tidak sendirian, Tuan Amberson dan Stephen-seorang anak yang merupakan keturunan campuran da...
EPILOG
Start from the beginning
